2

5.5K 290 4
                                    

Semoga masih ada yang mau baca nih book

Enjoy guys !!! 🤗🤗🤗


















"Oy! , anak pembawa sial cepat bangun jangan malas-malasan saja! " teriak pria dengan wajah malasnya membangunkan seonggok gulungan kecil dengan kakinya.

"Enng" gumamnya menggeliatkan badan

"Cepat kerja, cari duit Yang banyak anak sialan! " teriaknya Yang langsung membuat bocah mungil tersentak Dan terduduk

"N-Nya" ujar anak laki-laki itu takut dan bergegas ke kamar mandi dengan terseok-seok. Pria itupun meninggalkan ruangan sempit itu setelah melihat anak itu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah anak laki-laki itu selesai mandi ia bersiap untuk bekerja mencari uang untuk pria yang biasa dia panggil "paman".

" cari uang yang banyak, jangan sampai tidak dapat sama sekali !" Perintahnya pada anak itu , "baik paman" jawabnya takut-takut.

~~~

"Duh, pelut can lapel cekali" keluh anak yang berumur dua tahun itu sambil memegang perutnya yang mulai perih dan mual. Ia duduk di pinggir jalan berusaha meredakan rasa laparnya. Berharap ada seseorang yang mau berbaik hati untuk memberinya sedikit makanannya untuknya. Siang itu tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang di sana karena cuaca sangat panas.

"Tunggu, lima menit aku sampai kantor Jae" suara seorang pria berjas rapih terlihat masih tampan sedang terburu-buru.

"Tuk" suara benda jatuh mengalihkan anak kecil itu yang sedang berusaha menahan laparnya. " pa ni ?, tok di cini? " tanyanya ntah pada siapa. Saat ia berusaha mecari-cari siapa pemilik benda ini matanya tertuju pada pria berjas yang berjalan agak cepat dan dengan susah payah ia berusaha mengejar pria tersebut yang lumayan jauh di depannya.

Dengan langkah tertatih anak itu berusaha mengejar pria itu yang sudah akan memasuki satu gedung, saat melihat pria itu semakin jauh anak itu berlari sebisa yang dia bisa dan sampai saat ia sampai di depan gedung itu dia di hadang oleh penjaga.

"Anak kecil mau apa ke sini?" Tanyanya pada anak laki-laki itu. "Can, ndak leh cuk?" Tanyanya polos kepada penjaga itu, "memang ada ada apa mau masuk?" Tanya penjaga itu penuh curiga. Dengan buru-buru anak itu menyembunyikan dompet tersebut. Karena penjaga tidak mengizinkannya masuk akhirnya anak itu duduk di sisi gedung berharap pemilik dompet keluar dan ia bisa mengembalikan dompet itu.


~~~

Hari semakin sore, orang-orang di dalam gedung sudah mulai keluar untuk pulang. Anak kecil tersebut sudah sangat kelelahan dan lapar kepalanya sudah mulai pusing dan mual semakin mendominasi tapi ia masih mau menunggu pemilik dompet tersebut keluar dari gedung itu.

"Jae aku pulang dulu Renjun dan Dery sudah menelpon terus" ujar pria itu bersiap keluar dari ruangnya.

"Aku juga akan pulang" ujar temanya yang biasa di panggil Jaehyun. Merekapun berjalan bersama menuju lift

"Selamat sore pak" ujar penjaga saat melihat pria tersebut keluar dari gedung. " sore " balasnya matanya fokus pada handponenya.

"Aman" tiba-tiba suara anak kecil mengalihkannya dari handponenya dan terkejut melihat anak laki-laki lusuh, terlihat pucat pasih, seketika membuat rasa aneh pada dirinya .

" Ya " jawabnya lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak tersebut. Dengan tangan gemetar anak tersebut memberikan dompet coklat milik pria tersebut "ni, can mu di alan" ujarnya lemah berusaha menjelaskan.

Saat pria tersebut mengambil dompet itu tiba-tiba anak laki-laki itu terjatuh tidak sadarkan diri. "Hey, nak" pekiknya panik ia pun langsung mengendong anak tersebut dan berusaha menelpon seseorang.

"Jae, cepat jemput aku "  ujarnya susah payah. Yang di telpon tidak banyak tanya ia pun memutar balik mobil menuju depan gedung.

" anak siapa itu John?" Tanya Jaehyun saat melihat temannya mengendong anak kecil kurus dan lusuh. " tidak tau, dia mengembalikan dompetku dan tiba-tiba pingsan" ujarnya semakin mengeratkan pelukannya saat merasa suhu tubuh anak itu meningkat membuat hatinya sesak dan merasa resah.

"Jae, cepat sedikit jalanya" ujar pria yang kerap di panggil Johnny itu. Jaehyun yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas, temannya ini terlalu baik kepada siapa saja padahal dia tidka kenal anak ini siapa bisa saja anak ini berbahaya pikirnya tapi dia tak berani ungkapan dia masih sayang nyawa.

"Dokter!" Teriak Johnny saat sampai rumah sakit dengan buru-buru ia meletakan anak laki-laki itu di bangkar ia tak mau anak ini telat penagan.

Dengan sigap suster dan dokter berbondong-bondong menghampiri bangkar anak itu dan memeriksanya. Johnny dengan gelisah bolak-balik di depan kamar anak itu membuat Jaehyun muak. " John, berhenti dan duduk di sini " perintahnya dan langsung mengikuti perintah Jaehyun.

" Cepat kabari istrimu" titahnya, Johhnypun langsung tersadar dan buru medial nomor telpon istrinya.

"Hallo, Chitt" ujarnya lemah
"Apa anak-anak baik-baik saja?" Tanya, membuat yang di tanya mengerutkan kening merasa aneh.
"Anak-anak baik, tidak ada yang terjadi di rumah" ujar laki-laki di sebrang sana.
"John, you oke?"  Tanyanya khawatir.
"Kamu bisa datang ke rumah sakit appa sekarang ? Aku membutuhkanmu" tanyanya lemah membuat sang istri merasa khawatir tapi berusaha untuk tenang. "Nanti akan ku jelaskan di sini"  ujarnya lagi.

" John/Dady" setengah jam menunggu sang istri datang akhirnya, Johnnypun langsung memeluk istrinya agara resahnya menghilang. "Ada apa John, siapa yang sakit?" Tanya beruntun istrinya tidak sabar, Johnnypun menceritakan  awal mula bertemu dengan anak laki-laki itu. "Dy, dek cakit?" Tanya Renjun saat dia mendengar cerita dari Ayahnya walau dia tidak begitu mengerti. Ten mengangguk tanda benar membuat si kecil tiba-tiba murung ia ikut merasa sedih. "Cepelti mimpi njun, my dik cakit" katanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Maaf tuan Johnny" suara dokter mengintrupsi Johnny

"Bagaimana keadaannya ?" Tanya Johnny tidak sabar








Yuhuuu hallo guys kumaha damang ?
Udah lama banget nih book ga di tengok, ampe berdebu.

Semoga masih ada yang minat baca nih book. 🤭🤭🤭

Maaf aku baru bisa lanjutin nih cerita ,sempet-sempetnya nih ngetik padahal lagi rapat kwkwkwkw

Tapi berhubung suasana hati lagi mendung mendukung buat ngetik jadi aku ngetik sekarang.

Jangan lupa vote dan komentnya guys
🤗🤗🤗🤗🤗




Kasih Sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang