3. Tatapan

17 3 0
                                    

"Haah... Akhirnya selesai juga." keluh Raven sambil menghela nafas,"Eh Yon, katanya penerimaan anggota osis baru udah buka. Lu kan mau daftar?" tanya Pramu, teman sebangkunya.

"Hah? Yang bener lu Pram? Kok gua ga tau?"

"Aihh, ga liat mading sih lu Yon."

"Ya kan gua tadi telat mana sempat liat mading,"

Raven langsung berdiri dan mengambil buku dan tepak ke dalam tas,"E, e, e, eh, buru buru amat lu Yon. Kan pendaftarannya ga cuma hari jam ini doang." sewot Pramu,"Tsk aelah, males ngantri gua Pram, dah gua duluan." balasnya, Raven menggantung tas selempang ke bahu dan langsung pergi,"Kebiasaan lu Yon, tega banget ninggalin gua. Dah lah, daftar nanti ngantin sekarang." gumam Pramu.

✿₍₍◞( •௰• )◟₎₎✿

Raven sampai di depan pintu pendaftaran anggota OSIS baru.

Deg deg deg

Raven membuka pintu pelan dan masuk, berdiri diam.

Raven menatap sekitar dan berhenti, Raven menatap sosok yang mirip seperti seseorang?

David Claw

"Hm? Kayak ga asing?? Mirip siapa ya?" gumam ku.

Teman disebelah orang itu bingung melihat mereka berdua.

"Dimas Anggara, nama orang disebelahnya.." ucap Raven dalam hati.

"Permisi Kak.., anu, saya mau daftar OSIS." ucap Raven gagap.

Dudom!

"Bodoh! Kok malah gagap!"

Deg deg deg

Raven menatap ke arah senior yang bernama David.

"SENYUM?! GANTENG BANGET SENYUMANNYA! MAS ATIKU RA KUAT!!" teriaknya dalam hati. Lihatlah, senior itu terlihat memberikan senyuman yang paling tulus.

"Iya, bentar ya. Kakak ambil formulir nya, duduk aja dulu." ucapnya, Raven mengangguk dan duduk di kursi sebelah pintu.

Duarr!!

"APA ITU APA ITU?! UDAH MUKAK GUD LUKING, SUARANYA JUGA DALEM BANGET! IDAMAN BANGET AAAAAA!!!" teriaknya lagi dalam hati,"kalau gini mah, semangat sih ngerjain tugas-tugas OSIS."

Aku menutup mulut untuk menutupi diriku yang tertawa kecil,"Bodoh, emang dia mau sama kamu?" Benar juga, tidak mungkin dia ingin denganku. Mungkin dia memang mudah tersenyum.

✿₍₍◞( •௰• )◟₎₎✿

Setelah Raven mengisi formulir, dia keluar dari ruang OSIS.

"Bro, lu daritadi liatin dia mulu. Pas dia pergi, mukak lu kek anak kecil ditinggal di pasar." ucap Dimas.

"Dim, lu pernah ga mimpi?" tanya David, lalu David mengambil teh botol yang berada di sampingnya.

"Ya pernah lah, yang gua inget sampe sekarang itu; digendong genderuwo, dicium mbak kunti, nikah sama pocong trus selingkuh sama tuyul." celoteh Dimas sambil menghitung jarinya, David yang sedang minum terkejut dan tersedak,"Ge we es." ucap David.

"Bukan gitu maksud- uhuk! Gua Dim! Uhuk uhuk! Maksud gua kayak lu ketemu orang di mimpi trus lu ketemu dia di dunia nyata! Pernah ga?!" seru David,"Ah budeg gua lama-lama." Dimas menutup kuping dengan kedua tangan.

"Kalo itu; dilempar sendal jepit sama emak, dikejar bapak, mandiin anaknya tetangga sebelah." lanjut Dimas.

David menatap Dimas dengan ekspresi tidak suka,"Dahlah, ga guna nanya lu." ucap David.

"Van, lu pernah ga?" David mengalihkan pertanyaannya kepada Vandra,"Heem, pernah nya sekali. Mimpi Dimas bawa beruang trus Dimas dimakan sama beruangnya." jawab Vandra sambil terus mengetik di ponselnya.

"Emang kenapa Vid kok nanyain begituan?" tanya Vandra tidak tertarik, ya dia nanya cuma iseng-iseng aja.

"Gepepe."

"Oh."

"Dah ya, gua duluan mau pulang, ngantuk gua. Kalo ada yang mau daftar kalian yang urus." ujar David, dia berdiri dan mengambil tas nya.

"Sayonara wa... Dame dame...," ucap Dimas,"Apa sih wibu." balas David. David mengambil teh botol yang ada di meja dan pergi.

✿₍₍◞( •௰• )◟₎₎✿

>Hai, hari ini aku udah upload 3 chapter ya? Hehe. Ga tau mau ngapain jadi nulis aja.

>Anyways, aku masih blum nyari foto Dimas sama Vandra jadi ya gitu

>Ok, sekian terimakasih. Baibai!!
CahyaArindi
<( ̄︶ ̄)>

Stargazing With You [BL] DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang