Selamat membaca
***
Pagi ini sekolah digemparkan oleh kelakuan si kembar, Rafi dan Revan. Mereka sengaja meninggalkan Rara dan berangkat sekolah terlebih dahulu. Urusan Rara naik apa ke sekolah, dia bisa dianter sopir, naik motor atau bahkan naik mobil sendiri.
Di lain sisi, Rara memilih pergi sekolah sendiri dengan mobilnya. Ia sangat kesal karena ditinggal dan sekarang ia terjebak macet.
Ia tak henti - hentinya mengumpat dari berangkat hingga akhirnya ia tiba di sekolah dalam 20 menit. Untung tidak terlambat untuk masuk hari pertama di sekolah baru.
Rara berjalan menuju pintu utama sekolah ini dan betapa terkejutnya ia melihat kedua kakaknya membawa MMT berukuran sedang.
WELCOME NEW SCHOOL RARA
Itulah tulisan bercetak tebal yang terlihat dengan foto Rara yang sedang tidur. Tidak ada akhlak bukan?
Rasanya Rara ingin pura - pura tidak melihat dan tidak mengenal mereka. Karena ini mereka menjadi tontonan para murid.
"Raraaa, semoga betah ya sekolah disini." ujar Bryan.
"Ini ide mereka ya, bukan gue." ujar Vian.
Bryan dan Vian adalah teman sekelas Rafi dan Revan. Mereka juga sudah kenal dengan Rara karena sering main ke rumah, bahkan mereka sering bermain bersama.
Mereka menyambut dengan senyuman lebar, sedangkan Rara tidak tahu harus berekspresi seperti apa, ia masih terkejut.
"Ini gue harus senang, ketawa, sedih, atau malu sih?"
"Senang dong! Gue udah bela - belain sogok mas - mas yang print mmt biar sehari jadi." ujar Rafi.
Rara tersenyum paksa, ia melihat sekitarnya ada yang tertawa karena menghibur, ada yang menatapnya sinis mungkin karena belum tahu Rara adalah adik dari si kembar memalukan itu.
Bryan merangkul Rara lalu mengantarnya ke kelas, ia cukup peka dengan keadaan yang semakin ramai membuat Rara tidak nyaman.
"Gue antar ke kelas." bisiknya tepat di telinga Rara.
"Heh! Main tinggal aja lo pada." ujar mereka bertiga lalu pergi ke kelas mereka sendiri dan membiarkan Bryan mengantar Rara.
"Bangsat, kenapa mmt jadi di gue?" tanya Vian ketika sadar ia membawa mmt.
Setelah kelakuan mereka jadi perbincangan satu sekolah, ditambah lagi dengan Bryan yang merangkul Rara sampai kelasnya membuat iri para siswi yang ada di sekolah ini. Rara yang sadar akan hal itu memberi isyarat kepada Bryan untuk melepas rangkulannya.
"Masuk sana, semangat belajar hari pertama di sekolah baru." ujar Bryan seraya mengusap kepala Rara.
"Kak! Jadi berantakan." ujar Rara tidak terima.
"Lucu tau. Udah sana masuk."
11 MIPA 2, kelas baru dan sekolah baru. Rara menghela napas pelan lalu masuk ke kelas, ia melihat bangku kosong yang hanya ada di pojok belakang. Tidak apa, justru ia sangat senang karena bisa tidur.
Belum ada yang mengajak ngobrol, kenalan juga tidak ada sampai bel berbunyi dan ada guru yang sudah masuk. Terlihat galak, pikir Rara.
"Selamat pagi semua. Saya dengar - dengar hari ini ada murid baru di kelas ini, bisa tolong maju sebentar untuk memperkenalkan diri."
Rara berdiri lalu maju ke depan, ia melihat ekspresi wajah dari teman sekelasnya tidak ada yang tersenyum. Apa ada yang salah dari Rara?
"Halo, selamat pagi semuanya. Kenalin nama gue Ananda Ratu Rafa, panggil aja Rara. Salam kenal dan semoga kita bisa jadi teman dekat kedepannya. Terima kasih." ujar Rara dengan suara lembut dan senyuman yang manis serta tulus itu sedikit melelehkan murid cowok yang mulai tersenyum.
"Rara, kamu boleh duduk. Saya Bu Rina, walikelas sekaligus guru yang mengajar Kimia."
"Baik, Bu."
"Sorry, gue kira lo galak. Ternyata kalau senyum manis banget. Gula aja kalah sama senyuman lo." gombal Awan yang duduk di depannya.
"Basi hehe."
Awan mengelus dadanya, "Sabar gue."
***
Jam istirahat Rara memutuskan ke kantin sendiri karena ia belum mengenal temannya dan tidak ada yang mengajaknya ke kantin. Teman sebangkunya juga dikabarkan tidak masuk hari ini karena sakit.
Kantin yang sangat ramai membuat ia kesulitan mencari tempat duduk kosong dan tidak lama ia melihat ada seseorang melambaikan tangan ke arahnya, ia menyipitkan mata dan benar itu adalah Revan. Dengan senang hati ia membawa siomay dan es jeruk kemudian bergabung.
"Sendirian aja lo, gak punya teman?"
"Ngejek banget. Baru hari pertama juga." ujar Rara tidak terima seraya menyuapkan satu siomay ke dalam mulutnya.
"Lo udah ada pacar, Ra?" tanya Vian.
"Belum. Kenapa kak?"
"Lo pakai gelang hitam, gue kira udah ada pacar."
Rara mengangkat tangannya dan melihat gelang hitam yang melingkar di tangan kanannya. "Ya ampun. Ini gelang buat gaya - gayaan doang."
"Iya tuh, lagi pula mana ada cowok yang mau sama modelan nenek lampir macam Rara." ujar Rafi.
"Enggak ah, gue aja mau." ujar Bryan yang mendapatkan tatapan tajam dari Rafi dan Revan.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/180077842-288-k302674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
4AR
Non-FictionMenjadi anak perempuan terakhir pasti menjadi impian sebagian orang. Namun bagi Rara ini adalah hal yang paling menyebalkan. Memiliki 3 kakak laki - laki yaitu Raja, Rafi, dan Revan yang sangat sayang dengannya dan tidak mau ia terluka karena cinta...