Rider's Corp. Bangunan besar nan tinggi terlihat sangat mewah dan megah. Dari halaman dan parkiran saja sangat lebar. Bagaimana jika Ash menghancurkan bisnis Keluarga Rider juga?
"Anda pasti Nona Ash. Tuan Stuart sudah menunggu." Wanita berpakaian kantor menyapa Ash dengan ramah. "Silakan ikuti saya, Nona."
Wanita itu hanya bekerja sebagai sekretaris. Tidak ada hubungan dengan Keluarga Rider. Maksud Ash, tisak ada hubungan kekeluargaan, bukan hubungan pekerjaan.
Mungkin terlalu berlebihan, jika Ash juga menghancurkan bisnis Keluarga Rider. Banyak orang yang bekerja dengan giat di sini. Pasti sangat sulit mencari pekerjaan. Mereka bekerja mencari uang dari hasil keringat untuk keluarga. Ash tidak tega.
Suara ketukan pintu dari luar membuat Ash tersadar dari lamunan. Ash tidak sadar, jika sudah sampai di depan pintu ruang direktur.
"Masuk." Suara pria yang Ash kenal terdengar sampai luar. Berarti, ruangan tersebut tidak kedap suara.
"Permisi, Tuan. Nona Ash sudah tiba," lapor sang sekretaris.
Karena tidak pernah mendatangi tempat perkantoran, Ash masuk dengan santai sambil memperhatikan sekitar. Sekretaris sedikit bingung dengan perilaku Ash.
"Tutup pintu, dan kembalilah bekerja." Stuart menyuruh, supaya sekretaris tidak curiga.
Ada sofa kosong di dekat lemari kaca. Ash duduk di sana sambil bertanya, "Kenapa menyuruhku datang? Apa Ava tidak akan curiga? Bisa bahaya-"
Stuart langsung menjatuhkan diri pada sofa yang Ash duduki. Tatapan sedih langsung ditunjukkan. Dengan sengaja, Stuart menenggelamkan wajah pada pundak Ash yang kosong. Tempat di mana biasanya orang menampung kesedihan.
"Kalau dia tahu, aku juga sudah tidak peduli. Anak kecil tidak pernah berbohong. Vera mengatakan semuanya." Ash bisa merasakan ada air di pundak. "Aku saja ragu dengan anak sendiri. Entah dia anakku atau Gerry."
Usapan pada kepala Stuart telah Ash berikan. Ash mengerti perasaan Stuart. Perasaan dikhianati.
"Apa kekuranganku? Kenapa dia lebih memilih Gerry? Memang pernah melakukan hubungan intim dengannya tanpa sengaja, tetapi aku berani bertanggung jawab. Kupikir, selama ini, Ava melahirkan anakku." Tanpa henti, Stuart mengeluarkan air mata.
Curhatan demi curhatan Ash dengarkan dengan baik. Seperti yang Ash ketahui, saat masih anak-anak, Stuart memang anak penurut dan pendiam. Tidak pernah terlihat ada senyum dan tawa. Hanya diam dan sedih. Untuk saat ini, Ash melihat Stuart sungguh menangis.
Ada dua perasaan yang Ash alami. Merasa bahagia karena Keluarga Rider mulai hancur, dan sedih melihat apa yang Stuart alami.
Tujuan Ash hanya satu, yaitu menghancurkan Keluarga Rider. Jadi, Ash tidak bisa membantu sama sekali. Akan tetapi, kenapa tidak? Hanya sekali saja. Bukankah Ash memang ingin keluarga kecil Stuart hancur?
"Lakukan tes DNA, lalu beritahu keluargamu." Hanya itu yang ada di otak Ash.
Stuart menyudahi tangis. Tidak ingin baju Ash semakin basah. "Sudah kupikirkan. Akan tetapi, aku tidak bisa melakukan ini sendiri. Kamu harus membantuku."
"Aku? I-ini masalah keluargamu. Aku tidak bisa ikut campur-" Satu tangan Ash dipegang erat oleh Stuart. Dari mata saja, Ash bisa melihat harapan besar. "Kak Stuart, aku juga sedang ada masalah."
Tolakan Ash membuat Stuart semakin sedih. Padahal, Stuart sudah sangat berharap. Berharap bisa menjadi istri dan ibu yang sempurna.
"Baiklah." Ash berubah pikiran dengan cepat. "Akan kubantu, tetapi tidak banyak. Sisanya, Kak Stuart yang harus selesaikan. Jika keluargamu tahu kalau aku ada di antara keluarga kecilmu, aku bisa saja dipenggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
DeadlyAsh [TAMAT]
Mystery / ThrillerFOR 21+ ONLY! 21- DILARANG BACA! SUDAH DIBERI PERINGATAN! BERISI KEKEJAMAN DAN ADEGAN DEWASA. *** Dari persahabatan berubah menjadi pembalas dendam. Ashley Collins hanya ingin bersahabat dengan Jordi Rider. Namun, orang tua, paman, bahkan kakak dan...