Hi !!! Hello guys !!!
Selamat membaca !!
2 tahun berlalu
Kini umur Renjun dan Haechan sudah menginjak tiga tahun. Mereka semakin aktif dan ada saja tingkahnya yang membuat gemas orang yang melihatnya.
Di tambah tubuh gempal mereka yang suka berlari saat akan di pakaikan baju oleh sangibu. Membuat Ten selalu menghela nafas lelah melihat kelakuan anak kembarnya yang semakin pintar dan selalu punya cara untuk mencari perhatian orang tuanya.
"Baik, Mommy hitung sampai tiga kalo tidak keluar tidak ada cookies sore ini!" teriak Ten saat ia sudah lelah mencari dua kurcaci yang sedang menjalankan misi yaitu menghindar dari sang ibu agar tidak di pakaikan baju.
"No no no Mom!" teriak bocah gembul keluar dari balik sofa dengan terburu-buru menghampiri sang ibu.
"Nou nou nou, kis nya chan my" pekik si gembul keluar dari balik gordeng berlari sedikit oleng hampir saja jatuh.
"Hap!"
"Hati-hati sayang" ujar sang kepala keluarga sambil mengangkat Haechan kegendongannya.
"Dy!" ujar Haechan senang mengeratkan pelukan di leher sang ayah.
"Daddy,puyang yey!" pekik Renjun tidak heboh sambil melompat.
Ya Johnny baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya selama dua minggu di Jeju dan selama dua minggu itu pula Haechan selama seminggu jatuh sakit karena di tinggal oleh sang ayah. Ikatan batin anak dan ayah.
"Anak manis ayah hebat sudah mandi dan pakai baju" ujar Johnny pada Renjun sambil mengecup kepala mungil itu sayang.
"Kakak pintel, mau dapat hadiah dali Daddy!" ujar Renjun semangat masih sibuk melompat-lompat.
Haechan mendengar kata hadiah memberontak minta turun dari gendongan sang ayah dan berlari ke arah sang mommy.
"My, ke ju pat!" ujar Haechan sambil melompat di depan Ten yang membuat Johnny dan Ten gemas.
"Oke oke, berhenti melompat Bear" ujar Ten memegang pundak sang anak dan memakaikan baju untuk si bungsu.
"Dery, pulang!" teriak si sulung dari pintu utama sambil berlari.
"Stop di sana abang!" teriak Ten membuat Hendry berhenti seketika melihat sang ibu takut-takut.
"Maaf , Mommy tadi abang jatuh kedalam parit bersama lucas dan Mark" ujar si sulung sambil menunduk takut.
Ten sudah berkacak pinggang dengan wajah marahnya, ketika melihat luka di cukup besar di kepala sang anak langsung menghampiri sang anak.
"Abang, berdarah!" pekik Ten sambil meneliti kepala sang anak yang masih mengeluarkan darah.
Dengan panik Johnny mengendong si sulung dan membawanya ke dalam mobil. Tak peduli dengan penampilan sang anak yang kotor dan bau parit yang menyengat.
~~~
"Nah, sudah selesai" ujar pria berpakaian dokter setelah menggunting benang terakhirnya.
"Untung kau cepat bawa Dery ke sini John" ujar sang dokter pada johnny, Johnny menghela nafas lega setelah melalui ketegangan.
"Terimakasih, Ren!" ujar Johnny tulus kepada sang dokter.
"Tapi kenapa bisa dia dan teman-temannya masuk kedalam parit?" tanya sang dokter tak habis pikir.
"Aku belum bertanya detailnya pada Hendry" ujar Johnny melihat sang anak yang terlelap di brangkas rumah sakit.
"Baik lah, ini resep obatnya ,jika Hendry sudah bangun kau boleh membawanya pulang" ujar sang dokter
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang
General Fiction" Anak kurang ajar!! " " Ampun Echan ndak cengaja, hiks...hiks... " " Echan anji ndak akal agi, hiks...hiks " BxB Homophobic ?! Minggat jauh-jauh Family story Seofamily Jungfamily Nafamily