Part#4

27 4 0
                                    

Jakarta, 14 Juli 2020

"Aku harap, hari ini akan jauh lebih baik."

-Arunika

Kringgg...kringgg....

Suara jam weker berdering, perlahan membangunkan tuannya dai mimpi indahnya itu. Aksa perlahan bangun dari tempat tidurnya dan mematikan jamnya yang terus berdering itu.

"Udah jam 5 ya?" Ucap Aksa sambil memegang jam wekernya dan ia langsung melempar jam weker tersebut ke kasurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan melaksanakan salat subuh.

Setelah melaksanakan salat, Aksa kemudian membereskan kamarny dan langsung mengenakan seragamnya ketika semuanya sudah beres.

Jam sudah menunjukan pukul 06.00, Aksa langung beranjak dari kmarnya menuju ruang makan untuk sarapan bersama Bunda dan adiknya itu. Setelah sarapan, Aksa Langsung bergegas berangkat menuju sekolahnya, karena ia ada urusan dengan Pak Sesongko.

Setibanya di sekolah, Aksa langsung disambut oleh berbagai macam pujian. Tidak hanya dari kalangan adik kelas atau teman seangkatannya, melainkan kakak kelas pun juga memberikan berbagai macam pujian kepada dirinya. Namun, Aksa hanya acuh seolah tak mempedulikan semua itu, ia hanya fokus dengan tujuannya sekarang, yaitu bertemu dengan Pak Sesongko.

Setibanya di depan ruangan Pak Sesongko, Aksara kemudian mengetuk pintunya dan mengucapkan salam ketika ia diizinkan masuk oleh beliau. Namu, ia sepertinya tak bernasib baik. di ruangan itu tidak hanya ada mereka berdua, melainkan ada satu orang lagi yang tidak lain dan tidak bukan adalah Arunika.

Menghiraukan keberadaan Arunika, Aksa pun kemudian bertanya ke Pak Sesongko.

"Pak? Ada perlu apa ya?" Tanya Aksa.

"Oh itu ya, silahkan nak Aksa duduk dulu." Suruh Pak Sesongko.

Aksa kemudian duduk di sebelah Arunika, tak ada percakapan di antara mereka, hanya ada rasa acuh dan dendam saja dari salah satu pihak.

"Loh? kok kalian diem-dieman sih? ah iya, bapak lupa. bapak belum ngasih tau ke kamu Aksa. Dia adalah Arunika, dia adalah salah satu siswi berprestasi di sekolah ini. dan Arunika, dia Aksa, dia baru pindah ke sekoah ini kemarin." Ucap Pak Seosngko membuka obrolan.

"Dan bapak disini memanggil kalian berdua itu, untuk menjadi ketua dan wakil ketua OSIS SMA Buya Hamka yang baru akan saya bentuk.Dan pembentukan OSIS ini merupakan salah satu program saya untuk memajukan sekolah ini juga terutama di bidang organisasi, dan kalian akan menjadi tombak penggerak atau generasi pertama dalam pembentukan kepengurusan OSIS ini. Untuk menentukan siapa ketua dan wakilnya, kalian bisa perbincangkan berdua. Itu saja. Ada pertanyaan?" Lanjut Pak Sesongko.

"Pak, maaf." Arunika membuka suara.

"Kenapa saya harus dipasangkan dengan anak baru? kenapa tidak dengan kakak kelas atau teman saya yang lain?" Tanyanya kepada Pak Sesongko.

"Ah... soal itu ya? Baik, Bapak Akan jelaskan. Alasannya simpel, karena berdasarkan data yang saya dapat di berkas milik Aksa, Aksa merupakan bekas mantan Ketua Osis di sekolah sebelumnya dan sempat juga memimpin beberapa organisasi lainnya. Karena itu juga bapak yakin dengan menunjuk Aksa sebagai pasangan kamu baik sebagi ketua ataupun wakil nanti. Aksa juga memiliki banyak talenta, bahkan dia bisa dikatakan setara denganmu Ar, jadi jangan heran lagi kalau saya menunjuk dia menjadi pasangan calon ketua dan wakil bersamamu." Jelas Pak Sesongko panjang lebar.

"Tapi pak-"

"Sudah cukup ya, bapak masih ada urusan lain. Oh iya, jeda kalian berdiskusi 2 minggu dari sekarang dan bapak harap kalian bisa cepat akur." Ucap Pak Sesongko memotong omongan Arunika sekaligus mengakhiri pembahasan mereka pagi itu.

Senja di Langit KhatulistiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang