"Aku berangkat dulu, baik baik kalian. Jangan berantem lagi kaya kemarin, inget kalian lagi hamil. Kalo main jotos jotosan kaya kemarin terus kena perut kalian kan ngga lucu." Ucap Jay pada kedua istrinya.
Setelah Jay pergi, Sunghoon dan Jake saling bertatap tajam. Mereka bagai tom and Jerry, tidak pernah akur sekalinya akur pasti ada maksudnya.
Sekarang mereka berdua sedang menonton tv sambil menikmati keripik singkong, tapi tidak melakukan apapun dan hanya menonton tv saja membuat mereka bosan.
Seketika satu ide cemerlang muncul di otak Sunghoon.
"Jake, lu bosen ngga?"
"Banget."
"Kalo gitu kita main yuk!"
"Main apaan?"
"Kuda kudaan."
"Gila ya lo! Jangan macem macem deh, kita berdua lagi hamil." Jake menolak telak ajakan Sunghoon.
"Gue ngidam nih pengen masukin lu, please ya Jake. Gue janji deh nanti gantian, lu boleh masukin gue."
Jake nampak berfikir, tapi ajakan Sunghoon cukup menarik juga. Jadi dia mengiyakan ajakan Sunghoon itu.
"Nah gitu dong, kan anak gue ngga jadi ileran."
.
Mereka berdua berada di kamar Sunghoon sekarang, Jake sudah melucuti semua pakaiannya. Dia tengah berbaring sambil menunggu Sunghoon yang tengah susah payah menyopot bajunya.
"Perut lo gede banget sih, mangkanya susah tuh nyopot bajunya." Ledek Jake.
"Ngga ngaca banget ya lu!"
"Hehehe dasar pakmil sensian."
Setelah Sunghoon melepaskan semua bajunya, dia menyusul Jake menaiki kasur. Melihat tubuh mulus serta perut besar Jake membuat jiwa dominan Sunghoon keluar.
Dia langsung meraup bibir tebal Jake dengan kasar, tentunya dia juga berhati hati agar perutnya dan perut Jake tidak bertubrukan.
"Hmppt"
Ciuman mereka berubah menjadi ciuman panas, hingga ciuman itu berpindah pada leher jenjang Jake.
"Angh hoon, jangan di gigith bangsat!"
Jake mendorong bahu Sunghoon ketika pemuda itu menggigit puntingnya.
"Ada yang keluar Jake, tapi ngga ada rasanya."
"Ya iya lah babi! Kalo lo mau ada rasanya, sono nyeduh susu kental manis aja."
"Galak banget sih, gue masukin nangis kejer lu."
"Halah mana mungkin punya lo kecil kaya gitu mana sakit pas–AKH ANJING!" umpat Jake saat tiba tiba Sunghoon memasukan kejantanan nya ke lubang Jake.
"Hiks bangsat lo, sakit ahh d-dasar ah ahh pelan goblok anak gue nanti ahhh gempa bumi di dalemhhh."
Sunghoon terus menghentakkan kejantannya ke lubang jake, tanpa perduli jika perutnya dan perut Jake saling bertubrukan.
"Shh Jake, gue ngga nyangka lu senikmat ini. Pantes aja Jay kaya enak banget pas main sama lu."
"Pelanhhh hoon anak gue ahhh eungh kesundul sama penis lo ahhh."
Sunghoon tidak mendengarkan omongan Jake, dia hanya fokus pada rasa nikmatnya saja.
"Gueh mau ahhhh keluar angh hoon."
"Keluarin aja Jake, gue juga bentar lagi keluar."
"Arkh!" Jake mendesah keras saat berhasil mengeluarkan putihnya.
"Bersiap Jake."
"BANGSAT! KENAPA KELUARIN NYA AHHH DI DALEM!"
"Ngga enak kalo di luar."
"Gila!"
Sunghoon menjatuhkan dirinya di samping Jake, Jake langsung memimpin. Dia menduduki paha Sunghoon, sementara sang empu hanya diam saja.
"Giliran gue hoon."
"Pfft Jake, punya lo kecil banget hahahhaha"
"Anjing lo!"
"Ya udah buru ah, keburu Jay dateng."
Jake langsung ke intinya, dia takut Jay tiba tiba datang dan melihat mereka berdua seperti ini.
Jake memasukan kejantannya ke lubang Sunghoon, tapi reaksi dari Sunghoon membuat Jake kesal.
"Haahaha Jake, geli banget anjir."
"Bangsat, kelainan lu." Jake yang merasa terejek pun langsung menghentakan kejantanya membuat Sunghoon kaget.
"AKh anjir, jakehhh ahhh fuck kasar banget ahhhh lu!"
"Kamu cuti mulai hari ini aja Jay, papah yang bakal ngehendele kerjaan kamu. Papah takut pas nanti menantu papah ngelahirin kamu ngga ada di rumah." Ucap Jun papah Jay.
"Tapi pah ini masih belum jam pulang ."
"Udah sana, di suruh cuti kok ngga mau. Mau pulang sekarang atau papah kirim Heeseung buat ke rumah kamu?"
"Yak! Ngga, ngga boleh."
Daripada Heeseung yang di suruh untuk menemani para istrinya, lebih baik Jay pulang saja.
Tapi saat sampai di rumah Jay heran, kenapa rumah mereka tampak sepi. Ah... mungkin mereka berada di kamar masing masing.
Jay berjalan menuju kamar Sunghoon, tapi dia mendengar suara yang membuat bagian bawahnya bangun.
"Ahhh hoon please lebih ahhh cepathh"
Tak mau penasaran, Jay langsung membuka pintu kamar itu yang kebetulan tidak di kunci.
Dan betapa terkejutnya dia saat melohat kedua istrinya tengah melakukan hal yang tak terduga.
"JAY!"
END