Rachel Camila model cantik yang biasa disapa dengan sapaan Mila itu saat ini berada di bawah lampu sorot kamera, ia tengah melakukan pemotretan untuk gaun pengantin nasional. Mila begitu gemulai menggerakkan tubuhnya berganti-ganti gaya, dan tak membuat kesulitan si photografer untuk mengatur pergerakannya.
"Ya selesai" teriak si photografer saat disesi akhir pemotretan.
"Huhh akhirnya" ucap Mila.
"Thanks Mila untuk kerjasamanya" ucap si pemilik beberapa gaun yang bernama Rahayu itu.
"Ya sama-sama kak, aku senang banget bisa memakaikan gaun-gaun cantik kakak ini" ucap Mila.
"Aku apa lagi, aku senang bisa bekerja sama dengan model profesional sepertimu" ucap Rahayu.
"Ah si kakak bisa saja" ucap Mila tersenyum.
"Ayo Mil ganti dulu" ucap Rani -asisten Mila-.
"Yuk" ucap Mila yang kemudian melangkah menuju kamar ganti.Dari tempat pemotretannya Mila menuju sebuah acara fashion show brand pakaian ternama. Mila duduk di deretan terdepan bersama beberapa jajaran artis ternama yang juga teman-temannya, ia mulai mengambil gambar dan video dengan handphonenya dan mengarahkan pada satu persatu peragawati yang berlenggak lenggok di atas catwalk.
Tanpa Mila sadari diseberangnya sepasang mata tengah memperhatikannya, dia Marisa seorang perempuan muda yang tengah menjalankan usaha orang tuanya, perempuan sosialita yang memiliki berbagai macam usaha dan biasa bekerja sama dengan para model untuk memasarkan produk miliknya.
"Hai... Mila kan? Rachel Camila?" tanya Marisa, ia menghampiri Mila begitu acara selesai.
"Oh benar sekali bu, ibu Marisa kan?" ucap Mila yang langsung mengenali perempuan tersebut.
"Kamu mengenali saya?" tanya perempuan itu takjub.
"Siapa yang tak mengenal ibu Marisa, perempuan sukses dalam segala bisnis" puji Mila.
"Ah kamu bisa saja, itu punya orang tua saya Mil. Oh ya Mila besok bisa datang ke kantor saya? saya ingin menawarkan sebuah kerja sama denganmu" ucap Marisa.
"Saya ada waktu luang besok setelah jam makan siang" ucap Mila.
"Baiklah, saya tunggu di kantor" ucap Marisa.
"Baiklah bu, terima kasih sebelumnya" ucap Mila.---
Mila menolak tawaran yang ditawarkan Marisa, padahal Marisa menawarkan nilai kontrak yang sangat menghiurkan untuknya. Mila menolak bukan tanpa alasan, ia bukan model murahan yang menjual dan mempertontonkan tubuhnya di depan orang banyak.
"Huhhh sayang sekali Mila" ucap Marisa.
"Maaf bu saya tidak bisa" ucap Mila.
"Saya pikir kamu model profesional yang mau menerima berbagaimacam pekerjaan" ucap Marisa.
"Pekerjaan yang ibu tawarkan di luar kemampuan saya, dan maaf saya tidak sanggup untuk mempertontonkan tubuh saya hanya demi sebuah produk sabun mandi" ucap Mila tegas.
"Sombong sekali kamu Mila" ucap Marisa kesal.
"Saya tidak bermaksud sombong ibu, saya hanya menjaga kehormatan diri saya, saya tidak ingin tubuh saya ditatap lapar oleh banyak orang di luaran sana, itu saja" ucap Mila sangat sopan.
"Ya sudah pembicaraan ini selesai" ucap Marisa kesal.
"Yuk pulang Mila" ucap Rani asistennya yang sejak tadi duduk disamping Mila.Mila duduk di jok depan mobilnya yang dikemudikan Rani, ia menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya.
"Gue memang belum berhijab, gue juga bukan perempuan alim Ran, tapi gue mencoba menjaga agar tidak keluar dari batasan-batasan. Gue gak mau melanggar larangan Tuhan. Tapi kenapa orang-orang itu memandang gue sebelah mata, gue tau kalau selama ini mereka suka membicarakan gue, bilang gue sok alimlah inilah itulah" ucap Mila kesal.
"Sabar Mil... saat ini lo sedang diuji, lo sedang berada di puncak karir. Pernah dengar semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin meniup, dan itu yang sekarang terjadi pada lo, banyak ujian hidup yang harus lo lewati" ucap Rani memberi pengertian.
"Ya Tuhan... lo benar Ran" gumam Mila.---
Di sebuah kantor seorang pria tengah menatap iklan yang menjual sprei dan bedcover, ia tersenyum melihat si model yang begitu pintar dalam memasarkan produk tersebut.
"Sepertinya model ini cocok untuk produk terbaru kita bos" ucap seorang pria yang duduk disamping pria keturunan arab itu.
"Lo benar, dia memang sangat pas untuk produk terbaru kita" ucap Kevin si pria keturunan arab tersebut.
"Namanya Rachel Camila bos, model yang lagi naik daun" ucap Surya, sahabat yang juga merangkap asisten Kevin.
"Rachel Camila, di mana kita bisa mendapatkan nomer managernya?" tanya Kevin.
"Nanti akan gue cari tau bos, secepatnya akan gue kasih kabar" ucap Surya.
"Gue tunggu, dan gak pake lama. Karena produk terbaru gue gak bisa menunggu lama tiga bulan ke depan sudah harus meluncur ke pasaran" ucap Kevin.
"Ok bos gue tau itu" ucap Surya.
"Ya sudah sana lo" usir Kevin.
"Ok deh gue ke ruang pemotretan dulu, mau cuci mata liat model-modek seksi" tawa Surya.
"Dasar lo" Kevin menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang sahabat.
"Kenapa? mau ikut lo?" tanya Surya.
"Ngapain? malas gue" ucap Kevin.
"Gue kalo jadi lo tiap hari ganti-ganti cewek, gue kecengin tuh model-model seksi" ucap Surya.
"Sayangnya gue bukan lo, lagian ngapain sih melakukan hal yang gak berguna seperti itu" ucap Kevin.
"Lo masih normalkan Vin? kalau gue ingat-ingat rasanya gue belum pernah melihat lo jalan bareng cewek" ucap Surya.
"Sialan lo, maksud lo apa? lo kira gue jeruk makan jeruk? Buat gue gak ada yang namanya jalan bareng cewek berdua-duaan, karena apa? karena gua hanya akan jalan bersama perempuan yang nantinya jadi istri gue" ucap Kevin.
"Gimana mau punya istri usaha aja enggak lo, maksud gue usaha dalam pencarian jodoh" ucap Surya dan Kevin tersenyum saja.♥♥♥
Yang gak sabar part selanjutnya bisa baca di aplikasi KBM ya.
Di KBM sudah sampe part 7 loh...
Part 1
Banjarmasin
4/5/2019
15.25
![](https://img.wattpad.com/cover/292447872-288-k44428.jpg)