8. Di jalan pulang

11.4K 1.7K 246
                                    

Author POV

Pada akhirnya, kedua gadis itu memutuskan pulang dengan hanya berjalan kaki. Bukan karena sengaja ingin terlihat romantis setelah baru saja jadian, tetapi memang karena saat di tengah jalan tadi, ban motor Lisa tiba-tiba kempes, dan terpaksa harus dimalamkan di bengkel terlebih dahulu.

Jarak menuju rumah Jennie sudah tidak terlalu jauh, mungkin jika berjalan kaki seperti ini, sekitar sepuluh menitan lagi mereka berdua akan sampai di sana.

Jennie masih bisa merasakan hawa dingin dari suasana malam yang menusuk ke kulitnya, walaupun Jennie sudah memakai jaket yang tebal. Sambil terus mengaitkan tangannya di lengan Lisa, mereka berdua berjalan beriringan.

"Kamu takut hantu ga?" Lisa tiba-tiba bertanya, kemudian ia menatap Jennie.

"Ngga, aku ga pernah takut sama apa-apa." Jawab Jennie.

"Sama aku?"

"Sama kamu apalagi, ngga sama sekali. Malah aku tuh heran ya kenapa orang-orang banyak yang takut sama kamu, padahal kamu ngga serem-serem banget, paling cuma disiplin doang, iya kan?"

"Iya, kamu bener. Aku sendiri juga kadang heran." Setelah mengangguk setuju, Lisa lalu terkekeh ringan karena merasa lucu.

Lisa mengusap-usap satu tangan Jennie yang sedari tadi masih bertengger di lengannya. Hingga beberapa detik kemudian, senyuman kecil yang hangat itu seketika tercipta pada sudut bibir Lisa.

"Kenapa deh? Kok kamu malah senyum-senyum?" Suara Jennie menyapa.

"Aku mau nanya." Balas Lisa.

"Nanya apa?"

"Kenapa kamu mau sama aku? Padahal waktu itu kamu pernah bilang, kamu katanya ngga suka pacaran sama orang yang disiplin, menurut kamu mereka tuh ga asik."

"Emang."

"Terus kenapa kamu malah nyantolnya di aku?"

Jennie tampak diam beberapa saat. Pandangannya setengah tertunduk, menatap kerikil-kerikil kecil yang ada di sekitar jalan. Sambil terus melangkahkan kakinya, Jennie kemudian membalas.

"Sebenernya aku suka ke kamu itu karna ngga sengaja aja, perasaan aku tiba-tiba muncul gitu."

"Kok bisa tiba-tiba muncul? Kenapa?"

"Soalnya aku suka fingering kamu." Jennie lalu sengaja menengadah dan ia tersenyum dengan lucu ke arah Lisa.

Sekali lagi suara tawa yang terdengar hangat dari Lisa itu memasuki indera pendengaran Jennie.

Suara tawa yang selalu berhasil membuat Jennie jadi terpaku. Jennie seperti tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya dirinya merasa kagum, jatuh cinta di sana, dan bahkan sudut bibir Jennie refleks ikut tertawa.

"Kamu ternyata manis banget ya orangnya." Tutur Jennie.

"Hm?"

"Iya. Entah itu dari perlakuan kamu, di waktu kamu yang lagi ngobrol sama aku, atau gimana cara kamu dalam ngetreat aku, itu semua manis banget."

Lisa tidak membalas apa-apa, dirinya tahu Jennie belum selesai dengan kalimatnya. Maka dari itu Lisa hanya terus tersenyum sambil memperhatikan dengan penuh, ketika Jennie yang membuka lagi suaranya.

"Aku pikir orang kaya kamu tuh kalo diajak ngobrol bakal kaku, tapi ternyata diluar ekspektasi aku. Kamu itu humble, seru buat becanda, ngga ngebosenin dan bisa banget bikin orang jadi betah buat ngobrol lama-lama sama kamu." Ucap Jennie.

Sudut bibir Lisa lantas seperti sedang tertahan, ia tidak bisa berhenti untuk terus menyunggingkan senyum.

"Astaga, aku kaya lagi nemuin sosok baru dari kamu. Selain galak, ternyata pacar aku ini jago juga bikin salting." Di akhir kalimatnya, Lisa lalu sengaja mencolek dagu Jennie.

GALAK - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang