Bab 3

585 81 3
                                    

Dewi menyambangi Mila yang tengah melakukan pemotretan untuk sebuah acara, ia duduk menunggu hingga modelnya itu menyelesaikan pekerjaannya.

"Hai kak" sapa Mila pada manajernya yang bertubuh subur itu.
"Hei nih proposal baru dari perusahaan yang gue ceritain tempo hari, lo baca-baca aja dulu. Oh ya lo kemaren bilang mau cerita, kayanya lo kesel banget" ucap Dewi, manajer Mila.
"Kemaren di pesta gue gak sengaja ketemu cowok" ucap Mila dengan wajah kesalnya.
"Ketemu cowok... ketemu cowok harusnya senang atuh neng, kok malah kesel" ucap Dewi tersenyum.
"Gimana gue gak kesel kak, tuh cowok sudah kurang ajar sama gue" omel Mila.
"Kurang ajar gimana?" tanya Dewi.
"Dia mengambil kesempatan saat nolongin gue, gue kan gak sengaja nabrak pelayan dia spontan nolong dan sentuh breast gue" ucap Mila berbisik.
"Berani amat tuh orang, gak sengaja kali Mil" ucap Dewi.
"Sengaja atau pun gak sengaja, gue tetap gak suka. Gayanya aja sok alim aslinya mesum" omel Mila lagi.
"Lo kenal tuh cowok? ganteng gak?" tanya Dewi lagi.
"Denger-denger sih dia bos production house ternama, namanya lupa dan gak mau tau juga. Biasa aja sih mukanya gak ganteng-ganteng amat" ucap Mila.
"Hati-hati lo Mil, jangan terlalu kesal begitu dan jangan terlalu membenci, kata orang benci dan cinta itu beda tipis" ucap Dewi.
"Idiiihhh gak banget" ucap Mila.

Mila menatap map yang berada dihadapannya, ia membuka sebentar dan malas membacanya.

"Proposal kerja sama dengan siapa kak?" tanya Mila sambil melepas jepit rambut yang menempel di kepalanya.
"Lo baca aja dulu Mil, kali aja lo gak mau terima tawarannya" ucap Dewi.
"Lo tau betul pekerjaan seperti apa yang gue suka dan gak sukai kak" ucap Mila.
"Baiklah akan gue jelaskan detailnya, jadi kemaren gue ketemu pak Kevin dia mau lo jadi model produk terbarunya dia, produk cosmetic yang beberapa bulan lagi akan dipasarkan" ucap Dewi.
"Produk cosmetic? artinya gak perlu pakai pakaian terbuka dong" ucap Mila.
"Gak Mil, lo tenang aja karena pak Kevin juga gak suka kalau modelnya memakai pakaian terbuka" ucap Dewi.
"Ok gue ambil job itu kak" ucap Mila.
"Lo gak mau baca perjanjian kerja samanya dulu? ini kerja sama berlangsung lima tahun loh Mil" ucap Dewi.
"Lo sudah bacakan kak isi perjanjian ini, gue percaya lo kok" ucap Mila.
"Ya sudah kalau begitu lo tanda tangan di sana, dan beberapa hari lagi kita ketemu sama pak Kevin untuk membicarakan kerja sama ini" ucap Dewi, dan tanpa membaca isi perjanjian tersebut Mila langsung membubuhkan tanda tangannya.
"Tuh sudah gue tanda tangan" ucap Mila.
"Ok. Oh ya Mil maaf banget kemaren gue gak bisa temenin lo ketemu sama bu Marisa, gimana kemaren pertemuan lo sama dia?" tanya Dewi.
"Dia menawarkan kerja sama untuk produk sabun mandi, dan lo tau kak dia marah saat gue menolak tawarannya. Gila aja gue mempertontonkan tubuh gue ke publik" ucap Mila.
"Produk sabun mandi? yang nilai kontraknya milyaran itu?" tanya Dewi.
"Mau berapa pun nilai kontraknya gue tetap gak mau kalau itu harus memperlihatkan tubuh gue ke publik" ucap Mila.
"Ok gue ngerti, ya sudah yuk siap-siap pulang" ucap Dewi.

---

Mila menatap kedua orang tuanya yang telah menunggunya di apartemen

"Papa mama, sudah lama?" Mila mencium tangan kedua orang tuanya bergantian.
"Baru saja" ucap Aryadi Hutama -papanya Mila-.
"Sepertinya ada yang penting" ucap Mila.
"Kami ingin menjemputmu pulang nak" ucap Hanna -mamanya Mila-.
"Pulang? gak pah mah, biarkan aku di sini, biarkan aku belajar mandiri" ucap Mila.
"Sudah cukup Mila, sudah cukup kami membiarkan kamu diluar dan sekarang sudah saatnya kamu pulang. Tinggalkan pekerjaanmu itu, tinggalkan keglamoran itu" ucap Arya pada sang putri.
"Tidak pah, aku sudah merasa nyaman dengan pekerjaan ini, lagi pula pekerjaan yang aku tekuni saat ini tidak melanggar larangan agama kita, aku masih tau batasannya" ucap Mila.
"Hhh... anakmu pah sungguh keras kepala, dikasih hidup enak malah mau banting tulang seperti ini" ucap Hanna.
"Aku tidak ingin dianggap anak manja yang hanya ongkang-ongkang kaki di rumah dan memanfaatkan apa yang papa dan mama miliki" ucap Mila.
"Apa yang papa dan mama miliki tentunya milikmu juga nak, jadi jangan pernah berfikir kamu memanfaatkan apa yang kami miliki" ucap Arya.
"Sudahlah pah... Aku tetap pada keputusan, aku akan tetap di sini dan dengan aktifitasku seperti biasanya" ucap Mila.
"Ya sudah kalau begitu, sepertinya kamu juga tidak bisa dibujuk lagi. Pesan papa jaga pergaulan nak, lingkungan kerjamu sangat rentan akan obat-obatan terlarang, papa tau betul itu" ucap Arya mengingatkan sang putri.
"Ya pah aku tau, aku akan jaga kepercayaan yang papa dan mama sudah berikan" ucap Mila.
"Oh ya nak, ini ada titipan dari seseorang untukmu" Hanna memberikan sepucuk surat pada putrinya.
"Apa ini mah?" tanya Mila.
"Bacalah nanti, dari seseorang. Dia datang ke rumah dengan niat baik" ucap Hanna dengan senyumnya.
"Mah tapi aku masih..."
"Kamu sudah dewasa Mil, sudah cukup umur untuk berumah tangga, bacalah nanti surat itu" ucap Hanna.
"Ya sudah kami pulang nak" ucap Arya.

Mila menatap surat yang masih dalam genggaman tangannya, surat yanh dipastikan datang dari seorang pria yang berusaha ingin mendekatinya.

♥♥♥

Yang gak sabar lanjutannya bisa baca di aplikasi KBM ya, sudah part 9 di KBM.

❤❤❤

Part 3

Banjarmasin
14/5/2019

21.29

Big BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang