Prolog

80 14 1
                                    

Bandung, 07 Juni 2020


Air mata tak kunjung berhenti mengalir dari pelipis sang pengampunya. Menyaksikan orang terkasihnya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Dan juga hati yang terkikis perlahan. Menyaksikan sang jenazah yang mulai bersatu dengan sang bumi.

Aksara, sang penerus Khatulistiwa Company. Hanya terdiam menyaksikan ayah yang sangat ia sayangi itu telah dikebumikan, meninggalkan ia dan sang ibu yang tengah menangis di pelataran makam.

Hari itu, menjadi hari yang menyakitkan bagi aksara dan keluarganya.

1 bulan kemudian...

1 bulan semenjak kematian ayahnya. Aksara kini mulai menjalani aktifitas sekolahnya kembali. Namun, ia sudah tak bersekolah di selolah lamanya, setelah 1 minggu ayahnya dikebumikan ia bersama ibu dan adiknya memutuskan untuk pindah dari Kota Bandung menuju Ibukota DKI Jakarta.

Hal itu adalah kemauan ibunya sendiri. Alasannya karena ibunya tak mau selalu mengingat kenangan yang ada di rumah lama mereka, dan selalu merenung dalam kesedihan. Aksara awalnya tidak setuju dengan keputusan ibunya ini, namun pada akhirnya Aksara juga lah yang mengalah, karena ia tak mau juga ibunya terlalu berlarut dalam kesedihan.

Senja di Langit KhatulistiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang