Sunghoon tengah bersantai ria di depan tv dengan setoples camilan ringan di sampingnya, entah mengapa semenjak hamil dia jadi suka ngemil seperti ini.Jay yang baru keluar dari kamarnya pun kaget saat melihat Sunghoon yang hampir menghabiskan makanan ringan di toples itu.
"Hoonie, kan dokter udah bilang kalau kamu ngga boleh terlalu banyak makan makanan ringan seperti ini, ngga baik buat kesehatan kamu." Jay merebut toples itu, membuat Sunghoon menekuk mukanya.
"Ish, aku kan masih mau makan Jay, baby yang pengen bukan aku!"
Kasian sekali anaknya belum lahir saja sudah di jadikan alasan sama mommy nya.
"Ngga ada, aku kupasin buah aja ya? Kamu mau melon nya sisca khol? Yang harganya 300jt? Aku beliin deh."
Sunghoon menggeleng, dia lalu beranjak dengan susah payah meninggalkan Jay dan menuju kamarnya.
Jay hanya bisa bersabar menghadapi pakmil yang satu ini.
Di dalam kamar, Sunghoon merebahkan dirinya di ranjang. Kakinya terasa sakit lagi karena bengkak nya semakin menjadi.
Kandungan nya sudah menginjak delapan bulan lebih dua minggu, dan dokter juga sudah bilang jika perkiraan dia melahirkan sekitar dua Minggu lagi.
Duk
"Shh.." Sunghoon mendesis saat anak yang ada di perutnya menendang cukup keras.
Lalu tidak lama dia merasakan perutnya sakit seperti di tusuk pisau, dan saat dia pegang perutnya begitu kencang dan itu rasanya sangat sakit.
"Akh! Jay!"
Ini bukan kontraksi palsu, karena ini rasanya jauh lebih sakit dari sebelumnya.
Sunghoon mencengkram erat sprei guna mengalihkan rasa sakitnya.
Cklek
"Akh! Jay, hiks... Sakit."
Jay yang baru datang dengan sepiring buah buahan pun di buat kaget dengan Sunghoon yang sudah menungging sambil mengatur nafasnya.
"Hoonie hey, ada apa?"
"S-sakit jay eungh..."
"Yak! Hoonie kamu ngga boleh mengejan, belum waktunya."
Jay menaruh piring yang dia pegang lalu menuntun Sunghoon untuk berbaring di kasur.
"Aku akan menyiapkan barang barang kamu dan baby dulu, tahan ya."
"A-aku ngga akh! Kuat Jay eungh..."
Setelah Sunghoon mengatakan itu, air ketuban nya pecah membuat sprei dan kasurnya basah.
"Jayhh.. eungh s-sakit!"
Jay kaget karena lagi lagi Sunghoon mengejan, lalu dia mengambil sarung tangan steril dan memakai nya.
Memasukkan satu jarinya ke lubang Sunghoon, jarinya menyentuh sesuatu yang keras.
"AKH! sakit hiks.."
"Tahan sebentar hoonie, pembukaan mu baru pembukaan tujuh. Kamu belum bisa mengejan."
"A-aku tidak tahan Jayhh..."
"Atur nafas mu dulu, aku akan menelfon dokter."
Jay mengambil hp nya dan mulai menelfon dokter yang selama ini memeriksa kandungan Sunghoon.
"Hallo, ada apa Jay hyung"
"Istri gue mau ngelahirin sun, lo bisa ke sini kan? Kayanya kalo di bawa ke rumah sakit ngga akan sempet karena air-- ASTAGA SUNGHOON."
Jay kaget melihat Sunghoon yang tengah mengejan dan kepala bayi yang mulai menyembul di lubangnya.
"Shhh.. JAY K-KEPALA eungh... Anakmu eungh... P-panas AKH!"
Kepala anaknya kini keluar sepenuhnya, Jay masih cengo dengan apa yang dia lihat di depannya sekarang.
"PABO! AYO BANTU AKU BODOH!!"
Teriakan Sunghoon berhasil membuat nya sadar dan langsung membersihkan kepala anaknya.
"Tampan sekali anak papah, kamu ingin menyentuh nya sayang?"
Sunghoon mengangguk, lalu Jay menuntun tangan Sunghoon untuk menyentuh kepala anaknya.
"Hiks... Anak kita Jay."
"Iya sayang, dia tampan sekali."
Sunghoon menangis haru, namun tidak lama kontraksi menyerang nya kembali membuat dia mencengkram tangan Jay kuat.
"Eungh.. huh.. huh... Eunghhhh....Jay Hiks...ANGHHHH..."
"Ayo sayang sekali lagi, bahunya sudah keluar."
"Eunghhhhhhh ah!!"
Oek oek oek...
Sunghoon merasa lega, perutnya terasa kosong. Bayi berjenis kelamin laki laki berhasil ia lahirkan.
"Omo! Sudah lahir?"
Dokter Sunoo datang dengan perawat Ni-ki, namun mereka terkejut dengan jay yang tengah menggendong bayi yang masih merah dan tali pusar yang masih tersambung dengan Sunghoon.
"Perawat Ni-ki cepat potong tali pusarnya terlebih dahulu."
"Baik dok."
Setelah Ni-ki memotong tali pusar bayi Sunghoon, dokter Sunoo mengambil bayi yang tengah di gendong oleh Jay dan membersihkan nya.
"Shh, enungh.."
"Mengejan pelan saja hyung."
Sunghoon menurut, " eungh..."
Plasenta yang menjadi sumber makanan sang bayi itu keluar, jay langsung mengecupi muka lelah Sunghoon.
"Makasih sayang, makasih banyak."
Sekali lagi aku ingetin, ini cuma fiksi dan aku cuma pinjem nama.
Kalo kalian ngga suka boleh langsung skipp aja oke.
Open request juga ya