MPA - 6

95.7K 10.4K 224
                                    

🚴🚴🚴


"Kalau gitu Meyra pamit dulu Bulik, tugas udah numpuk soalnya," ujar Meyra sembari terkekeh kecil. Bulik Zulha pun mengangguk di sertai dengan senyumannya.

"Ya sudah kalian hati-hati ya," pesan bulik Zulha.

Setelah menyalimi bulik Zulha mereka pun beranjak dari sana. Keberadaan Zuan bersama Ameyra dan Vella kesannya jadi mereka seperti berteman yang padahal posisi Zuan adalah atasan mereka.

Tadi setelah Ameyra selesai fitting, Reygan tiba-tiba mendapatkan telepon dari rumah sakit lelaki itu pun langsung beranjak dari sana dan kembali ke rumah sakit.

Jadi begitulah, Reygan yang di hadapkan dengan dua tugas. Jadi Reygan seakan sangat sulit untuk bersantai ria menghirup udara segar dan bahkan untuk refreshing. Tapi, refreshing itu akan berlaku jika lelaki itu memang sudah dalam keadaan benar-benar capek. Maka dirinya akan merehatkan fikirannya sejenak.

Di dalam perjalanan menuju kantor, Zuan agak banyak bercerita dan dari cerita itulah Ameyra dan Vella tau jika Zuan adalah seorang mualaf.

Waktu lalu Ameyra mengira jika Zuan adalah seorang non muslim tapi setelah melihat dan beberapa kali bertemu lelaki itu di mushola dan Ameyra menyangka dirinya telah salah sangka. Tapi dari situ dugaan Ameyra tidaklah salah seutuhnya dan sekarang telah terungkap setelah Zuan menceritakannya.

Bercerita tetang Zuan. Lelaki itu berniat memeluk agama islam sejak zamannya duduk di bangku perkuliahan. Keputusannya untuk berpindah agama dan membulatkan niatnya memeluk agama islam bukan karena mengejar sepucuk cinta dan dunia. Niatnya tulus dan murni dari hati untuk menjadi seorang muslim.

Dulu karena Zuan sering mengikuti kajian yang padahal setatusnya masih sebagai seorang non-muslim. Entah ada ketertarikan tersendiri setiap mendengar informasi tentang adanya jadwal kajian. Maupun yang di adakan dari kampus atau kajian yang memang di adakan setiap hari tertentu di masjid besar sekitar kampusnya.

Awalnya teman-temannya pada terheran akan sikap Zuan yang sangat bersemangat mengikuti kajian-kajian yang ada. Meskipun dirinya tidak mengerti apa yang di sampaikan di dalam kajian tersebut tapi mendengar itu hati nya seakan jadi lebih tenang.

Setelah lulus kuliah dan dirinya berhasil meraih gelar sarjana, Zuan meminta izin kepada kedua orang tuanya. Tidak mudah mengambil hati kedua orang tuanya itu, butuh perjuangan di setiap langkahnya. Dan pada akhirnya sebuah insiden terjadi. Zuan mengalami insiden kecelakaan dan membuatnya kehilangan banyak darah. Begitu kabar sampai di telinga kedua orang tuanya. Mereka pun langsung menuju ke rumah sakit tempat putra sulungnya di rawat.

Disaat Zuan membutuhkan banyak kampel darah, darah yang ada dan cocok dengan golongan darah hanya tersisa beberapa kampel, artinya stok darah kurang. Tapi ada seseorang yang menolongnya dengan mendonorkan darah untuk Zuan. Dan orang itu adalah Reygan.

Singkat cerita waktu di masjid Reygan tidak sengaja mendengar seorang yang tengah dalam keadaan rapuh dan sedang meminta pencerahan kepada seorang ustadz. Reygan pun sengaja mendengarkan curhatan dari seorang lelaki muda dan ustadz tersebut. Orang itu menceritakan segala gundah keluh kesah yang di rasakan.

Selesai dari sana orang itu pun beranjak dari masjid. Reygan pun menanyakan sekaligus memastikan apa yang di dengarnya pada ustadz tadi dan ternyata dugaannya benar.

Ketika Reygan keluar dari masjid dan hendak menuruni anak tangga pandangannya jatuh ke depan sana. Reygan pun menghentikan langkah seseorang dan menanyakan akan hal yang terjadi. Orang itu bilang jika seorang laki-laki mengalami kecelakaan. Mendengar itu jiwa medisnya terpanggil. Sebelum beranjak menuruni belasan anak tangga dengan cepat tidak lupa Reygan mengucapkan terima kasih.

Orang-orang yang melihat Reygan berlari pun agak terheran itu di khususkan bagi orang yang tidak mengenal lelaki itu, tapi yang mengetahui hal itu wajar kenapa Reygan lari-larian jika ada kecelakaan di depan pandangannya.

Begitu Reygan sampai di tempat kejadian dirinya sangat terkejut pasalanya orang itu adalah orang yang menemui ustadz tadi. Melihat banyak darah yang keluar. Reygan pun langsung menghubungi rumah sakit dan disana juga ada orang baik yang mau mengantarkan Zuan menggunakan mobilnya menuju ke rumah sakit yang kebetulan tidak jauh dari sana.

Reygan meninggalkan mobilnya dan ikut masuk dalam mobil yang membawa Zuan. Reygan berusaha sekeras mungkin untuk mencoba menghentikan pendarahan di bagian kepala Zuan. Sampai-sampai baju kemeja putihnya banyak lumuran darah.

Sampainya di rumah sakit mereka langsung di sambut. Para medis sudah menyiapakan kebutuhan seperti gulungan kain kasa, kapas dan lain sebagainya. Zuan pun di pindahkan ke brankar lalu di larikan langsung ke ruang operasi.

"Dok stok darah nya tidak cukup," ucap seorang perawat.

"Ambil darah saya," kata Reygan.

"Tapi Dokter minggu lalu bukankah sudah donor rutin?"

"Ini perintah, jangan banyak bicara," ujarnya dan sang suster pun hanya bisa menurutinya.

Reygan pun mendonorkan darahnya. Setelahnya operasi pun di mulai. Jika di ulur bisa-bisa nyawa seseorang tidak dapat di selamatkan. Soal biaya? Reygan sudah mengurusnya jika tidak operasi akan tetap di tahan.

Dari situlah orang tua Zuan datang dengan keadaan berantakan mengetahui anaknya tengah berjuang di antara hidup dan mati di meja ruangan operasi terbaring tidak sadarkan diri.

Ketika tengah dalam keadaan genting orang tua Zuan mendengar jika kecelakaan anaknya terjadi di sebuah masjid besar yang tidak jauh dari rumah sakit ini. Penyesalan pun hinggap. Tapi takdir seseorang tidak ada yang tau.

Dari kejadian itu, orang tua Zuan memberikan izin restu pada putra sulungnya untuk pindah agama dan memeluk agama Islam. Zuan pun sangat bahagia, mendapatkan restu itu dari kedua orang tuanya. Setelah memperjuangkan antara hidup dan mati, tidur tenang selama kurang lebih satu bulan karena mengalami koma. Tapi baginya dirinya hanya tidur sebentar.

Orang tua Zuan sangat bersyukur dan tentunya sangat ber terima kasih pada Reygan. Tapi ketika Orang tua Zuan hendak mengganti keseluruhan biaya rumah sakit pada Reygan. Tapi lekaki itu tidak mau menerimanya.

Setelah banyaknya cobaan akhirnya Zuan benar-benar menjadi seorang muslim. Bukan hanya itu yang Reygan lakukan untuk Zuan. Reygan juga mengajak Zuan untuk mendalami ilmu agama di pondok pesantren yang didirikan oleh jid-nya (kakeknya) yaitu Kyai H.Djzamri Hasyim Atmaja.

Berjalannya waktu Zuan menjalin pertemanan dengan Reygan dan bahkan kini pertamanan itu sudah berubah menjadi persahabatan.

Disaat posisi Reygan tengah dalam mencari sekretaris pribadi dari situlah awal mula Zuan menjadi sekretaris Reygan.

"Ya Tuhan terharu saya Pak," ucap Vella.

"Inilah cerita hidup saya," ujar Zuan dengan seulas senyumannya.

"Meyra, pilihan orang tua mu tidak lah salah. Pak Reygan orangnya baik luar maupun dalam. Ya meskipun orangnya datar begitu," kata Zuan di akhiri dengan tawa kecilnya.

"Wah parah nih Pak Zuan, laporin ajalah sama Pak Reygan Mey," canda Vella.

"Ih jangan cepu gitu atuh," kata Zuan seraya melihat spion atasnya dengan raut wajah mengsedih yang ia seinkan pada Ameyra.

"Jelek Pak Zuan, jangan gitu," kata Ameyra dengan tawanya.

Mereka pun tertawa bersama. Setelah mendengar cerita dari seorang sekretaris sekaligus sahabat dari Reygan.

TANDAI YA JIKA ADA TYPO YANG TERTINGGAL! ^^

MENANTU PILIHAN ABI [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang