Chapter 3

212 29 1
                                    


LOVE STORY IN SHIRATORIZAWA SCHOOL

Haikyuu!! @HaruichiFurudate

Warning : OOC, Typo, dsb

Shiratorizawa Gakuen
Class 1-12
.

.

.

"Akan jauh lebih baik kalau kau memahami caranya terlebih dahulu, baru menghafal rumus-rumus nya, Ushijima-san."

"Akan ku usahakan."

Inilah (name) sekarang, mengajari seorang siswa bernama Ushijima Wakatoshi yang tertinggal materi pelajaran dikarenakan mengikuti lomba voli tingkat Nasional.

Bersama dengan para murid perempuan yang menunggu les dengan guru matematika di kelas. Yap, hanya murid perempuan.

Tentunya (name) dan Ushijima tidak mengikuti les tersebut, mereka akan di sana hanya sampai guru tersebut datang.

Ushijima pun sebenarnya tidak merasa tidak nyaman dengan situasi ini, namun mau bagaimana lagi? Materi pelajaran itu lebih penting.

"Jadi, apa ada yang belum kau mengerti?" Tanya (name).

"Aku paham, tinggal menghafal rumus nya saja." Jawab Ushijima singkat.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita pulang? Aku harus latihan setelah ini." Ujar (name) mengedarkan pandangannya ke kelas dimana semua bangku telah kosong di tinggal pemiliknya.

"Baik." Ushijima segera memasukkan seluruh buku nya ke dalam tas. "Kalau boleh tau.. Tsukishima-san ikut latihan apa?"

"Voli, cuma latihan kecil dengan kakak ku saja."

Ah, Ushijima langsung ingat. Gadis cantik di depannya ini sangatlah pintar dan cerdas, tidak ada satupun nilai merah di kertas buku hingga raport nya.

Dalam bidang olahraga. Sebenarnya tidak dapat nilai merah juga.
Sepertinya itu bukan kesukaan (Name), karna di setiap jam pelajaran olahraga, Gadis Tsukishima itu selalu menghela nafas panjang.

Di berbagai materi olahraga seperti bola sepak, basket dan voli seringkali ia mengulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Sorot mata malasnya itu dengan jelas berkata, "Kapan ini berakhir? Aku capek. Aku ingin istirahat."

"Begitu ya, kalau kau mau, aku juga bisa mengajari mu voli." Tawar Ushijima.

"Kau pasti sibuk berlatih, aku cuma akan mengganggumu saja."

"Tidak. Kau tidak mengganggu ku. Anggap saja ini balas budi karna sudah mengajari ku." Ushijima masih belum menyerah untuk menawarkan diri mengajari voli.

"Memang pelatih mu akan membiarkannya? Ku dengar dia galak sekali." (Name) melipat tangannya di dada.

"Kalau aku yang bilang, tidak akan ada masalah. Aku akan melatih mu sebelum latihan ku di mulai."

"Tapi--

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun."

(Name) sedikit tercengang melihat Ushijima yang bersikeras mengajari nya voli.

(Name) tidak terlalu heran. Pastinya Ushijima adalah orang gila pecinta voli dan ingin memperkenalkan voli pada siapapun.

"Ya.. ku rasa aku akan menerimanya. Aku pergi dulu, takut ketinggalan bis."

(Name) yang sebenarnya tidak peduli, sudah menggendong tasnya dan berniat keluar kelas.

"Besok."

Mendengar Ushijima berkata sesuatu, (name) berbalik. "Hah?"

"Kau bawa kaos olahraga, sepulang sekolah nanti aku akan mengajari mu voli, di gym voli putra." Ujar Ushijima dengan wajah sangat-sangat-sangat meyakinkan.

"A-ah, baiklah."

(Name) kembali melangkah keluar kelas.

Setidaknya dia gak perlu pasang muka serius begitu juga kali, rasanya aku seperti di intimidasi. Batin (name).

Sudah sejak kelas satu (name) sekelas dengan Ushijima dan selalu menjadi orang yang mengajarinya saat tertinggal pelajaran.

Guru matematika selalu mempercayakan Ushijima pada (name) dengan alasan ; "Aku selalu sibuk untuk memeriksa nilai para murid dari kelas 3-1 sampai 3-5, Selain itu apa kau tau, mengajari seseorang bisa membuat mu lebih menguasai materi."

Saat pertama kali, (name) mungkin merasa agak malas dan keberatan.
Tapi untuk sekarang, ia sudah terbiasa dan tidak mempermasalahkannya.

Berbuat baik pada teman sekelas juga bukan hal yang salah.

Selain itu.. Ushijima bukan orang yang menyebalkan, dan tidak banyak bicara.

Ia berjalan pulang seraya mendengar musik melalui headset yang terpasang di kepalanya.

"When he love me.. I'm feel like a floting.."

Jarak dari Shiratorizawa dan Rumahnya cukup jauh mengharuskannya menaiki bus untuk berangkat dan pulang sekolah.

Shiratorizawa sebenarnya menyediakan asrama untuk para siswa siswi nya. Tapi (name) merasa sungkan untuk berbagi kamar dengan orang lain.

Bukannya pelit, tapi (name) tidak nyaman jika ia tidak tidur sendirian.
(Name) cinta ketenangan dan benci kegaduhan.

"(Name)-chan!"

Merasa terpanggil, (name) menoleh dan mendapati seorang gadis bersurai oranye panjang menyuruh nya mendekat.

"Duduklah sini!" Ucapnya sambil menepuk kursi di sebelah kirinya.

"Ah Naoko-chan, hari ini kau pulang?"

"Begitulah.. aku kangen keluarga ku."

Hinata Naoko satu-satunya teman dekat seangkatan nya walaupun beda kelas.

(Name) dan Naoko dekat lantaran sering mengikuti berbagai lomba olimpiade antar sekolah dan banyak menyumbangkan piala.

Walau pun bisa di bilang sangat dekat, tapi tidak sedekat itu. Yang (Name) tau, rumah Naoko sangatlah jauh sampai harus menaiki gunung, karna itulah dia terpaksa harus tinggal di asrama Shiratorizawa.

"Kau jadi ikut olimpiade matematika online?" Tanya (name).

"Iya, soalnya cukup susah.. kaena terlalu fokus menerjakan essay dan isian akhirnya aku lupa mengerjakan dua soal latihan ganda.." keluh Hinata.

"Kelihatannya sangat sulit ya? Tenang saja sih, kau sudah bekerja keras, mungkin kau bisa meraih peringkat 2 atau 3." Ucap (name). "Optimis saja."

"Baiklah! Aku akan berusaha optimis!"

Hinata tersenyum cerah.

"Apa yang kau katakan? Kau itu selalu optimis." Batin (name).

Dari dulu, (name) merasa iri dengan Hinata. Gadis itu tidak hanya cantik dan pintar, tapi juga mudah bergaul dengan siapapun.

(Name) selalu menganggapnya sebagai seorang gadis sempurna.
Bukan hanya para lelaki yang senang melihatnya, begitu juga teman perempuannya yang nyaman dan tak ingin menjauh darinya.

senyumannya membuat semua orang nyaman untuk di berada di dekatnya, termasuk (name).
(Name) ingin menjadi orang seperti itu walaupun hanya untuk satu orang saja.

Orang yang hangat dan menyenangkan. Bukankah itu menarik?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙏𝙨𝙪𝙠𝙞𝙨𝙝𝙞𝙢𝙖'𝙨 𝙎𝙞𝙨𝙩𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang