【 NJËZET E SHTATË 】

2.9K 306 5
                                    

"Jadi, kereta akan mulai berangkat dari katedral lalu sampai di Istana sekitar sepuluh menit. Setelah prosesi, Jaehyun dan keluarga Kerajaan lainnya akan berbicara dengan publik di balkon?"

Taeyong melihat ke arah ibu mertuanya, membacakan urutan acara yang akan berlangsung untuk penobatan Jaehyun sebagai Raja Korea Selatan.

"Benar!" BoA bertepuk tangan. "Selanjutnya?"

"Jaehyun dan Keluarga Kerajaan akan berada di balkon selama kurang lebih 8-10 menit, baru setelah itu dia masuk ke dalam. Kemudian Jaehyun akan menggantikan setelannya ke setelannya yang lain. Terakhir kita akan mengadakan pertemuan pribadi dengan para penjabat serta beberapa anggota Majelis Nasional."

"Jam 7 malam, kita akan melaksanakan makan malam besar-besaran untuk mengakhiri hari ini," Raja Yunho memasuki ruangan, menggosok perutnya dengan geli. "Aku tidak sabar untuk memakan makanannya."

"Ini akan menjadi upacara yang sangat besar," BoA mengabaikan komentar suaminya, alih-alih menatap papan didepannya yang sudah di tandai dengan setiap detail penobatan Jaehyun, termasuk jumlah hadiah, musik yang akan dimainkan, daftar tamu, sampel makanan, dan dekorasi bunga, semuanya terhubung di papan tulis.

"Aku ingat hari penobatanku," gumam Yunho sambil berpikir. "Itu luar biasa, tapi aku pikir penobatan Jaehyun akan lebih luar biasa!"

"Taeyong, apakah kamu sudah berbicara dengannya?" BoA bertanya pada menantunya. "Apakah dia sudah siap?"

"Dia sudah mempersiapkan diri untuk momen ini sejak lama," Taeyong tersenyum. "Dia bilang dia sangat gugup, tetapi aku yakin jika dia sangat bersemangat."

Ruangan itu menjadi hening dalam kenyamanan.

Satu era telah berakhir, sementara era yang lainnya baru saja akan dimulai.

┈─ ꕀ ── ꕀ ── ꕀ ─┈

"Aku bingung bagaimana kamu bisa meminum ini," kata Taeyong sambil menyesap Iced Americano yang di bawa Jaehyun.

"Aku suka Iced Americano," mata Pangeran berbinar sambil memutar-mutar isi minuman di tangannya, sebaliknya ekspresi Taeyong menunjukkan ekspresi jijik.

Sedikit menggelengkan kepalanya, Taeyong mengintip ke dokumen yang sedang di tanda tangani oleh suaminya. Taeyong tidak sepenuhnya tahu apa arti kata-kata yang tertera pada dokumen itu.

Demi Tuhan, Taeyong lebih suka mengerjakan persamaan Matematika dari pada menandatangani semua dokumen itu.

"Apa arti dari semua tulisan itu?" Taeyong mengerutkan hidungnya lucu.

Jaehyun menahan diri untuk tidak gemas dengan ekspresinya.

"Mereka menuliskan undang-undang pertanian baru dari Majelis Nasional, dan mereka ingin aku menandatanganinya." Jelasnya. "Ada beberapa manfaat dan kontra dari semua ini, tetapi kelebihannya lebih besar daripada kerugiannya, jadi mereka mengesahkannya sebagai undang-undang baru."

Taeyong berkedip sebelum bergumam. "Ya... Aku pikir aku lebih suka mengerjakan semua tugas rumah ku."

"Setidaknya hal ini sangat menyenangkan," Jaehyun mengangkat sebelah alisnya ke Taeyong. "Bagaimana mungkin kamu bisa menyukai Matematika?"

"Itu struktural!" Taeyong berkata sambil membela diri. "Setiap soal pasti ada jawabannya!"

"Bahkan jika aku menghitungnya selama beberapa jam pun jawabannya tidak akan ketemu! Dan itu sangat membosankan!"

"Itu membosankan karena kamu terlalu bodoh Jung Jaehyun!"

Jaehyun terkekeh kalah, dengan licik dia menyelipkan tangannya di pinggang Taeyong, menariknya ke pangkuannya.

Taeyong tampak sedikit bingung, tapi dia membiarkan tangan penuh otot itu melingkari pinggangnya dan menyenderkan punggungnya ke dada bidangnya.

"Tae," Jaehyun merajuk. "Bantu aku, ini sangat membosankan."

"Kudengar beberapa detik yang lalu, seseorang mengatakan jika melakukan hal ini sangat menyenangkan."

"Aku berubah pikiran sekarang, ini sangat membosankan, aku tidak ingin menandatangani semua undang-undang ini."

"Lalu, apa yang akan kita lakukan?"

Jaehyun mendekatkan bibirnya yang subur ke telinga Taeyong, napasnya yang panas mengipasi kulit lembut lelaki itu. "Tidur?"

Taeyong memutar matanya, meskipun dia tidak bisa melihatnya. "Ini baru jam 2 siang, Jae."

"Tidur siang, Tae."

"Aku tidak ngantuk."

Jaehyun menatap kecewa sebelum ekspresi cerah muncul di wajahnya.

"Aku tahu apa yang bisa kita lakukan!" Dia melontarkan senyum cemerlang kepada Taeyong yang telah memutarkan kepalanya menghadapnya.

"Apa?"

"Aku bisa mengajakmu berjalan-jalan dengan Porsche merahku."






࣪⠀ ִ ۫ ᮫ ׂ 𖥦 ۪ ׁ ַ ּ ּ ֗ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪

THE CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang