𝙙𝙚𝙖𝙩𝙝 𝙛𝙡𝙤𝙬𝙚𝙧

𝕯𝖊𝖆𝖙𝖍 𝖋𝖑𝖔𝖜𝖊𝖗 ⁴

Esok tepat dimana hari orang tua ku harus datang kesekolah.

Kupikir aku bisa memanfaatkan kakak kakak ku.

Ternyta kedua kakak ku sama sama sibuk!!!

Dan sialnya adikku satu satunya itu Jimmy ia satu sekolah denganku dan maaf saja aku tidak ingin menjadi incaran fans adik' ku.

Ck.

Dengan hati yang kesal aku berdiri dari sofa menuju dapur untuk membuat coklat panas.

Yah aku sedang dirumah.

S.e.n.d.i.r.i.a.n dengan beberapa pelayan.

Kakak pertamaku bekerja.

Kakak kedua ada pertandingan basket antar sekolah.

Dan Jimmy adikku?ia tadi bermanja sangat manja hingga kupukul kepalanya.

Soalnya ia begitu menyebalkan.

Dan tiba tiba ia menadapat telfon dari temannya untuk mengerjakan tugas kelompok.

Asalnya ia ingin membayar temannya untuk mengerjakan sendiri karna ia masih ingin bersamaku.

Tapi kupukul kepalanya tentu saja aku tidak akan membiarkannya melakukan itu.

Dan akhirnya ia pergi dengan wajah malas.

Jadilah aku tersisa sendirian dirumah.

Aku bingung siapa yang bisa datang kesekolah?

Ting tong ting ting

Bel rumahku berbunyi dengan segera aku berlari dan membuka pintu.

"DAD?MOM?"

Aku berteriak senang sembari memeluk keduanya.

Tidak berapa lama aku menatap bingung mereka sembari membawa masuk duduk ke sofa.

"hai putriku mommy pulang dan Dimana putra putraku yang tengil?"

Tanya mommy dengan nada antusias.

"Mereka sibuk mom,sedangkan jimmy ada tugas kelompok"

"Aish menyebalkan padahal mommy sudah membeli banyak camilan diperjalanan pulang"

Aku hanya terkekeh.

"Mom dad kenapa kalian pulang cepat?"

Tanyaku heran,tentu heran katanya dua bulan tapi dua hari kok pulang.

Daddy yang sepertinya baru selesai mandi duduk disamping mommy dan menatapku datar.

"Batal"

"Dibatalkan"

Kedua pasangan suami-istri itu berbicara bersamaan dengan nada yang berbeda satu sangat datar satunya sangat antusias

"Hah kenapa bisa dad?"

Tanyaku kaget,apa ada kebangkrutan?sprtinya tidak mungkin melihat mommy membawa banyak makanan dan ntah apa sisanya.

"Tidak."

Wanita paruh baya itu memukul kepala suaminya kesal.

"Jelaskan dengan benar sayang!!"

Mendengar omelan si istri sang suamipun terkekeh kembali menjelaskan.

"Asalnya disana kami tenang tenang saja dan tidak melihat penduduk tapi--"

Dapat kulihat eskpresi daddy yang sangat serius.

"Kami menemukan hal aneh disana kami melihat seseorang dari dalam rumah yang kami tepati kami melihat ia sangat aneh dengan membawa panah dan hanya memakai kain tipis"

Daddy menarik nafasnya pelan.

"Awalnya terlihat normal namun tiba tiba saja ia terjatuh dengan mata tertutup fan dengan tubuh yang dipenuhi bunga awalnya kami mengira para pelayan ingin melakukan prank dengan kami,tetapi saat kami bertanya para pelayan menjawab tidak,daddy dan mommy akhirnya keluar memang sulit membuka gerbang rumah,saat sampai diluar kami mengira itu patung untuk prank tapi melihat itu semakin dipenuhi bunga kami yakin itu bukan patung apalagi saat daddy mencoba menyentuhnya nadinya yang tertutup tanaman daddy dapat merasakan itu tidak keras seperti daging manusia hanya tidak seperti patung--"

Aku tertawa terbahak bahak memotong ucapan daddy.

"Hua hahhahaha d-daddy bercanda?"

Tawaku tidak bisa reda sampai daddy menatapku datar.

"Kau pikir daddy bercanda hm?"

Ucapan daddy membuatku menengang dan berhenti tertawa.

"Benarkah?"

Siapa juga yang akan percaya tanpa bukti kan?apalagi ini sangat tidak logis bagiku,

"Ya."

Ucapan daddy membuatku berfikir.

Manusia mati dengan bunga ditubuhnya?

Apa mungkin orang itu suka memakai baju bunga dan ia memiliki penyakit lalu tiba tiba mati.

Ah ya bisa jadi kan?ini logis menurutku.

"Dad bisa saja kan orang itu sangat menyukai bunga hingga membuat pakaian dari bunga dan saat ia berada didekat rumah yang Daddy tinggali mungkin ia sedang mencari barangnya atau apa dan ia mungkin memiliki penyakit jadi ia mati disitu."

Daddy tampak berfikir.

"Bisa saja,tapi ntahla dad tidak melakukan penyelidikan tetapi polisi datang kesana bukan daddy yang memanggil tetapi ternyata mereka memantau pulau terpencil itu--"

Dapat kulihat daddy minum sejenak,