P5 -Janji?

18 3 0
                                    

Welcome back again!!!!

Jangan lupa Vote and komen ya guys...

Happy Reading.

*******

Kini di tempat kejadian yang baru saja terjadi, masih ada Maudy, Dara, Araaf, dan Gio.

"Maksud lo apa?" Ucap Gio mencengkram kerah jaket Araaf.

"Lo budek atau gimana sih? Tadi kan udah gue bilang, kalau gue itu gak sengaja!"

"Alasan! Lo pasti mau nyelakain Misel kan?ngaku lo!" Ucap Gio.

"Terserah. Gue udah bilang, gak sengaja ya gak sengaja."

"Gio! Udah dong! Araaf udh bilang kalau dia gak sengaja!" Ucap Maudy seraya melepaskan tangan Gio dari kerah jaket Araaf.

"Kalian sahabatan kan?Jangan karna kesalahpahaman, kalian jadi bertengkar dan hancur!" Ucap Maudy.

Drtt
Drtt

Bunyi ponsel Araaf. "Halo mih?"

"Den Araaf, ibu den." Ucap seseorang di telfon.

"Mamih kenapa bi?"

"Ibu pingsan."

"Oke, aku pulang sekarang ya bi." Ucap Araaf menutup panggilan tersebut.

"Kenapa raaf?"

"Nyokap gue pingsan. Kayaknya ngedrop lagi deh." Ucap Araaf

"Gue temenin ya."

"Yaudah, kalau lo gak keberatan."

"Gue duluan ya dar." Ucap Maudy.

"Gue ikut ya." Ucap Dara merengek.

"Gausah. Gio, titip Dara ya." Ucap Maudy seraya masuk kedalam mobil Araaf.

"Anterin gue pulang pokoknya!"

"Ya." Ucap Gio dengan memanjangkan ucapannya.

*********

Dirumah sakit, terbaring seorang wanita yang lemas. "Mih." Panggil seorang laki-laki yang berada disampingnya, cemas dan gelisah.

"Bi, kenapa mamih bisa pingsan kayak gini?"

"Tadi pas bibi pulang dari pasar, Ibu sudah pingsan den, jadi bibi langsung nelfon aden."

"Mih, bangun mih." Ucap Araaf seraya mengenggam tanggan Dinda, mamihnya.

Tiba-tiba ada seorang dokter masuk. "Keadaan bu Dinda semakin menurun, saya sarankan, bu Dinda dirawat sampai keadaannya jauh lebih baik. Saya juga bisa mengontrol perkembangan bu Dinda secara langsung." Ucap Dokter itu.

"Berikan perawatan terbaik buat mamih dok, asal mamih bisa sembuh."

"Saya tidak bisa menjamin kesembuhan untuk bu Dinda, apalagi mengingat penyakit yang bu Dinda derita, itu sangat sulit untuk disembuhkan, tapi saya berusaha yang terbaik buat bu Dinda." Ucap Dokter.

Tiba-tiba Dinda membuka matanya, ia sadar dari pingsannya. "Raaf," Panggil wanita itu yang langsung membuat Araaf menoleh kepadanya.

"Mih, mamih pasti sembuh, kita jalanin sama-sama, oke?" Ucap Araaf

********

Setelah kesedihan yang terjadi di ruang rawat, kini dua orang sahabat itu, berada di taman seraya melihat bintang. "Raaf,"

"Hmm?" Gumam Araaf masih setia memandangi bintang.

"Lo inget gak, dulu waktu kita kecil, kita sering banget tiduran di taman cuma buat lihat bintang. Kalau gue gak nurutin kemauan lo, pasti lo nangis dan marah sama gue." Ucap Maudy seraya memandang Araaf dengan tatapan sedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GIORGINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang