10. Bodoh (멍청한)

45 13 0
                                    

Seulhyeon masih mengikuti Sia dan Jikyoung yang pergi bersama itu. Sembari memperhatikan seseorang berjaket hitam yang diam-diam mengikuti mereka, Seulhyeon terus melangkah dengan was-was. Ia yakin keadaan mereka sedang tidak aman sekarang. Penguntit itu terus mengikuti mereka.

*flashback

Minjae, kau yakin tidak apa pakai toilet di sini? Bagaimana kalau ada yang mengenalku bukan staf?” tanya Seulhyeon dengan khawatir sekaligus tak tahan ke toilet, namun toilet yang umum sangat ramai.

“Ini. Aku membawanya untuk berjaga-jaga, cepatlah!

Kartu namaku? Bagaimana ini bisa ada padamu?” Seulhyeon terkejut melihat Minjae membawa kartu nama stafnya saat di agensi itu dulu.

Kau sangat cepat disayang banyak orang. Mereka memberikannya padamu untuk kenang-kenangan, tapi kau tidak di rumah karena terus menjaga Seulwoo kemarin. Panjang ceritanya, jadi cepat pergi dan kembali.” Jelas Minjae dan Seulhyeon pun mengangguk cepat.

Ia masuk ke sana tanpa ketahuan, untungnya karena kartu pengenalnya dari HM Entertainment. Lalu saat ia akan keluar setelah selesai, ia melihat Sia di sana. Langsung masuk ke bilik toilet seberangnya. Awalnya Seulhyeon berniat untuk menyapa namun, keadaan berubah saat ada wanita yang nampak aneh. Dia memperhatikan bilik toilet milik Sia terlebih dahulu sebelum masuk. Ia jadi teringat akan penguntit yang mengikuti Sia malam itu.

Sepertinya Sia sedang dalam bahaya.” Batin Seulhyeon.

Ia keluar dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya saat Jikyoung berbicara berdua dengan Sia. Bersembunyi kemudian, mencari keberadaan penguntit itu. Setelah Jikyoung pergi bersama Sia, Seulhyeon mulai melihat penguntit itu sungguh mengikuti Sia. Seperti sebelumnya, ia tak akan membiarkannya begitu saja.

*flashback off

Sunbae, ah...” Sia memperhatikan sekitar dengan khawatir dan mengusap rambut gelisah.

Jikyoung membawanya ke parkiran yang tak begitu sepi. Masih ada beberapa orang seperti staf, atau idol lainnya di sana. Tempat ini lumayan rawan untuk para sasaeng. Sementara Jikyoung, tak lama kemudian ia mengeluarkan kunci mobil itu dan menyalakan mobil yang tepat berada di belakang Sia.

“Aish, kamjagiya! Yaa! Apa yang sedang kau lakukan??” pastinya Sia terkejut sampai hampir terpental dari tempatnya berdiri. Membuat Jikyoung jadi tertawa kecil.

“Masuklah, aku meminjam mobil manajerku.” Ucap Jikyoung.

Eo? Yaa, apa sebenarnya yang mau kau katakan? Lewat katalk saja, heum? Aku pasti akan menjawabnya!..” ucap Sia yang juga merendahkan suaranya, sembari melihat sekitar dengan khawatir.

Jikyoung yang tak peduli malah tersenyum miring. Ia mendekati Sia dan menguncinya dengan tangannya di sana.

“Lalu bagaimana jika kau tak membalas pesanku lagi?” Sia membulat mata akan situasi yang seperti ini.

Jika sungguh ada sasaeng itu di sekitarnya sekarang, dia bisa kembali berada dalam bahaya. Sia menghembus nafas lemas membayang itu dan mendorong tubuh Jikyoung begitu saja kemudian.

“Kau bisa menelponku berkali-kali, meminta bantuan Seojin atau semua memberku, mendatangiku saat aku sedang latihan, aku tidak akan menghindarimu lagi. Sudahkan?” Sia menelan saliva keras setelah mengatakannya. Bersikap dingin pada seseorang yang bahkan ia sukai, ini sungguh terasa berat.

Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang