"Dimana anak kamu Diana?" tanya Mahesa di sela-sela makan malam mereka."Sebentar lagi pulang mas, dia lagi ada kerja kelompok." balas Diana, saat kedua orang dewasa itu mengobrol, 2 orang lainnya diam mendengarkan, seraya menebak-nebak siapa anak wanita ini.
Lalu mereka ber 4 kembali fokus pada makanan mereka, Mahesa melirik kedua anaknya yang sedang makan.
"Ekhm" Mahesa berusaha menghilangkan suasana sunyi tersebut.
"Mahen, Laven gimana sekolahnya?" Kedua anak pemilik nama tersebut melihat kearah Ayah mereka.
"Ga ada yang spesial." jawab Mahen yang diangguki oleh Laven.
Terdengar helaan nafas yang dikeluarkan oleh Mahesa, menghadapi kedua anak yang memiliki sifat yang seperti bundanya sangat berat.
"Kalian berdua harus rukun sama calon adek kalian ya?" Mahen dan Laven tidak mengubris kalimat yang keluar dari mulut ayah mereka.
Tak lama kemudia terdengar suara pintu terbuka. 'Aku pulang'
"Ibu di meja makan sayang." Ucap Diana yang mendengar 2 kata tersebut.
Mahen dan Laven tampak tidak peduli dengan siapa dia, mereka masih berusaha menebak-nebak.
"Loh pa- LO BERDUA!" Mendengar suara yang tidak asing ditelinga mereka, Mahen dan Laven mendongakan kepala mereka.
"LO." ucap Laven dan Mahen secara berbarengan.
"Kalian udah saling kenal?" tanya Diana bingung.
"Mereka temen deket Satya bu." jawab Satya tanpa memalingkan matanya dari wajah kedua temannya tersebut.
"Yah... Jadi ayah selingkuh sama mamah dia?." tanya Mahen pada Mahesa.
"Sayang..."
"JAWAB YAH!" Mahesa menghebuskan nafas berat, kemudian mengangguk.
Prang
Mahen membanting sendok yang dia pegang kepiring kaca miliknya.
"Ayah gila!" Mahen berdiri dan melangkahkan kakinya pergi menuju kamar yang dia tempati.
Saat dia tepat disamping Satya, "gue yakin lo udah tau tentang masalah ini." ucap Mahen, setelah itu dia benar-benar pergi menuju kamarnya.
"MAHEN"
"MAHENDRA DENGER AYAH DULU NAK"
"BANG!" Laven menyusul kakaknya tersebut menuju kamarnya.
"Mahen..." Satya menatap punggung Mahen yang sudah menghilang dibalik pintu.
"Sudah Satya, kamu makan dulu." ucap Mahesa.
"Tapi Pah Mahen marah sama aku, secara aku temen deket dia" Mahesa menggelengkan kepalanya.
"Ga, Mahen ga marah dia cuman kaget aja."
"Engga pah, Mahen marah sama Satya."
"Nanti papah yang ngomong sama dia"
~~~
"Mahendra buka pintunya, ayah ingin bicara sama kamu."
"GUE GA MAU NGOMONG SAMA LO DULU."
"Mahendra"
"GUE BILANG GA MAU."
Diana menggeser pelan tubuh Mahesa agar dia yang mengambil alih tentang ini "Mahendra sayang, buka dulu pintunya, ayah kamu ingin bicara sayang." ucap Diana dengan nada yang lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/292056463-288-k117158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavendra Dan Kinar || Jay Enhypen [Hiatus]
Fanfic[Diharapkan follow sebelum membaca. dilarang mengikuti alur cerita ini, jadilah pembaca dan penulis yang bijak!] [Slow update] Lavendra adiputra dwi satya, seorang pemuda yang berusia 17 tahun, memiliki sebuah trauma yang tidak semua orang tahu, yan...