Kehilangan

7 2 0
                                    

Untuk kesekian kalinya merasakan kehilangan orang yang di sayangi
....

Keluarga Faisal minus satria  saat ini tengah menunggu Reksa yang lagi di ruang operasi.
Lantunan doa saya selalu mengalun dari bibir yumna. Ia tak sanggup membayangkan bagaimana keadaan Fia jika Reksa sampai tak selamat.

Sekitar 4 jam menunggu di ruang tunggu Akhirnya dokter yang memimpin operasi Reksa memanggil Faisal untuk masuk ke sebuah ruangan yang tak jauh dari tempat operasi.

"begini pak peluru yang ada di tubuh pasien berhasil di ambil,(Faisal menghela nafas lega) tapi pasien tidak dapat kami selamatkan karena peluru tersebut sampai melukai jantung pasien."

Ucapan dokter tadi membuat kaki Faisal melemas. Reksa memang bukan anak nya tetapi dia sudah menganggap Reksa seperti anak nya sendiri sama seperti satria dan fariza.

Faisal keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri anak dan istri nya.

"gimana operasi Reksa Pa?" tanya yumna.
"peluru nya berhasil di keluarkan..."
"alhamdulillah" ucap yumna dan fariza.
"tapi nyawa nya tak bisa di selamatkan" ucapan terakhir Faisal tadi membuat yumna dan fariza menangis.








Sementara itu di ruang rawat Fia, satria kini tengah menunggu suster yang sedang melepaskan infus yang menancap di tangan Fia.
Fia sudah di izinkan pulang oleh dokter dengan syarat banyak makan dan rutin minum obat.
"infusnya sudah di lepas, tunggu suster nya sebentar lagi ya mbak nanti akan di antarkan oleh suster sampai kelobi" ucap suster yang melepaskan infus nya.

"terimakasih ya sus" ucap fia yang di balas dengan anggukan oleh suster tersebut.
Masih

Fariza
Bang Reksa udah meninggal bang

Satria membelalak kan mata nya kaget saat membaca pesan whatsapp dari adik nya tersebut, kemudian tatapan berubah sendu kala melihat wajah Fia.

"bang nanti kita ke ruang operasi bang Reksa dulu ya bang" pinta Fia.

"kita langsung pulang aja ya, soalnya bang  Reksa juga pulang" jenazahnya lirih nya dalam hati.

"loh kok--" ucapan Fia langsung di potong oleh satria.

"udah ya pulang aja" tekan satria dan langsung di balas anggukan fia.

Ntah kenapa perasaan nya gelisah, ia masi kepikiran kenapa abang nya udah pulang. Pikiran aneh pun mulai timbul di otak cerdas nya, gak mungkin abang meninggal kan.


Setelah beberapa saat akhirnya Satria dan Fia sampai ke rumah Fia.
Terlihat beberapa karangan bunga, dan jangan lupakan rekan kerja Reksa yang sudah menunggu.

"ba... Bang  Reksa" ucapan lirih Fia di dengar oleh Satria.
Saat mobil yang di kemudian Satria berhenti Fia dengan tidak Sabar nya keluar dari mobil tersebut.
"bang Reksa mana, hiks,, abang" Fia mencari Reksa dengan deraian air mata, namun ia tak juga menemukan sang abang.

"fi tenang okay" satria coba merengkuh dan menenangkan Fia.
"ta,,, tapi, bang Reksa masi hidup bang, bang,,," ucapan Fia terhenti kala melihat rombongan ambulance dan mobil Faisal.
Setelah ambulance berhenti tampak petugas mengeluarkan jasad.
"abang,,, hiks,, hiks,, abang," Fia tak kuasa menahan kesedihan nya, hingga kaki nya serasa seperti jely, namun satria dengan sigap mendekap Fia.
Satria menuntun Fia untuk masuk ke dalam rumah.
Fia duduk tepat disebelah jasad Reksa.
"bunda tolong jangan jemput abang nya Fia, hiks,, hiks,, ayah pulangin abang, hiks, hiks, kalian semua pergi kenapa gak ajak Fia. Hiks, Fia sendiri" sungguh tangisan Fia menyayat hati, terutama keluarga Faisal.
Mereka tau gimana hancurnya Fia saat kehilangan kedua orang tua nya, kini abang satu satunya juga pergi meninggalkan nya.

"Fia sayang, bang Reksa gak akan suka Fia kayak gini,, masi ada mama, papa, Fariza, Bang Satria, Fia tau kan allah melarang kita nangis sambil meratapi jenazah," ucap yumna sambil memeluk tubuh gadis yang sekarang jadi menantu nya itu.
Fia sedikit jadi tenang saat mendengar ucapan yumna barusan.



Tidak ada yang bisa menggambar kan rasa pedih di hati Fia, saat satu satu nya sandaran hidupnya selama ini sudah berpisah alam dengan nya.
Fia saat ini sedang di dalam mobil keluarga Faisal setelah dari pemakaman Reksa.
"fi, nanti tidur di rumah mama aja ya," ucap yumna.
"tapi Fia mau tidur di kamar abang ma" balas Fia dengan lirih.
"fi dengerin papa ya, kalau kamu tidur di rumah kmu  nanti kamu sedih terus karena kebayang Reksa terus, ingat kamu belum sembuh lo, kamu mau ke rumah sakit lagi?" setelah mendengar ucapan Faisal akhirnya Fia mengangguk kan kepala nya.



Setelah 30 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah satria.
" Fia istirahat dulu ya, nanti malam bangun makan malam, satria antar Fia ke kamar kamu aja ya"ucapan yumna di balas anggukan oleh satria.
Satria menuntun Fia yang masi terlihat sangat lemas menuju kamar nya, setelah sampai di kamar nya kemudian satria membaringkan Fia dengan perlahan kemudian menarik selimut sebatas dada. Saat hendak keluar kamar Fia menahan tangan satria

"maafin Fia ya bang, setelah Fia jadi istri abang Fia belum bisa ngelakuin apa pun, tapi sungguh Fia ikhlas menerima nya".

"sudah gak papa yang penting kamu sembuh dulu ya, biar abg Reksa gak sedih di atas sana" ucap satria , kemudian dengan gerakan kaku ia mengecup kening Fia, ini yang kedua kali ia mengecup kening Fia setelah akad nya di rumah sakit tempo hari.
Setelah Fia terlelap Satria turun ke bawah menemui keluarga nya yang lain.

"bang ingat ya kamu udah punya istri, sekarang Fia istri kamu, jaga dia sebagai mana amanah Reksa, kurang kurangin gangguin Fia nya, dan kamu jangan coba coba untuk hianatin Fia." Faisal memberi amanah kepada anak sulung nya.

"iya Pa satria ingat kok, dan untuk hianatin Fia sungguh satria ikhlas buat nikah sama Fia pa," jawab Satria.


Waktu terus berlalu, saat ini keluarga Faisal tengah makan malam bersama.
Fia terlihat menarik nikmati makanan nya namun sesekali tetap termenung.
Setelah makan malam Keluarga Faisal kita mudian beranjak menuju kamar masing masing.

Saat satria masuk ke kamar nya ia melihat Fia yang berdiri dengan gelisah nya.
"kenapa fi?" tanya satria.
"bang piyama Fia gak ada, Fia gak biasa tidur pakai baju gini" ucap nya sambil memperlihatkan stelan gamis yang melekat di tubuh nya.
"kamu pakai punya Fariza dulu ya" ucap satria di balas anggukan oleh Fia.

Kemudian satria menuju kamar adik nya guna meminjam piyama.
"fa kak Fia mau pinjam Piyama kamu"
"ini bang, biasanya kak Fia kalau pakai piyama yang kayak gini, tapi ini untuk jaga jaga aja" ucap Fariza sambil memberikan dua stel piyama yang satu setelah pendek di bawah lutut yang satu lagi stelan panjang.

Satria memberikan piyama itu ke Fia.
"emm, bang Fia boleh buka jilbab kan?" tanya Fia.
"kalau kamu masih malu pakai ja gak papa, tapi kalau mau buka juga gak papa, lagian saya kan suami kamu juga" jawab satria.

Fia menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian nya. Setelah lima menit ia keluar dengan baju tidur lengan pendek dan celana di bawah lutut nya. Satria sempat terpana melihat rambut Fia yang hitam legam lurus hingga pinggang nya. Walaupun ia sudah kenal Fia dari kecil ia belum pernah melihat Fia tidak menggunakan hijab nya.


ADA SYURGA DI RUMAH TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang