6. Baikan

12K 1.8K 247
                                    

Author POV

Canggung, adalah satu kata yang pas untuk keduanya. Lisa juga tidak mengerti mengapa ia malah berakhir baik-baik saja, sedangkan pipi sebelah kirinya masih terlihat sedikit memerah karena tamparan Jennie. Tidak jauh-jauh Lisa menyimpulkan, mungkin dirinya memang telah jatuh cinta pada sesosok gadis galak itu.

Di saat Jennie sudah keluar dari kelas dan sudah menggendong tas miliknya, Lisa kemudian melempar senyum ketika kedua netra mereka bertemu. Tapi Jennie sepertinya masih dalam perasaan yang sama, gadis itu sedang merajuk.

"Mau gue bawain ga tasnya?"

"...."

"Gue temenin lo sampe pulang ke rumah ya?"

"...."

"Yaudah, gapapa kalo lo masih mau ngambek. Gue sekalian bisa belajar buat mulai ngebiasain diri sama semua sifat lo." Di akhir kalimatnya, gadis tinggi itu tersenyum tulus.

Jennie hanya meliriknya dengan ujung mata. Jennie sama sekali tidak menyangka Lisa masih mau mengikutinya hingga Jennie sampai kembali ke kelas.

Jennie kira Lisa adalah tipe gadis yang pemarah, sebab Jennie terbiasa menemui Lisa yang tegas setiap harinya ketika gadis itu sedang menjadi ketua osis. Tapi lihatlah sekarang, ibarat anak ayam yang sangat tidak bisa berpisah dari induknya, Lisa malah terus mengikuti langkah kaki Jennie tanpa ada niat untuk berhenti.

Selain hanya mengikuti, gadis tinggi itu juga terus mengoceh tentang banyak hal. Jennie yang pada dasarnya juga mudah sekali tertawa, gadis itu kemudian sengaja memberhentikan langkahnya dan menghela nafas.

"Kok berhenti? Perutnya sakit?" Lisa dengan lekas bertanya penuh perhatian.

Jennie kali ini sudah tidak bisa bertahan untuk terus marah, ia pun lalu menatap Lisa dengan tatapan seolah-olah sudah begitu lelah.

"Heh, gue tuh cuma udah ga perawan, bukan hamil." Tukas Jennie.

"Iya tau, tapi gue khawatir lo kenapa-kenapa."

"Gue gapapa. Kalo lo mau pulang duluan, pulang aja."

Setelah Jennie berucap begitu, Lisa justru terdiam sebentar. Gadis itu sedang menggigit bibir, seperti ingin mengucapkan sesuatu namun ia tahan.

Jennie yang sadar tentu menaikan sebelah alisnya, menatap dengan bingung serta ingin tahu hal apa yang akan diucapkan Lisa.

"Mau apa lagi?" Tanya Jennie.

"Gue pengen nganterin lo pulang, boleh ga?" Balas Lisa, ia tersenyum tipis.

"Atas dasar apa?"

"Maksudnya?"

"Ya lo mau nganterin gue pulang tuh atas dasar apa? Perhatian doang? Atau cuma mau nebus kesalahan lo doang gitu?"

"Ngga kok."

"Terus?"

"Gue suka sama lo."

Tanpa ragu Lisa langsung mengungkapkan kalimat yang sejak tadi sudah tertahan di tenggorokannya. Tapi sedetik kemudian, ketika Jennie hanya balas menatapi Lisa, perasaan gadis tinggi itu pun seketika berubah menjadi gugup dan was-was.

Lisa refleks memundurkan diri perlahan di saat Jennie yang tiba-tiba mendekat ke arahnya. Lisa merasa takut dirinya akan kena tampar lagi, ia kemudian menunduk dan memejamkan mata.

Sedangkan Jennie yang sedang berdiri tepat di hadapan Lisa itu pun seketika ia terkekeh lucu.

"Gue ga bakal nampar lo lagi, astaga."

GALAK - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang