Hari kedua Hana berada dijogja. Pagi ini rencananya ia ingin ke pantai pok tunggal. Ya! Tentu saja seorang diri. Gadis itu sudah cukup hafal daerah jogja saking seringnya ia berada dijogja. Gadis itu membawa apa-apa yang perlu dibawanya. Saat hendak melangkahkan kaki keluar kamar, satu panggilan tertera dilayar ponselnya.
Kanjeng mamim is calling..
"hallo.. "
"assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, kamu dimana? Mamim di rumah ini, kamu nggak ada"
"di jogja"
"jogja? Ngapain?"
Hana menghela nafas "mamim ngapain ke rumah? Ada perlu apa?"
"soal perjodohan kamu--"
"Hah!!! Perjodohan lagi.." gumamnya. "Nana capek! Dijodohin sana sini!"
"ini demi kebaikan kamu.. Mamim mau kamu bahagia Hana!"
"kebaikan Nana apa kebaikan mamim? Bahagia? Untuk Nana? Dengan paksaan? Apa itu bahagia?"
"Hana!! Jangan Bantah Mamim--"
"udah lah mim, Nana capek!! Nanti kalau sudah waktunya biar Nana cari jodoh sendiri. Udah cukup mamim bikin Nana hancur dengan perceraian mamim dan Baba ya. Jangan lagi atur hidup Nana!"
"Hana!!! Halo!!!--"
Klik
Iya, Orang tua Hana memang pisah sejak Hana kelas 2 SMP. Ia dan Adiknya, Hanindya harus memilih untuk ikut dengan siapa. Hatinya hancur namun harus tetap kuat. Akhirnya Hana ikut dengan Ayahnya, dan Hanin ikut bersama Ibunya. Selang 2 tahun berpisah ibunya menikah lagi. Hal itu tentu membuat Hana pun terpukul. Ia berharap ayahnya tak menikah lagi, namun harapannya dipatahkan saat tahun ke 4 perpisahan keduanya. Dan pada akhirnya setelah ia lulus kuliah dan sudah bekerja Hana memutuskan untuk tidak ikut dengan siapapun. Iya, gadis itu memilih tinggal sendiri. Sesekali baik ibu maupun Ayahnya masih menjenguknya. Meski demikian Hana lebih dekat dengan keluarga baru Ayahnya. Ia merasa lebih dianggap ada dan merasa lebih hangat disana. Bahkan istri ayahnya, yang ia panggil bunda sangat menyayangi Hana seperti anaknya sendiri begitu pula kakak tirinya, Luhung dan adik tirinya, Laksmita yang sangat menerima Hana.
Dengan suasana hati yang sedikit tidak baik Hana mengegas Scoopynya menuju tempat tujuannya. Sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya Hana Sampai Di pantai pok tunggal. Hari ini lumayan ramai. Dan memang pantai ini selalu ramai apalagi hari ini weekend. Usai membeli tiket masuk dan memarkirkan motornya. Gadis itu melenggang langsung ke pantai. Mencari tempat yang agak sepi, lantaran ia ingin menenangkan diri. Ritual menenangkan dirinya di Akhiri dengan ia berteriak. Namun belum sempat ia berteriak. Terdengar suara lantang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"AAAAAAA!! DIMANA SIH?!? SAYA MAU KAMU KEMABALII! !"
Didapatinya seorang pemuda jakung disana. Lantas gadis itu mengernyitkan dahinya. Ia merasa familiar dengan postur tubuh dan suara itu.
"Lo!!?"
Hana terkejut melihat apa yang diduganya benar. Pemuda itu pun tak kalah terkejudnya.
"Kamu!?"
"Lo ngapain disini? Pake teriak-teriak lagi, gue mau teriak ga jadi kan karena denger teriakan lo"
"ya suka-suka saya lah, tempat umum juga ini"
"oh.. Lo ngikutin gue ya?"
"Edan!! Jangan geer, saya memang disini dari tadi"
Hana berjalan mendekati Damara lantas duduk disampingnya. Damara yang sedari tadi berdiri akhirnya ikut terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu Rindu
Ficción GeneralAksata Damara Samudra seorang yang hobi memotret. Ia sosok yang sangat periang sampai pada saat hubungannya dengan Clarissa harus kandas. Ia menjelma menjadi sosok yang dingin, cuek,terkesan bossy, dan suka marah-marah. Dan pada akhirnya ia dipertem...