Chapter 4

18.6K 1K 83
                                    


"Assalamu'alaikum" Ucap seseorang di depan pintu ndalem.

"Wa'alaikumussalam" Ucapku, umi, Abi, Bunyai, Ning Dalila

"Ada apa ini? Eh, umi, Abi kalian disini." Ucap Gus Aqeel. Sambil menyalimi tangan Umi dan Abi.

Gus Aqeel melihatku yang sedang berada di samping Ning Dilla, dia tersenyum tipis. Aku tau apa yang dia pikirkan, dia berpikir kalau aku akan menerimanya sebagai suamimu.

"Le, kamu kok berdiri aja sini duduk. Dilla, Ciara sini duduk." Ucap Bunyai

Aku, Ning Dilla dan Gus Aqeel pun duduk di sofa.

"Jadi gimana Caira, apakah kamu sudah siap untuk tinggal di ndalem dan menjadi istri Aqeel." Tanya Bunyai

"Hmm, Ciara pikir-pikir dulu ya nyai." Jawabku

"Loh, kok masih panggil nyai. Panggil ummah aja." Kata Bunyai

"Nggih nya- eh Ummah." Kataku

Aku melirik ke arah Gus Aqeel yang sedang menatapku, sontak aku pun langsung menunduk kembali.

"Maaf sebelumnya, kalau boleh tau kenapa Gus Aqeel memilih Caira untuk menjadi istri kedua. Padahal Ning Dalila, lebih baik dari pada saya." Tanya Ciara

Semua pun terdiam mendengar pertanyaan dari Caira.

"Dan kenapa umi dan Abi menyetujui pernikahan aku dan Gus Aqeel, padahal Gus Aqeel sudah menikah. Kenapa umi? Kenapa Abi? Apa salah Caira. Caira belum siap untuk menjadi seorang istri, kenapa kalian menyembunyikan pernikahan ku. Kenapa kalian tidak bertanya dahulu kepadaku. Pernikahan bukanlah hal yang sepele! Pernikahan adalah hubungan sakral. Kenapa!" Setelah mengeluarkan semua unek-unek yang ada di dalam pikiran dan hatiku, aku kembali menunduk dan menangis dalam diam.

"Afwan hiks" Kataku

"Caira ke asrama dulu udah adzan ashar, assalamu'alaikum." Kata Caira, sambil berlari menangis pergi meninggalkan ndalem dan menuju ke asrama.

"Bagaimana aku menjelaskan padamu Humairah, aku memang mencintai Dilla. Tapi di sisi lain aku menyayangimu, dan ada satu hal lagi yang membuatku menikahimu secara diam-diam. Karna aku tau kalau kau tidak akan setuju." Batin Gus Aqeel

"Nak" kata Bunyai sambil memengang pundak Gus Aqeel.

"Nggih ummah"

"Sing sabar Yo, Caira butuh waktu untuk menerima semua ini" ucap Bunyai

(Yang sabar ya)

"Nggih ummah, in syaa Allah Aqeel akan terus menunggu jawaban dari dek Caira." Ucap Gus Aqeel, sementara disisi lain ada seorang wanita yang memakai gamis hijau, Khimar hijau, dan cadar hijau sedang menangis dalam diam, Menatap sendu ke arah ruang tamu dimana ada dua keluarga sedang berkumpul.

" Ucap Gus Aqeel, sementara disisi lain ada seorang wanita yang memakai gamis hijau, Khimar hijau, dan cadar hijau sedang menangis dalam diam, Menatap sendu ke arah ruang tamu dimana ada dua keluarga sedang berkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti itulah tatapan dari Ning Dalila

"Kau memang menunggu jawabannya, tapi apakah kau tidak memedulikan perasaanku mas? Aku juga terluka, hatiku sangat sakit. Mendengar suamiku sendiri mengatakan bahwa dia mencintai wanita lain." Batin Ning Dalila

Ning Dalila pergi ke kamarnya untuk menenangkan diri dan menangis sepuasnya.

Gus Aqeel yang melihat Ning Dalila pergi ke kamar pun menyusul. Sesampainya di kamar Gus Aqeel melihat istrinya sedang berdzikir sambil melihat alam sekitar dari balkon, Gus Aqeel memeluk Ning Dalila dari belakang.

"Dek, kamu kenapa?" Tanya Gus Aqeel

"Mas Aqeel? Sejak kapan disini" Tanya Ning Dalila

"Dek, maafin mas ya. Mas nggak bermaksud untuk nyakitin kamu, in syaa Allah mas akan berusaha untuk Adil kepada kamu dan Caira." Ucap Gus Aqeel.

"Gpp kok mas, Dalila ikhlas asal mas bisa adil kepada aku dan Caira. Aww!"

"Kamu kenapa dek?" Tanya Gus Aqeel cemas

"Gpp kok mas, ini bayi Kita tadi nendang." Ucap Ning Dalila sambil meletakkan tangan Gus Aqeel ke perutnya.

Ya, Ning Dalila sudah hamil selama 4 bulan. Kenapa Caira tidak mengetahuinya? Karena Ning Dalila memakai baju yang longgar jadi perutnya tidak kelihatan terlalu buncit.

Gus Aqeel jongkok di hadapan Ning Dalila dan memegang perut istrinya yang buncit.

"Assalamu'alaikum, Anak Abi nendang ya?" Ucap Gus Aqeel sambil mendekatkan telinganya ke perut istrinya.

"Wa'alaikumussalam, iya Abi" jawab Ning Dalila sambil menirukan suara anak kecil.

Gus Aqeel dan Ning Dalila pun tertawa, setelah itu Gus Aqeel memeluk Ning Dalila dan sambil mengelus perut Ning Dalila, dan bersholawat.

Ning Dalila yang mendengarnya pun merasakan nyaman di pelukan suaminya itu, menangis dan tersenyum. Walaupun gus Aqeel bukan hanya miliknya seorang, akan tetapi dengan perhatian kecil yang Gus Aqeel berikan sudah membuatnya bahagia.

Tak terasa sudah berapa lama pasutri itu berpelukan sehingga Ning Dalila tertidur di pelukan suaminya, karena lelah menangis.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Gimana?
Jangan lupa untuk vote
Maaf kalau ada typo🙏


                                                                          22 November 2021

CAIRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang