2. Berdua, Bersamamu

167 45 128
                                    

***

Pagi, guys!!!!!!

Isi kolom, guyssss!!!!

Sapa author juga.

Anes tengah sibuk dengan tugas mtk yang ia sedang kerjakan saat ini, namun terganggu dengan kejahilan Fathaan yang terus memainkan rambutnya, dengan menariknya ke kiri dan ke kanan selama kurang lebih 1 jam lamanya.

"Thaan," rengek Anes mencoba melepas kepalanya dari genggaman Fathaan, besar tangan Fathaan bisa muat di kepala kecil Anes.

"Bentar deh," Fathaan sambil senyum tipis, membalas ucapan Anes dan masih melanjutkan kegiatannya.

"Gue masih marah sama lo, jangan anggep gue udah care karena rayuan maut lo itu," kesal Anes memberhentikan sebentar kegiatannya.

Sementara Fathaan hanya cengengesan membuat Anes makin ingin mencabik cabik leher Fathaan.

""Jangan pake lo gue, kasar banget sih. Kalo ngomongnya sekarang pake kamu aku, aku lepasin."

"Lah, kok situ ngatur saya? Situ siapa?" marah Anes, yang sayangnya terlihat sangat lucu di mata Fathaan. Wajah marah Anes membuatnya ingin menelan Anes.

Fathaan menguyel - nguyelkan pipi gempul Anes, "Bakalan gue gangguin terus!"

Posisi Fathaan dan Anes yang duduk berdua di sebuah sofa ruang tamu, membuat badan Anes terasa pegal karena kelamaan duduk sambil jongkok.

"Lepasin gak?!" ancam Anes dengan membesarkan matanya berusaha menakuti Fathaan, yang sayangnya makin terlihat comel.

"Gak."

"Lepasin, Thaan," pinta Anes masih memantau wajah menyebalkan Fathaan.

"Wleee."

"Kerjain sendiri!" Anes berdiri melenggang pergi dari sana. Ia keluar rumah membuat Fathaan panik.

Anes bakalan pergi?

Ke mana?

Fathaan berlari dengan hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan dengan rambut yang selalu ia naikkan ke atas untuk menambah kesan tampannya.

Ia melihat Anes masih berdiri di halaman rumahnya, tak jauh dari posisi ia berdiri saat ini.

"Mau ngapain tu anak?" gumamnya.

"FATHAAN!!!!" teriak Anes begitu menggelegar saat ia melihat Fathaan berdiri di belakagnya.

Fathaan terlonjak, "Buset, iya!" Fathaan segera mendekati Anes.

"Mau itu, beliin."

Fathaan melirik motor yang memuat dua benda kotak di kiri kanan motornya itu.

Coba tebak apa?

Yah, seperti jajanan yang sangat jarang lewat di sekitar rumah.

Sekalinya lewat langsung bikin pangling pengen bawa motornya ke dalem rumah.

Dijual sama mas - mas.

FATHAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang