Pagi ini stasiun Poncol kota Semarang tak begitu ramai. Hanya ada segelintir orang saja yang sedang menunggu kereta datang. Tak terkecuali gadis ayu berambut hitam yang juga sedang duduk menunggu kereta sembari fokus pada novel yang ada di tangannya. Dilihat dari bawaannya nampaknya ia akan liburan, ah iya solo travelling. Tak lama gadis itu merogoh saku outernya. Dikeluarkannya gawai dari dalam saku itu.
"Hallo" suara terdengar dari sebrang sana
"iyaa, apaan?"
"HANA!!"
Rupanya itu suara cempreng milik Clara rekan kerja Hana. Clara memang tidak bisa melihat Hana absen. Sedetik saja Alula menghilang dari pandangan matanya pasti akan dicarinya.
"ish.. Clara! Lo nggak usah teriak ngapa sih.. Pekak nih telinga gue"
"ya maaf"
"kenapa?"
"lo dimana sih? Di kantor nggak ada? Nggak masuk? Sakit lo?"
"gue cuti seminggu dong, liburan gue"
"alah palingan juga ke jogja"
"nah itu lo tau jogja itu moodbooster gue"
"oleh-oleh ditunggu pokoknya"
"kebiasaan. Nggak usah diingetin juga gue pasti bawa Ra"
"seminggu gue nggak ada temen ghibah dong"
"kan ada mas ben tuh, ajakin aja"
"ah males, ghibah sama mas ben mulutnya pedes banget kek cabe kriting. Yang ada gue kalah ghibahnya"
"haha.. Jangan gitu lo, nanti kalo dia denger bisa ngamuk loh"
"kenyataan begitu.. Eh yaudah deh, lo jangan macem-macem disana ya"
"lo kira gue bakal ngapain? Gila kali ah"
"haha.. Yaudah take care sweety.. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Seketika panggilan terputus. Hana kembali fokus membaca novel ditangannya. Suara Announcer stasiun sudah terdengar menginformasikan bahwa kereta yang akan Hana tunggangi tiba lima belas menit lagi. Hal itu membuat gadis dengan outer rajut warna brown dan inner kaos warna hitam yang dipadukan dengan kulot milo dan sepatu kets putih itu bergegas dan bersiap menunggu kereta diterminal yang sudah diinformasikan. Benar saja lima belas menit kemudian kereta datang. Hana yang sudah siap sedari tadi dengan tiket dan barang bawaannya langsung menaiki gerbong eksekutif dan meletakan barang bawaannya dibagasi tempatnya duduk. Di gerbong yang ia naiki, terlihat sepi. Hanya ada sekitar delapan orang saja didalamnya.
Tiga puluh menit perjalanan berlalu, Hana masih menatap keluar jendela dengan lamunannya. Seketika lamunan itu terpecah kala pramugari kereta mengantar minuman yang ia pesan.
"permisi.. Ini pesanannya.. Silahkan"
"oh iyaa.. Terimakasih ya mbak" balas Hana dengan senyum lebarnya.
"sama-sama.. Marii"
Hanq hanya membalasnya dengan Anggukan dan senyum. Langit tiba-tiba saja menggelap. Butir-butir hujan perlahan turun dan membasahi kaca jendela kereta. Tampak senyum sumringah terlukis di wajah Hana. Hujan, salah satu hal yang sangat Hana sukai. Hujan dan Kereta, perpaduan yang sangat perfect bagi Hana. Gadis itu menikmati pemandangan selama perjalanan ditemani hujan dan cokelat panas yang dipesannya tadi. Ia lantas merogoh tas yang sedari dibiarkannya. Sebuah kamera instax keluar dari tas itu. Hana memotret cup cokelat panas dengan latar pemandangan di balik jendela. Usai memotret gadis itu memutar playlist spotify diponselnya dan tak lama gadis itu pun terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu Rindu
Ficción GeneralAksata Damara Samudra seorang yang hobi memotret. Ia sosok yang sangat periang sampai pada saat hubungannya dengan Clarissa harus kandas. Ia menjelma menjadi sosok yang dingin, cuek,terkesan bossy, dan suka marah-marah. Dan pada akhirnya ia dipertem...