"Kita mau kemana?"
Diam adalah respon jawaban dari pertanyaan Hyunsuk untuk Jihoon, tidak ada respon yang berarti sejak Jihoon menarik paksa Hyunsuk untuk masuk kedalam mobilnya.
Hyunsuk menghela nafas lelas dan bersender di kaca mobil sambil melihat keadaan jalan raya yang tidak begitu ramai.
Mobil Jihoon berhenti didepan apartemen yang ternyata tidak begitu jauh dari miliknya, bedanya apartemen ini terlalu 'mewah' dibanding miliknya yang sederhana.
"Ayo turun." Jihoon membuka pintu mobilnya dan segera keluar dari mobil. Hyunsuk kembali di seret mengikuti Jihoon sesaat dia keluar dari mobil.
"Lepas, saya bisa jalan sendiri." Mata Hyunsuk tidak lepas dari sorot mata Jihoon yang menatapnya tajam sampai Jihoon mengalah dan melepaskan genggaman tangannya dari Hyunsuk.
"Masuk ke apartemen saya."
"Saya nggak mau." Hyunsuk menolak ajakan Jihoon dan tetap berdiri diam ditempatnya.
"Saya nggak butuh penolakan kamu, saya nyuruh kamu buat masuk ke apartemen saya."
"Kalo saya bilang nggak mau, ya nggak mau." Hyunsuk bersiap kabur dari Jihoon mengetahui apartemennya yang tidak jauh dari sini, sebelum kembali ditangkap lagi oleh Jihoon.
"Mau kabur lagi kaya kemarin?" Jihoon bertanya dingin pada Hyunsuk yang masih menatapnya nyalang.
"Kabur? Emangnya saya pernah ketemu kamu?" Hyunsuk membalas dalam nada menantang ke Jihoon yang mengepalkan tangannya kencang. "Saya nggak kenal kamu, kamu cuma orang aneh yang tiba-tiba narik saya pergi secara nggak jelas!".
Jihoon menarik tangan kanan Hyunsuk dengan kasar dan menggenggam kelinking Hyunsuk yang memiliki ukiran nama Park Jihoon kencang.
"Saya patahin jari kamu sekarang juga kalo masih mau ngelak." Cengkraman Jihoon pada kelingking Hyunsuk makin kencang, hampir membuat Hyunsuk menangis kesakitan sebelum kembali dilepaskan oleh Jihoon.
"Jangan pernah coba-coba kabur dari saya Hyunsuk, saya nggak suka. Apa perlu saya patahin kaki kamu dan kunci kamu dirumah saya biar kamu nggak pergi?" Jihoon kemudian memeluk Hyunsuk lembut dan membelai rambutnya sayang. Hyunsuk hanya bisa membeku ketakutan melihat orang didepannya.
"Saya antar kamu pulang kerumah. Besok saya jemput ke kampus." Jihoon menuntun Hyunsuk yang masih terdiam kedalam mobil dan mengantar Hyunsuk sampai ke rumahnya.
.
.
00.30
Hyunsuk masih terjaga dikamarnya dan dalam keadaan gusar, ada yang aneh tentang soulmatenya.
'Park Jihoon sakit! Dia orang sakit!'
Jantung Hyunsuk bergetar ketakutan saat bertemu Jihoon, karena demi tuhan semua perkataan Jihoon adalah jujur. Termasuk bagian mematahkan jari dan kakinya.
Satu kelebihan tentang soulmate yang Hyunsuk benci, kamu bagaikan buku yang terbuka dihadapan soulmatemu. Saat kamu berbohong, soulmatemu akan langsung mengetahuinya lewat tatapan matamu.
Dan saat Jihoon mengancamnya tadi, hanya ada kejujuran yang Hyunsuk lihat.
Nafas Hyunsuk makin memberat dan badannya mulai terasa sakit, Hyunsuk segera mengambil botolan obat tidur dan obat penenang miliknya. Diambil keduanya dan Hyunsuk minum secara bersamaan.
Nafas Hyunsuk kembali tenang dan seluruh tubuhnya mulai rileks secara perlahan. Hyunsuk menghela nafasnya lelah dan memandang kosong langit-langit kamarnya.
To Be Continued.
Haloo, maaf ya kalo aku lama banget updatenya :').
Emang ceritaku itu slow update gitu huhu :(.
Buat kalian yang masih baca dan nungguin, makasih banget ya udah mau sabar <3.
See you di next chapter '°~°'.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet • hoonsuk • [ON-HOLD]
FanfictionSoulmate bagaikan cermin yang kita gunakan untuk melihat diri kita sendiri, tidak ada yang bisa ditutupi karena semuanya terlihat dengan jelas. - hoonsuk - soulmateau - bxb - mature content🔞