MPA - 8

87.8K 9.2K 138
                                    

"Em Mas Rey, nggak bilang kalau mau kesini," kata Ameyra membuka percakapan terlebih dahulu. Agak kaku gitu tapi harus di biasakan mulai sekarang.

"Vino sama Vira yang ajak, kebetulan orang tua mereka main ke rumah Mas," ucap Reygan.

"Pulang dari RS jam berapa?" tanya Ameyra.

"Jam enam lewat," ujar Reygan.

Ameyra saja tidak tahu kalau bakal keponakannya itu akan main ke rumah ini. Apa lagi sama Reygan, om nya si kembar. Lebih tepatnya calon suaminya.

Ameyra banyak tertawa karena melihat tingkah lucu Alvino dan Alvira. Mereka tengah bersantai di ruang tivi, sejak awal kedua bocah itu berkenalan dengan Ameyra lalu seperti ada magnet di antara mereka. Kedua bocah itu langsung lengket, seolah sudah kenal lama dengan Ameyra. Tapi tidak heran sih, kalau Ameyra juga sangat menyukai anak kecil. Jadi anak kecil yang kenal dengan nya pasti langsung suka.

Beralih ke Reygan, lelaki itu sedikit banyak berbica dengan kedua orang tua Ameyra, tapi lebih banyak dengan Abinya. Meski modelan cool khas seperti Reygan, ternyata lelaki itu juga mau bercanda, apalagi di pertemukan sama orang seperti abinya.

🚴🚴🚴

Kini lelaki itu tengah duduk di rerumputan hijau dengan kaki di luruskan menyilang seorang diri di taman depan rumahnya dengan di temani segelas cangkir kopi.

"Ayo Ray kejar Aisha!"

"Wle_wle__ nggak kena gak kena!"

"Ah Rayhan lemah, masa gitu aja capek! Kaya Aisha dong kuat!"

"Yah hujan ni Sha, ayok kita neduh. Nanti kamu di marah Umi loh main hujan,"

"Nggak apa Ray, Umi kan nggak tau,"

"Tapi nanti kamu bisa sakit Aisha,"

"Sekali aja, ayok Ray. Nanti kalo basah pulang pasti nggak kena marah kok,"

"Iya nggak kena marah, tapi cuma kena omel,"

"Nah itu tau,"

"Bandel ya Kamu," gumam Rayhan menirukan perkataannya dulu sembari menatap ke langit malam yang hanya di hiasi oleh sedikit bintang. Karena langit juga sedikit mendung. Disana Rayhan sedikit bernostalgia seorang diri. Mengingat masa-masa dulu ketika waktu bermain bersama gadis kecil bernama Ameyra.

"Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dari saya Sha," Rayhan menundukkan kepalanya sembari tersenyum. Senyuman yang hambar. Rayhan menoleh ke arah segelas cangkir kopi yang di bawanya, tangannya pun terulur untuk mengambil. Lelaki itu pun menyesapnya perlahan.

"Rayhan? Nak," panggil bunda Lina namun terselip nada agak sedikit panik. Rayhan pun tersentak lalu bangkit dari santainya seraya membawa secangkir kopinya.

"Iya Bun," Rayhan pun mendekati bundanya.

"Ayo kita ke rumah Abang mu, katanya Mbak mu mau lahiran," ajak bunda Lina.

"Sebentar Bun, Ray ambil kunci mobil," ujar Rayhan setengah berlari mengambil kunci mobil.

Setelahnya mereka pun beranjak dari sana. Menuju ke rumah Revan, abangnya. Memang ini adalah sudah memasuki waktu lahiran Shalma. Tapi perkiraan dokter sekitar dua mingguan lagi, tapi ini seminggu lebih cepat dari perkiraan dokter.

🚴🚴🚴

Pukul 20.10 PM

Ameyra kini tengah mengantarkan Reygan bersama kedua keponakannya itu keluar dari rumah. Hari juga sudah agak untuk waktu bertamu, ya meskipun sebentar lagi mereka akan menjadi keluarga. Tapi disini Reygan membawa kedua buntut sepupunya. Dan yang membawanya berkunjung juga karena Alvino dan Alvira.

"Hati-hati ya," ucap Ameyra.

"Hoam__ Vila ngantuk," kata polos Alvira setelah menguap.

"Vino pahmit ya Onty," kata Alvino.

"Iya sayang," ujar Ameyra seraya mengelus rambut Alvino.

Kedua bocah itu mengecup tangan Ameyra.

"Saya pamit," ucap Reygan dan di angguki oleh Ameyra.

"Hati-hati," balas Ameyra dan di angguki singkat oleh lelaki itu. Reygan pun menggandeng tangan kedua keponakannya. Jika orang diluar sana yang melihat pasti dikira Reygan adalah daddy sugar. Abisnya sudah pantas hihi.

"Dadah Onty," kompak kedua bocah itu sebelum memasuki mobil.

"Daaa," balas Ameyra melambaikkan tangannya.

Setelah kedua bocah itu masuk mobil, Reygan pun menutup pintu lalu mengitari mobilnya dan masuk ke jok pengemudi.

Reygan menyalakan mesin mobilnya, sebelum beranjak membunyikan klakson, Ameyra pun melambaikan tangannya kembali. Lalu mereka beranjak dari sana.

"Sudah pulang Mey," ucap umi Mira menghampiri Ameyra.

"Eh Umi, sudah barusan," kata Ameyra dan di angguki oleh umi Mira.

"Ya sudah ayo masuk," ajak umi Mira dan di angguki oleh Ameyra.

🚴🚴🚴

Pagi, pukul 04.30 AM

Ameyra menutup Al-Qur'an nya. Lalu beranjak dari atas sejadah menaruh Al-Qur'an ke tempat nya kembali. Ameyra pun kembali lalu melepas mukenanya dan melipatnya kembali.
Ameyra pun keluar dari kamarnya tanpa menggunakan hijabnya. Ya meskipun kita tidak tau kapan akan kedatangan tamu. Tapi, jika di fikir kembali mana ada tamu yang akan bertamu sepagi ini.

"Pagi Umi," Ameyra memeluk umi Mira dari belakang ketika uminya itu tengah memotong-motong bawang.

"Pagi Mey," balas umi Mira.

"Mau masak apa Mi," tanya Ameyra.

"Nasi goreng kecap mau?"

"Mau pake banget dong, apapun yang Umi masak Ameyra suka tapi kecuali satu,"

"Pare, pait soalnya," kata Ameyra dengan mengekspresikan wajahnya.

Sebenarnya di rumah ini ada art yang membantu uminya tapi untuk soal masak memasak untuk keluarga kecilnya uminya yang mengerjakan kadang juga di bantu oleh Ameyra jika sedang senggang waktu, dan juga berhubung artnya itu juga punya tanggungan keluarga, jadinya ketika tugas nya sudah selesai maka akan pulang kerumah nya yang kebetulan tidak terlalu jauh dari komplek perumahan ini.

Ngomong-ngomong Ameyra juga bakat memasak dan membuat kue loh. Anaknya suka mencoba hal baru ketika menemukan resep baru seperti kue dan masakan di ponselnya.

Dia belajar memasak semenjak masuk dunia perkuliahan, jika dulu-dulu Ameyra cuma jadi penikmatnya saja tanpa mau tau prosesnya. Begitu ada rasa dan minat untuk belajar dirinya tidak tanggung, langsung mencoba dan ternyata masakan yang dirinya buat enak.

"Gimana rasanya pas?" tanya umi Mira.

"Pokokna mah masakan Umi nggak di ragukan lagi deh, sudah terverifikasi mantul,"

"Mantul?"

"Mantap betul Umi,"

"Hahaha__ sayang Umi bisa aja deh," kata umi Mira.

"Bica dong Umi hahah__, kan Ameyra gitu loh," kata Ameyra. Umi Mira hanya bisa tertawa dibuat putrinya itu. Mereka pun lanjut dengan memasak masakan selanjutnya yaitu sambal goreng keringan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENANTU PILIHAN ABI [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang