3 - Hari Bersamanya

47 8 0
                                    

"Ma, Yumna kepo kenapa Mama nikahin Yumna sama Kak Juan? Apa karena uang Ma? Mama sama Papa punya utang ke keluarga mereka berapa besar? Apa karena perjanjian bisnis? Ma, Yumna kasih tau ya, kalau nikah karena ada perjanjian tertentu, kalau ada maksud itu gak sah loh nikahnya Ma. Mama mau Yumna menanggung dosa zina?" cerocos Yumna tidak memberikan Mama nya kesempatan untuk menjawab. "Naudzubillah Ma, amit amit" lanjutnya sambil mengetuk ngetuk tangannya ke kepala dan meja.

"Ngide dari mana itu kamu heh?" tanya Mama sedikit sewot.

"Dari novel-novel onlen Ma, kan biasanya begitu cerita nya" kata Yumna sambil terkekeh kecil.

"Jangan halu kamu, taaruf ini namanya" jawab Mama ikut terkekeh.

Taaruf katanya wkwk. Yumna hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. gak habis thinking sama apa yang diucapkan Mama.

"Mana ada taaruf kayak gini. Kalo Taaruf napa Mama bawel terus Yumna buat deket-deket sih" ucap Yumna.

"Sutt, Taaruf versi Mama" kata Mama tak ada serius-seriusnya.

Yumna menyerah, Mamanya gak mau ngalah sama sekali, gak mau ngasih tau alasan juga. Jadi mari kita biarkan semuanya jadi rahasia, wong seiring dengan waktu Yumna juga bakalan tau.

"Na, standby gih. Juan lagi di pom bensin depan, bentar lagi sampe ke sini" kata Mama setelah membaca pesan di handphone nya.

Yumna tidak membalas, hanya memberikan simbol oke dengan tangannya, lalu melengos ke kamarnya untuk mengambil tas, sekaligus rebahan dulu bisa kali ya...

Yumna mengecek handphone nya, takutnya Kak Juan kirim pesan pribadi ke nomor WA nya, tapi eh setelah di scroll tidak ada tuh. Perasaan yang akan nikah sama Kak Juan itu Yumna, tapi yang sering tukar pesan itu Mama. Kan aneh :')

"Yumna buru, udah di depan" teriak Mama dari bawah.

Mendengar suara nyaring Mama, tanpa basa-basi dia bangkit dari ranjang, mengambil tas, dan tak lupa semprat semprot dulu parfum.

-o0o-

Benar saja, Kak Juan ini udah ada di depan, posisinya kali ini membelakangi Yumna. Juan sendiri sadar dengan keberadaan Yumna, diam-diam dia memperhatikan Yumna lewat kaca spion.

Juan menawarkan helm untuk dipakai Yumna. Lah iya Yumna lupa gak punya helm, efek pake helm ojek onlen mulu jadi gak ngerasa butuh. Yumna mengambil helm itu.

"Gak masuk dulu ka?" tanya Yumna.

"Gak dulu deh Na, kita langsung otw aja. Takutnya kalau kesiangan, nanti kamu harus ngantri disana" jawab Juan.

Yumna mengangguk paham, dia segera menaiki motor Juan dan memakai helm yang tadi Juan berikan.

"Dah siap? pegangan ya, bebas mau pegang dimana juga"

Yumna awalnya menghiraukan kata-kata Juan, lebih tepatnya pura-pura tidak mendengar tapi akhirnya dia mengikuti perintah Juan untuk pegangan. Gila aja kalau Yumna gak pegangan, udah kepental mungkin dia. Kak Juan terus tancap gas, lupa kali ya dia lagi bonceng Yumna, apa memang sengaja biar mepet mepet?

Juan mengernyitkan dahinya, Yumna tidak gerak sama sekali, tapi tangan Yumna masih kuat mencengkram jaket Juan.

"Yumna?" tanya Juan

"Pelan-pelan ka" ucap Yumna dengan lirih.

Juan terkekeh karena Yumna yang ternyata takut kalau diajak ngebut. "Bilang dong kalau takut" kata Juan.

Tapi Yumna perlu acungi jempol sih, karena ngebut perjalanan mereka jadi sebentar dan cepat sampai. Cuman jangan di contoh ya temen-temen, perilaku tidak baik ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Orang Itu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang