Hari pertama melakukan pemotretan untuk produk kosmetik milik pria yang dibencinya. Meski begitu Mila tetap melakukan pekerjaannya dengan sangat profesional, dan saat ini Mila tengah duduk di depan meja rias, seorang MUA yang namanya cukup terkenal dikalangan para model tengah merias Mila hingga sedemikian cantik. Mila mengenakan dress merah senada dengan warna produk kosmetik milik perusahaan Kevin.
Di depan kamera Mila mulai bersiap, ia begitu pintar berlenggak lenggok mencari pose terbaik, sang photographer pun merasa puas dan tak kesulitan dalam mengatur modelnya tersebut.
Kevin sang pemilik produk turun langsung untuk melihat sesi pemotretan, dari belakang kamera ia tersenyum puas melihat modelnya yang tengah dipotret.
"Ya selesai untuk hari ini" ucap si photographer.
Kevin menghampiri dan tersenyum pada Mila.
"Terima kasih untuk hari ini" ucap Kevin.
"Ya sama-sama sudah kewajiban saya" sahut Mila.
"Kamu begitu profesional" puji Kevin.
"Ya saya memang selalu sepenuh hati untuk urusan pekerjaan" ucap Mila dingin.
"Bagus, memang harus seperti itu bukan" ucap Kevin.Merasa tak perlu ada yang dibicarakan lagi Kevin pun berlalu.
"Dasar sombong" gumam Mila.
---
Hari berikutnya di alam terbuka tepatnya di daerah persawahan Mila shooting pengambilan video dan gambar untuk iklan kosmetik tersebut. Seharian penuh ia shooting hari itu, Kevin sebagai pemilik turun langsung kelapangan untuk melihat kinerja pekerjanya.
Mila yang melihat Kevin berada di lokasi shootingnya merasa jengah, ia merasa pria itu datang hanya untuk mengawasinya saja.
Sementara itu Surya sahabat yang sekaligus merangkap asisten pribadi Kevin hanya tersenyum ketika sang bos mengajaknya untuk memantau shooting untuk produk terbaru mereka. Surya mengulum senyumnya kala mendapati sang bos menatap kagum pada Mila, ia yakin telah terjadi sesuatu pada bos yang juga sahabatnya tersebut karena tak biasanya pria itu langsung turun ke lapangan meninjau pekerjaan anak buahnya.
"Lo kenapa sih? akhir-akhir ini gue perhatikan lo demen banget turun ke lapangan? apalagi kalau modelnya itu Rachel Camila" ucap Surya.
"Maksud lo apa ngomong gitu Sur? gak boleh gue meninjau kerjaan?" omel Kevin.
"Ya aneh aja Vin, gak biasanya lo seperti ini. Lo suka sama tuh model? kalau suka langsung aja deketin, nyatakan perasaan lo, jangan sampai keduluan orang, nanti nyesal lo" ucap Surya panjang lebar.Kevin tak menggubris, ia hanya mendelik kesal pada sahabatnya tersebut. Pria tampan itu kemudian mendekat pada Mila mencoba berbincang dengan model cantik tersebut.
"Gimana Mil shooting-nya?" tanya Kevin berbasa basi.
"Bisa lihat sendirikan pak, semuanya berjalan lancar" ucap Mila.
"Ok, kira-kira selesai jam berapa?" tanya Kevin.
"Kenapa memangnya?" tanya Mila dingin.
"Saya mau mengajakmu makan malam" ucap Kevin dengan berani.
"Dalam rangka apa pak?" tanya Mila seraya tertawa.
"Jadi gak boleh saya mengajakmu makan malam?" tanya Kevin.
"Lain kali saja pak, terima kasih untuk ajakannya, saya sudah ada janji dengan orang tua saya" sahut Mila dengan sopan.
"Oh begitu ok gapapa, kalau begitu lain kali ya" ucap Kevin yang kemudian berlalu dari hadapan Mila.Mila menatap Kevin yang menjauh pergi, ia menaikkan satu alisnya masih menatap punggung pria tampan itu.
"Hm ya gue akui dia memang sopan, tapi tetap saja gue masih kesal sama tuh orang" ucap batin Mila.
Usai proses shooting hari ini Mila bergegas pulang, ia bersama sang asisten menuju kediaman orang tuanya.
"Gue yakin deh Ran mama papa gue pasti punya rencana, gak biasanya mereka ngajakin makan malam di rumah gini, biasanya kan di luar" ucap Mila.
"Hm gue juga ngerasa gitu Mil, bisa jadi ada cowok yang kemaren kirim surat ke lo itu" ucap Rani yang fokus dengan kemudinya.
"Masa sih Ran?" Mila menatap asistennya tersebut.
"Lo pikir deh Mil, mereka minta lo pulang, dan ada acara makan malam pula di rumah" ucap Rani.Tiba di rumah Mila segera turun dari mobil meninggalkan Rani yang sibuk menurunkan beberapa barang milik Mila seperlunya.
"Mah pah" sapa Mila.
"Kok pulangnya malam nak?" tanya Hanna -mamanya Mila-.
"Maaf mah, ini baru kelar shooting-nya" sahut Mila.
"Yuk langsung saja ke ruang makan, tamunya sudah menunggu" ajak Arya -papanya Mila-.
"Tamu? siapa?" tanya Mila.
"Nanti kamu akan tau sayang" ucap Hanna.Mila menatap seorang pria yang sudah duduk di ruang makan di rumahnya, sementara si pria tersenyum manis pada Mila.
"Hai Mil" sapa pria tersebut.
"Kenalkan sayang ini Aldi Ashad" Arya mengenalkan sang putri pada tamunya tersebut.
"Saya yang kemaren mengirimkan surat padamu, sudah baca suratnya kan Mil" ucap Aldi.
"Oh itu kamu" Mila menaikkan satu alisnya menatap pria di depannya itu.
"Iya" angguk pria itu.Mereka makan malam dan tentunya dengan obrolan ringan, Aldi lebih banyak bersuara, ia mencoba ingin lebih dekat dengan Mila namun sayang dari sikap Mila yang dingin terlihat gadis cantik itu seolah menjaga jarak dan enggak untuk membuka diri. Aldi tak patah semangat ia terus mencoba mendekati Mila dengan meminta kontak gadis cantik itu, dengan terpaksa Mila memberinya.
"Ngapain sih pah mah ngenalin aku ke orang macam dia" omel Mila kala Aldi telah pulang.
"Gak ada salahnya kan nak, siapa tau kalian berjodoh, Aldi itu pria baik, papa mengenalnya sudah cukup lama" ucap sang papa.
"Jodoh? aduh pah... aku belum ingin menikah. Kalau mau nikahin aja tuh anak bungsu papah si Aliya, ke mana dia? keluyuran gak jelas sama pacarnya? justru dia yang harusnya papa mama pikirin untuk dinikahkan" omel Mila.❤❤❤
5
26 nov 2021
