23 (and)

22 5 0
                                    

Sepintas hanya impian yang menjadi angan tapi Karana mu kini aku menjadi jauh lebih menghargai sosok yang mampu membuat ku bangkit.

_Araden Seto_

Selamat jalan sayang jika akhir ini yang baik untuk mu akan ku ikhlaskan kau pergi meski harus ku terima sakit yang luar biasa saat ini.

******************************************

1 bulan berlalu

Meski sudah lama buket bunga mawar selalu menemani nisan itu setiap hari.

"Hay." Dia menaruh kembali setangkai bunga mawar yang ia beli di samping Nisan.

"Gak nyangka 1 bulan berlalu." Dia menatap deretan nama di sana sosok yang selalu dia kenang dan engan ia keluarkan dari hati nya.

"Dan gue masih belum bisa melangkah maju." Dia mengelus batu nisan itu.

"Alenka gue kangen lu." Air matanya tanpa sadar kembali keluar dia memang payah akhir akhir ini dalam menahan emosi nya.

"Gak nyangka lu masih rutin ke sini setiap hari ya, kak Raden." Cewek itu berdiri berhadapan dengan Araden yang berjongkok.

"Ngapain lu kesini."

Cewek itu tersenyum lalu meletakan lili putih di samping Nisan berdampingan dengan mawar yang Araden berikan.

"Marah kakak sama aku masih belum redah ya?"

Araden bangun lalu menatap tajam cewek itu.

"Sahara. Bahkan gue sekarang muak liat muka lu."

Sahara menahan rasa kecewanya lalu tersenyum tipis hatinya masih terasa sakit dengan ucapan menusuk Araden.

"Aku kesini cuman mau pamit sama dia." Sahara menatap nisan Alenka.

Araden tersenyum getir. "Bahkan di saat lu nyakakit dia. Dia masih tetep mikir lu sebelum di pergi."

"Kak Raden bener aku emang adik yang gak tau diri, tapi apa kakak pernah liat dari sudut pandang aku."

"Cerita lu udah gue anggep bullshit." Araden memalingkan muka lalu melangkah pergi engan untuk terus berlama lama dengan cewek itu.

Sahara menyeka air matanya yang menetes dia lalu berjongkok dan mengelus nisan Alenka.

"Makasih kak buat semua yang lu kasih buat gue dan mama."

__________________

Satu hari setelah pemakaman Alenka

"Nona Sahara?"

Sahara menatap pria cukup tampan dengan setelan formal itu gugup.

"Iya."

"Sebelum nya saya minta maaf meminta anda bertemu secara mendadak."

"Tuan ini..."

"Boleh saya duduk?"

"Ehh iya."

"Perkenalkan nona saya Piter pengacara pribadi almarhum nona muda."

"Alenka?"

"Iya."

"Tapi hal apa yang buat tuan Piter meminta bertemu di disini?"

"Sebelum nona muda berpulang dia meminta saya untuk menyiapkan kepindahan anda ke California dan juga membangun toko bunga disana."

"Alenka?"

"Iya, ini semua ada berkas kepindahan dan juga surat tanah dan surat-surat kuasa lain nya."

"Tapi...."

"Almarhum nona muda juga sudah menjamin pendidikan untuk Anda di sana hingga Anda lulus kuliah."

Sahara memeriksa berkas berkas itu. Apa yang kakak nya itu pikirkan bahkan saat dia sudah pergi Alenka masih sempat memikirkan mereka.

Alenka bahkan masih mengingat impian nya untuk tinggal di California dan juga tokoh bunga impian mamanya.

"Saya hanya ingin menyampaikan ini."

"Saya mungkin tidak bisa..."

"Saya akan membantu nona dan ibu untuk bebas dari Mr Wijaya."

"Anda."

"Saya sudah berjanji pada almarhum nona muda untuk menjamin kesehatan anda dan ibu anda hingga sampai di California."

"Terima kasih."

_______________________

"Lu tau kak mama kena serangan jantung saat tau lu pergi, kondisi mama makin drop saat tau lu masih mikir dia sampai akhir bahkan saat dia cuman bisa nyakitin lu."

Sahara mengusap kembali air matanya yang menetes.

"Mama udah cerai, malam ini gue sama mama akan pergi. Semua yang gue ucapin mungkin belum cukup menggambarkan betapa gue berterimakasih banget sama lu."

Sahara mengelus kembali Nisan itu lalu berdiri.

"Terima kasih banyak kak."

Semua orang itu memiliki alasan untuk sakit duka dan bahagia yang mereka rasakan.

Saat semua orang memilih untuk mengakhiri hidup nya maka dia adalah orang yang paling buta untuk melihat seberapa menderita orang yang mereka tinggalkan.

Penuh masalah itu lah hidup pelajaran untuk kita tak pernah takut sendirian untuk kita belajar artinya menyayangi tanpa pamrih.

Jika Tuhan saja maha pemaaf kenapa kita hambanya tidak?

Jika kita lelah maka istirahat lah sejenak untuk kembali mengingat jika kita tidak sendirian.













                           Tamat










Hu............

Oke gantung banget ya?

Jangan lupa votenya

See you next sekuel

Tapi bo'ong wkwkwkw

See you di lapak baru mwahhhh......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARADEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang