pertemuan.

812 28 4
                                    


Ah saatnya membuka luka lama ya? Haha baiklah kita mulai saja kisahnya.

Ini adalah kisah sederhana antara aku dengan seorang pria, kita panggil saja laven.

Pria tangguh itu tiada hari tanpa melindungiku, dia selalu berkata "kamu wanitaku dan hanya aku yang boleh menyentuhmu" sangat manis bukan?

Dia selalu melindungi orang lain yang terlihat rapuh padahal dirinya sendiri jauh lebih rapuh.

"Manis, boleh aku bersamamu disini?" ah perkataan itu setiap hari selalu aku dapatkan, senyum manisnya memabukanku.

Laven selalu memanggilku 'manis' dan aku hanya memperbolehkan dirinya saja yang memanggil aku dengan sebutan itu, tenang dia juga masih sering memanggil namaku kok.

Hingga suatu hari, dimana hari yang paling aku benci itu tiba, laven ku meninggalku, meninggalkan luka yang teramat menyakitkan, aku yang hancur berkeping-keping.

tidak ada yang akan melindungiku lagi.

Tidak ada yang memanggilku 'manis'

Seakan mimpi buruk bagiku, jika benar memang semua ini hanya mimpi kenapa aku tidak pernah terbangun?

Wajah itu sangat aku rindukan, senyum itu, bau lavender itu. Semua tentang diirinya aku rindukan.

Kenapa perpisahan begitu menyakitkan? Tidak bisa kah waktu diputar? Aku ingin terus bersamanya.

Andai, andai aku tahu jika hari itu adalah hari dimana aku terakhir kali memeluknya, terakhir kali melihat wajahnya, terakhir kali melihat senyumnya, dan terakhir kali bertemu dengannya, aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku ketika bersamanya.

~~~

Saat Aku sedang berkeliling sekolah, aku tanpa sengaja menemukan pintu yang menuju atap sekolah, dan melihat seorang siswa berdiri diujung sana, aku berfikir cukup keras apa yang dilakukan siswa tersebut? Apa dia akan melompat? Saat aku melihat kakinya melangkah kedepan, aku segera berlari tanpa suara kearahnya, lalu menariknya kebelakang, jika aku berteriak aku takut dia akan terkejut dan tergelincir lalu jatuh.

"Bodoh apa yang kamu lakukan?" tanyaku padanya, dia berada di dalam dekapan ku.

Siswa tersebut diam menutup mulutnya rapat, aku menatap wajahnya, tatapan mata nya kosong, seperti tidak ada semangat hidup disana. 'Oh astaga apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?'

"Tidak apa jika tidak mau menjawab, Ayo ikut aku, kita harus menjauh dari tempat sialan ini." lantas aku menarik tangannya, dan keluar dari tempat bernama rooftops ini.

Saat kami menuruni tangga tiba-tiba saja dia menyentakan tangannya yang sedang dipegang oleh ku.

"Kamu kenapa?" tanyaku, wajahnya masih menunjukan ekspresi datar.

"Kenapa... Kenapa lo gak ngebiarin gue mati?, lo juga mau ngeliat gue menderita?" aku terkejut saat mendengar suaranya, dia ingin membunuh dirinya sendiri? Tapi apa alasannya, dan apa maksudnya ingin melihat dia menderita?.

Aku tetap diam, membiarkan dia meluapkan emosinya. Namun sudah beberapa menit dia belum lagi membuka suara, aku hendak menyentuh tangannya tapi dia membuat perlawanan.

"Jangan... Gue mohon... jangan sentuh gue, sakit " aku menyerit bingung, apa yang dia katakan? Sakit? Aku tidak melukainya, apa yang membuat dia sakit?

Lavendra Dan Kinar || Jay Enhypen [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang