10

3.9K 260 20
                                    

Hallo guysss !!!

Pip piw !!










"Tugas kalian sebagai orang tua, membuat ia benar-benar di sayang dan menghilangkan trauma itu"

Perkataan dokter psikologi itu terus tergiang-giang di pikiran Ten, laki-laki cantik anak tiga, sambil mengelus kepala kedua putra kembarnya yang tertidur setelah melakukan kunjungan ke dokter psikologi anak.

Ya Ten dan Johnny memutuskan untuk memeriksakan psikologi Haechan yang bicaranya belum jelas masih sepotong-sepotong berbeda dengan kakaknya Renjun yang sudah lancar walau masih cadel dalam pelafalan hurufnya.

"Haechan mengalamin speeach delay" ( anak sulit berbicara )  ucap sang dokter ketika selesai memeriksa Haechan.

"Sudah ya sayang jangan sedih" bujuk Johnny yang sedari tadi melihat sang istri menatap sendu anaknya.

"Tugas kita membuat anak-anak kita bahagia, kita berikan banyak kasih sayang" ujar Johnny lagi.

"Apa bayiku akan sembuh dad ?" Tanya Ten sedih. Johnny melihat sang istri khawatir dengan sigap memeluk sang istri.

"Pasti ia akan sembuh, percaya padaku" ujar Johnny mengelus punggung sang istri sayang.

"Sekarang mommy istirahat ya , biar daddy yang jemput abang" ujar Johnny membawa sang istri ke sisi ranjang kosong di samping ke dua anaknya yang sudah berada di alam mimpi.

"Terimakasih Daddy untuk semuanya" ujar Ten saat Johnny dengan lembut mencium keningnya.

"Tidak perlu berterimakasih, ini sudah tugasku sebagai suami dan seorang ayah" ujarnya tersenyum

"Aku pergi jemput abang dulu ya" ujar Johnny. Ten hanya mengangguk

Ten merasa beruntung sekali memiliki suami seperti Johnny yang pengertian dan penuh kasih sayang, tidak terlihat dari wajahnya yang terlihat seram.











~~~

"Dejun, ingin bermain di rumah Dery ya ba?" ujar anak laki-laki manis kepada sang ibu yang sedang membenarkan posisi gendongan anaknya.

"Iya, nanti sore ya setelah tidur siang" ujar pria manis itu sambil tersenyum.

"Nana uga ya ba" teriak heboh bocah dalam gendongan sang ibu yang membuat ibunya terkejut.

"Hahaha, ya nanti Nana ikut juga" ujarnya sambil mencubit pipi sang anak gemas.

"Nana di rumah saja!" ujar sang kakak tidak terima adiknya ikut, ia takut waktu mainnya berkurang karena ada sang adik.

"Uwaaa... Baba Na ikut uga!" pecah sudah tangis sang adik manisnya membuat sang ibu heran pada sang kakak , tidak biasanya pikirnya.

"Loh, kenapa kak kok adek ga boleh ikut?" tanya sang ibu pada anaknya yang masih bersedekap dengan wajah kesalnya.

"Nanti Nana ganggu kakak main" ujarnya matanya sudah berkaca-kaca.
Sang ibu tersenyum, mencium kening kedua putranya bergantian.

"Kan Nana mainnya sama injun dan echan" ujar Winwin sang ibu gemas melihat anaknya masih merajuk.

"Tapi, nanti ada Jeno Baba!" rengek Xionjun. Winwin langsung tergelak melihat betapa posesifnya anaknya ini pada adiknya, ya Winwin paham sekarang kenapa anak manisnya tidak mau adiknya ikut.

"Nanti biar Baba yang jaga Nana dari Jeno ya" bujuk Winwin, dengan ragu sang anak mengangguk setuju.

Jeno yang sedang memakan asik makan tiba-tiba bersin-bersin












~~~

"Catu, dua , tiga , kena" teriak Renjun setelah menyentuh lengan Haechan dan berlari menjauhi sang adik.

Merasa tidak tanda-tanda ia akan di kejar oleh sang adik, Renjun dengan muka merah dan hidung merahnya dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya.

"Loh kakak , kenapa menangis?" tanya Ten khawatir melihat anaknya menangis duduk di sudut ruangan.

"Echan, ndak mau kejar kakak, hiks... Hiks" adunya pada sang mommy. Ten yang paham pun lalu tersenyum dan mengendong putranya menghampiri Haechan yang masih asik memakan cookies nya.

"Tenyata mbulnya mommy sedang asik makan, pantas saja" ujar Ten saat melihat si bungsu sedang asik memeluk setoples cookies  buatannya.

"My, pa tatak ngis ?" tanya Haechan polos sambil memiringkan kepalanya.
(mommy, kenapa kakak nangis ?)

"Adek, ini kakak minta di kejar loh" ujar Ten mengelus kepala si bungsu sayang.

"Chan, mam gi my" ( chan lagi makan my ) ujar Haechan sambil menunjuk cookies  yang tinggal setengah.

"Hiks ... Hiks ... Hiks... Adek ndak cayang tatak" ujar Renjun sedih dan mulai menangis lagi. Membuat sang adik langsung  buru-buru membuang cookies di tangannya dan memeluk sang kakak.

"Chan , ry tak" ( Chan, sorry kak ) ujar Haechan dengan muka sedihnya siap menangis juga, Ten hanya bisa menggeleng heran melihat anak kembarnya penuh drama.

Renjun dengan senang hati memaafkan adiknya dan tidak menyia-yiakan kesempatan itu mengajak adiknya main.

"Catu, uwa ,iga Echan kena!" teriaknya setelah memukul legan adiknya pelan. Haechan tanpa babi langsung ikut berlari mengejar sang kakak meninggalkan Ten yang melonggo karena di tinggal oleh anak-anaknya.























Hallo guysssss !!!!

Maaf ya cerita semakin tidak jelasssss !!!

Yaudah baca aja yaaa

Salam sayang dari eomma Echan 😘😘

Jangan lupa vote & koment yaaa

Maaci 🥰🥰🥰


Kasih Sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang