Chika selesai dari mandinya, ia beberapa kali mendengar bel apartmentnya dibunyikan.
Entah, sejak tadi perasaan tidak enak menghantui Chika, padahal ia ada janji untuk keluar bersama kekasihnya. Harusnya menjadi hari yang membahagiakan, bukan?
Ah iya! kekasihnya. Chika langsung bergegas membukakan pintu apartmentnya dan ia tersenyum lega melihat sosok yang sangat ia sayang ada didepannya.
"Did you changed your apartment code?" tanya Ara sembari masuk ke dalam menyusul Chika yang sudah berjalan duluan.
"Iya sayang, maaf aku lupa" ucap Chika.
Ara memeluk Chika dari belakang, dan itu membuat mereka berdua sama-sama menghentikan langkah.
Ara mendekatkan wajahnya di ceruk leher Chika, aroma khas dari pacarnya itu benar-benar menenangkan.
Chika mengusap tangan Ara yang melingkar indah di perutnya.
"Ara"
"Hm?"
"Kita dirumah aja ya?" ucap Chika pelan.
Tanpa melepaskan pelukan, Ara membuat posisi Chika kini menghadapnya. Dapat dilihat jelas aura ketakutan yang terpancar.
"Kenapa? kamu sakit?"
Chika tersenyum simpul lalu menggeleng. Chika mengusap pipi Ara.
"Di apart aja ya?" tanya Chika memastikan.
Ara tersenyum lalu mengangguk. Ia akan menuruti semua keinginan orang di depannya ini.
"Nonton dikamar aku aja ya?"
"Apa aja, yang penting sama kamu" ucap Ara jujur.
"Gombal" ucap Chika lalu Ara terkekeh.
Mereka berdua pun akhirnya menonton di kamar Chika. Dengan posisi Chika menyenderkan kepalanya di bahu Ara. Ara sesekali gemas dan mencium puncak kepala Chika ataupun memeluknya erat. Chika yang diperlakukan seperti itu pun merasa sangat disayang. Padahal hatinya sangat mendung. Entah kenapa, ada perasaan aneh yang menyelimutinya.
Harusnya mereka pergi untuk berkencan. Bahkan Chika sendiri yang memutuskan akan kemana saja.
Museum date.
Ice cream date.
Moon and star, night stroll.
Namun Chika juga yang membatalkan itu semua. Takut, perasaan takut sangat bisa Chika rasakan.
"Sayang" panggil Ara saat film yang mereka tonton selesai.
"Hm?"
"Aku tadi dijalan liat ada kebakaran di salah satu ruko" ucap Ara.
Deg
"Kebakaran?" ucap Chika sangat pelan namun masih bisa terdengar oleh Ara.
"Iya. Jalannya macet, terus aku denger ada korbannya satu" ucap Ara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (One Shot Chikara)
FanfictionIsinya Chikara. Disclaimer : 100% Fiksi. Cuma pinjem nama sama visual aja. Bedain RL sama WP! Harsh words Jaga-jaga, in case🔞