Author POV
Di tengah suasana kelas yang lumayan ramai. Jennie tiba-tiba sengaja melemparkan dengan asal buku catatan miliknya yang tadi sempat ia baca.
"Gue cape banget, sumpah. Tuh guru setiap kali masuk kelas pasti langsung ngomong 'hari ini kita ulangan harian ya' kaya? Apaan sih? Astaga pak, lo baru masuk ga nyampe lima menit udah bawa sial aja anjir." Di akhir kalimatnya, Jennie lantas mendengus.
Hal itu tentu saja langsung mengundang suara gelak tawa dari dua orang teman di sampingnya, Rosé dan Jisoo. Mereka sudah tidak heran lagi, Jennie memang dikenal cerewet.
"Soo, gue tiba-tiba ga kebayang deh." Rosé berucap, berbisik secara hati-hati ke telinga Jisoo.
"Ga kebayang apa?"
"Gue ga bisa ngebayangin gimana penyabarnya nanti, orang yang bakal jadi jodoh Jennie." Bisik Rosé lagi.
Sedangkan Jisoo yang mengerti langsung membalas dengan terkekeh lucu dan ia mengangguk setuju.
Kedua gadis itu lalu melanjutkan saling berbisik. Sembari sesekali tatapan mereka mengawasi Jennie yang sedang duduk di seberang sana, agar tidak ketahuan.
"Terus juga ya soo, katanya orang yang galak tuh bakal nafsuan, agresif, sama cemburuan banget." Lanjut Rosé.
"Sama bisa cepet stress." Jisoo menyahut.
Sedetik kemudian Rosé langsung menjauhkan telinga dan sengaja memukul kepala Jisoo menggunakan buku catatan miliknya. Jisoo lantas mengaduh, menatap dengan tatapan sengit ke arah Rosé.
"Kok gue malah dipukul sih?"
"Ya lagian mulut lo lemes banget, masa temen sendiri malah didoain cepet stress?"
"Kan gue cuma ngikutin lo doang." Jisoo membalas sambil mengusap-usap bagian kepalanya yang terasa sakit sehabis dipukul.
"Siapa yang cepat stress? Lo berdua abis ngegibahin gue ya?" Mata tajam Jennie seketika menatap ke arah mereka dengan penuh selidik.
"Ngga." Rosé mengelak.
"Iya." Jisoo mengangguk.
Rosé membelalakkan matanya. Mendelik ke arah Jisoo, sedangkan yang ditatap justru menjulurkan lidah. Merasa menang dan berniat ingin membalas dendam untuk rasa sakit yang sempat ia terima dari Rosé tadi.
Padahal tanpa Jisoo sadar, dirinya juga malah terlibat dalam hal itu. Sehingga kemudian saat satu cubitan keras Jisoo rasakan pada pergelangan tangannya. Gadis itu langsung menatap Jennie dengan raut wajah yang berpura-pura meringis.
"Anjir, sakit banget tau." Jisoo berucap.
"Awas ya lo Jen, gue doain lo jomblo seumur hidup." Rosé menimpali.
"Diem atau mata lo berdua gue colok?" Jennie melotot.
Satu tangan Jennie kemudian berancang-ancang sambil menodongkan pulpen miliknya ke arah Rosé dan Jisoo. Kedua gadis yang agak ketakutan itu lekas-lekas mendengus dan berakhir mengatakan permintaan maaf, walaupun secara terpaksa.
Tidak hanya sekali dua kali kejadian seperti ini terjadi. Tapi nyaris setiap hari, entah itu karena sifat mereka yang memang tidak cocok untuk berkawan atau memang karena Jennie yang jauh lebih galak, sehingga selalu saja mereka berakhir bertengkar tanpa mengenal tempat.
Namun bertengkar yang dimaksud tidak sampai memutuskan pertemanan, malah hal itu kadang terlihat lucu di mata orang-orang. Melihat tiga orang gadis yang tadinya asik saling bercanda, tiba-tiba mereka saling memekikkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAK - JENLISA ✔
Teen Fiction❝ Jennie itu pokoknya cewe paling galak ngalahin satu alam semesta. ❞