Sakit 2

7 3 3
                                    

Ruang rawat Fia kini tengah ramai karena kedatangan Annisa, Anindita, dan Yolanda.

"Fi lo sakit kok gak bilang bilang sih, kan kami khawatir," ucap Yolandah heboh.

"aku gak ada megang hp dari kemaren Yol, gak di bolehin bang Reksa, biar istirahat total katanya"

"betul tu kata bang Reksa harus istirahat total, eh btw abang lo gak buka pendaftaran ya Fi?" tanya Anindita.

"pendaftaran apa?"

"pendaftaran jadi kakak ipar lo, mana tau kan gue masuk kategori" jawab Anindita sambil menarik turunkan alis nya.

"yee lo jadi kakak ipar Fia, mimpi terlalu tinggi say, jatuh gila lo" jawab yola sambil menoyor sayang kepala Anindita.

"sakit bego kepala gua"

"coba aja si Fia gak sakit udah udah di sate si ukhti bar bar lo ta, untung aja si Fia sakit jadi mode kalem sekarang" ucap Yolanda.

"eh kamu Yol Fia sakit malah kamu bilang untung, gak baik tau" ucap bijak Annisa.

"tau lo Yol, eh Fi bang Reksa buat gue aja ya" ucap Anindita lagi.

"oh no no no si Fia tu butuh kakak ipar modelan si Nisa biar bisa ngajarin jadi wanita anggun, kalau kakak ipar nya Fia kayak lo kasian bang Reksa nya" ucap Yolanda lagi.

Ceklek

Suara pintu terbuka tersebut sontak membuat seisi kamar melihat ke arah pintu.

"eh ada kalian toh" ucap Reksa melihat teman teman adek nya.

"heheh iya bang gue udah kangen sama calon adek ipar" jawab Anindita dengan membuat raut wajah sok melas nya.

" ye elo mah, gak usah di denger mulut nya si Anin bang sesat, kita tadi nyari Fia di kampus gak ada kata temen kelas nya Fia masuk rumah sakit makanya kita ke sini" jawb Yolanda.

"makasi ya kalian sudah jagain adek abang"

"iya bang gak papa, sekalian kami pamit juga bang udah sore takut di cariin mama" ucap Nisa sekalian pamit pulang.

"oh iya gak papa, sekali lagi makasih ya"

"iya gak papa bang, Fi kita pamit ya, jangan lupa banyakan minum air putih sama buah, makan nya jangan yg keras dulu, jangan sering main hp biar gak pusing okay.
Dahhh kami pulang assalamualaikum" ucap Yolanda sambil memberi we jangan.

"iya calon buk dokter makasih udah datang, waalaikumsalam" jawab Fia lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
"abang udah biar adek makan sendiri, abang istirahat aja, abang kan baru pulang kerja"

"gak papa dek, adek masi lemes kn biar abang suap aja ya, kapan lagi abang suapin kamu makanan." ucap Reksa sambil menyuapi Fia makan.

"sayang abang banyak banyak"

"sayang adek lebih banyak, adek anak hebat, mandiri, kuat jangan sedih sedih lagi ya, abang gak suka liat adek sedih"

"kalau ada abang hilang sedih nya adek" jawab Fia sambil terkekeh lemah.

"abang kan gak selalu ada sama kamu, nanti kalau abang gak ada kamu mau sedih terus?"

"abang jangan ngomong kayak gitu adek gak suka, kesan nya abang mau ninggalin adek selama nya kayak ayah sama bunda." ucap Fia udah sesegukan.

"bukan gitu dek, kalau abang dapat tugas di luar kota kan adek gak ikut, mikir nya jangan kejauhan dek" ucap Reksa sambil menenangkan adek nya.

"mama yumna gak dateng bang?"

"kata satria tadi besok pagi dek sekalian sama Fariza, dia kan besok libur"

Setelah banyak bicara sama abang nya akhir nya Fia tertidur saat jam menunjukkan pukul 09:00 malam.

Selamat malam adek abang, abang sayang sama kamu jadi anak yang kuat dan hebat ya
Ucap Reksa dalam hati kemudian mencium dahi sang adek.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi ini menunjukkan pukul 08.30, Reksa baru selesai membersihkan diri di kamar mandi ruang rawat Fia.

Tak lama seorang dokter dan suster masuk ke ruangan Fia.
"permisi pak bisa keluar sebentar kami mau ngecek pasien" ucap dokter tersebut.

"oh baik dok" ucap Reksa kemudian keluar ruang rawak adek nya.

"loh Reksa kok di luar" tanya mama yumna yang baru sampai.

"Fia lagi pemeriksaan ma, mama sendiri ma? Duduk dulu ma masi agak lama dokter nya di dalam" ucap Reksa sambil menepuk bangku kosong di samping nya.

"gk kok mama sama papa, satria, sama Fariza juga kok, tu mereka"

"loh kok di luar bang?" tanya Fariza.

"kak Fia nya lagi pemeriksaan dek" jawab Reksa.

Reksan ingin membicarakan kan sesuatu tapi ia ragu.
"hemm,,, semuanya Reksa mau minta tolong bisa?"

"minta tolong apa sa, kayak sama siapa aja minta tolong segala" jawab Faisal.

"hemm, besok Reksa ada tugas gerebek markas teroris, Reksa minta tolong jagain Fia mungkin besok gak bisa jagain Fia."

"ooo, yaudah kamu tenang aja sa, selagi kami sehat pasti bantu kalian, kalian udah mama anggep anak mama sendiri, hati hati besok nugas nya ya, jangan lupa berdoa sebelum brangkat, hati hati jangan sampai lengah" mama memberikan nasehat nya yang di balas anggukan oleh Reksa.

"oh ya satria jagain juga Fia ya, jangan di ajak ribut dulu kasian Fia masi sakit"

"siap bang, lagian satria tau waktu juga kok kalau mau ganggu si bocil"

"eh abang bilang Kak Fi bocil, terus abang apa? Bangkotan?" ucap Fariza yang langsung menusuk relung hati terdalam Satria. (cak elah lebay lu sat)
.
.
.
.
.
.
.
.
Hampir seharian ini Fia dan Reksa menghabiskan waktu bersama.
"udah ya dek tidur lagi biar cepat sehat, besok adek sama mama, sama papa, satria, sama Fariza dulu ya, abang besok ada tugas, okay?"

"iya abang, adek tidur dulu ya"

Setelah beberapa menit akhirnya Fia tertidur, tak lama kemudian Reksa juga tertidur di kursi samping bangsal Fia sambil memegang tangan Fia.
Abang sayang adek selalu.
.
.
.
.
.
.
Fia terbangun kembali setelah ia selesai sholat subuh tadi ia tidur kembali, abang nya sudah pergi bertugas sejak subuh tadi.

Ceklek

Pintu terbuka mama yumna datang sambil membawa rantang susun yang sudah pasti isi nya makanan.

"ma Fariza mana?"

"ada tu di belakang, tadi sama satria lagi cari buah kesukaan kamu kata nya"

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

"kak Fi, Fa bawa buah alpukat kesukaan kakak nih, biar Fa suapin ya" ucap Fariza dengan semangat.
Kemudian ia membelah dua alpukat tersebut tanpa mengupas kulit nya, lalu di kerok menggunakan sendok dan di suapkan ke Fia.

ADA SYURGA DI RUMAH TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang