Bunyi suara motor mulai hadir menandakan Rama telah pulang dari sekolah. Peralatan makan yang saling beradu menghasilkan dentingan pertanda ibu yang sedang menyiapkan makanan di meja makan. Sayup-sayup ia mendengar bunyi motor Rama.
"Assalamualaikum...," ujar Rama dengan suara agak keras.
"Waalaikumsallam...," balas ibu. "Eh udah pulang?, bersih-bersih dulu sana nanti abis itu langsung makan ya" lanjut ibu.
"Iya, siap bu," jawab Rama menuju kamarnya.
Beberapa menit kemudian Rama keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Ibu Rama sudah duduk manis menunggunya.
"Ayo kita makan, ohiya itu udah ibu siapin nanti kamu bawa buat bapak di toko ya," ucap ibunya Rama sambil mengambil piring lalu menyendok makanan untuk makan siang.
"Iya bu, nanti Rama juga mau bantu bapak jaga toko ya, jadi pulangnya sore,".
"Iya boleh, yang penting nanti kalo ada pembeli itu harus kita layani dengan baik. Jangan sampai salah ambil barang buat pembeli," nasihat ibu.
"Iya bu, kan udah pernah diajarin sama ibu. Kalo sama pembeli kita itu harus ramah, biar pembelinya nanti puas dan mau beli toko kita lagi," kata Rama dengan mengingatkan ibu pernah mengajarinya.
"Naahhh..., gitu dong emang anak ibu pinter banget," ucap ibu sambil tersenyum.
"Ya pasti lah, anaknya siapa dulu," kata Rama sambil tertawa disusul ibu juga tertawa.
Ibu dan anak itu larut dalam hangatnya suasana makan siang dan diselingi gurauan kecil. Setelah keduanya selesai makan, Rama kemudian pergi ke toko milik keluarganya di Pasar Klewer Solo.
"Assalamualaikum..., pak?, " salam Rama setelah turun dari montor melepas helm lalu masuk ke toko dan melepas masker penutup hidung dan mulunya. Di dalam toko sudah ada ayahnya Rama yang duduk dan menghitung penghasilan minggu ini.
"Waalaikumusalam..., udah pulang Ram?, " Bapaknya Rama bertanya.
"Sudah pak, ohiya pak ini makan siangnya tadi ibu yang nyiapin", Rama berkata di depan ayahnya sambil membawa tempat makan.
"Iya makasih, tolong bawa ke dapur dulu ya?, sebentar lagi bapak makan, ini masih nyelesaiin pembukuan keuangan minggu ini," kata bapaknya Rama sambil melihat buku, memegang bolpoin dan mengitung dengan kalkulator.
Rama menuju dapur toko di bagian belakang. Setelah menaruh makanan untuk bapak, Rama kemudian membantu bapaknya merapikan kain dan baju-baju barang dagangan di tokonya.
Toko baju milik keluarga Rama mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi. Bahkan dari pertengahan hingga Desember 2020 toko mereka tidak dapat pemasukan sama sekali, karena sepi pembeli dan akhirnya toko ditutup tidak berjualan sementara.
Sampai di awal tahun 2021, yang juga menjadi awal pula dari perjalanan baru toko baju keluarga Rama di masa pandemi. Toko yang semula melayani pembeli secara langsung, kini mulai merambah pada pasar online dengan bergabung di aplikasi jual beli barang melalui aplikasi online di smartphone.
"Ram, itu di sana barang pesenan online-nya, tolong dikemas ya, yang rapih ngemasnya. Ohiya itu, sama alamatnya jangan sampe salah, kalo salah nanti kita rugi. Inget yaa yang teliti. Bapak mau ke dapur mau makan siang sebentar ya," ayahnya Rama langsung menuju dapur setelah berbicara.
"Okehh siap laksanakan pak," Rama juga langsung menuju tempat baju online yang siap dikemas.
Rama menyiapkan pastik, selotip, gunting, kertas dan bolpoin. Ia mulai mengambil dan melipat baju-baju pesanan pelanggan yang nantinya akan dikirim oleh kurir.
Dimulai dari baju kaus dilipat rapi dan Rama memasukkannya dengan hati-hati ke dalam plastik. Kemudian, plastik ditutup dan dirapikan kembali, lalu plastik ditutup dengan selotip ukuran besar sampai menutupi seluruh bagian pastik. Setelah itu, alamat pelanggan yang telah ditulis lengkap ditempelkan di paket yang berisi baju tersebut. Kegiatan mengemas itu dilakukan oleh Rama secara berulang-ulang hingga baju pesanan semua sudah dikemas.
"Sudah selesai Ram ngemas paket bajunya?," bapaknya Rama kembali dari dapur.
"Sudah pak, ini yang terakhir," ucap Rama menempelkan alamat ke paket terakhir yang sudah dikemas.
Suara pintu toko terdengar oleh Rama dan ayahnnya. Keduanya melihat kearah pintu.
"Ram, itu ada pelanggan. Cepet datangi tanya perlunya apa," meminta Rama melayani pelanggan.
"Selamat datangi di Toko Pakaian RAMA WIJAYA bu. Ada yang bisa saya bantu?," ucap Rama ramah kepada seorang ibu yang masuk toko dengan seorang anak gadisnya.
"Ohiya mas, saya kan mau ada acara nikahan. Nahhh, kira-kira di sini ada bahan kain batik buat seragam acara nikahan nggak ya?, soalnya saya ke toko yang lain tadi masih pada tutup," kata ibu pelangganya Rama.
"Ohhh ada bu, di toko kami selain menyediakan baju yang siap pakai, juga menyediakan kain bahan untuk pakaian bu. Untuk kain batik bahan bajunya di sebelah sana bu, mari saya antar," Rama menunjukkan tempat kain batik bahan baju yang di cari ibu itu, anak gadis dari ibu itu sibuk melihat-lihat baju di deretan pakaian wanita.
"Ini dia bu koleksi kain batik di toko kami. Untuk kualitasnya tidak perlu diragukan lagi bu," Rama mempromosikan dagangannya.
"Ini kain batik tulis asli ya mas?," ibu itu bertanya.
"Benar bu, ini asli batik tulis ciri khas dari Kota Solo. Diproduksi langsung oleh para pengrajin batik di Kota Solo bu," kata Rama sambil memperlihatkan jenis-jenis motif batik yang dimiliki tokonya.
Ibu itu terus melihat dan memilih kain-kain batik yang tersedia di tokonya Rama.
"Haannn..?, Hani?, ke sini coba," ibu itu memanggil anak perempuannya. Tak lama Hani datang mendekati ibunya setelah melihat baju-baju ditempat pakaian wanita.
"Iya bu..., ada apa?," Hani bertanya.
"Ini lhoo, ibu itu suka sama batik yang motif ini, menurut kamu gimana?," Ibu itu meminta pendapat Hani sambil memperlihatkan kain batiknya.
"Ooohh iya bu, ini bagus kok motif nya, aku juga suka. Yaudah, kita beli yang motif ini aja," Hani menjawab.
"Jadinya kita beli yang ini ya? ," Ibunya Hani memastikan.
"Iya bu, yang ini aja," Hani menyetujui.
"Okeh, ibu panggil masnya dulu. Mas..? mas?, mas?,(Rama mendekat) saya jadi beli yang ini ya mas," Ibunya Hani bilang ke Rama.
"Oh iya siap bu. Jadi pilih yang motif ini ya bu ya?, Rama memastikan.
"Iya mas, untuk pembayarannya bisa transfer kan mas?," ibunya Hani bertanya.
"Bisa bu, ibu nanti bisa langsung ke bagian pembayaran di sebelah sana ya bu ya," Rama mengarahkan ke tempat di mana pembayaran dilakukan dan di sana sudah ada ayahnya Rama.
Hani yang masih melihat-lihat motif batik yang lain mulai teringat sesuatu.
"Lohh..., kayaknya aku pernah dengar deh suara itu. (Hani lalu menoleh ke arah ibunya yang sedang bersama Rama), loh..., itu bukannya cowok yang waktu itu ngomong...
(Berlanjut ke bagian 5).
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEMI BERSAMA PANDEMI
Teen FictionPandemi memiliki dampak yang sangat besar bagi umat manusia, termasuk Rama. Ia harus hidup berdampingan dengan pandemi. Masa remaja Rama yaitu perihal asmara pun tak luput dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi. Asmara pertama Rama tumbuh, tapi I...