☆. prolog

237 16 0
                                    

“Seul!!..”

Seulhyeon menoleh, melihat siapa yang memanggilnya itu. Tampak lelaki yang baru datang berhenti melangkah dan membuang nafasnya terengah-engah. Sepertinya dia tergesa sampai berlari menuju rooftop ini. Seulhyeon hanya tersenyum memandanginya.

Wae-yo? Apa kau sedang dihukum oleh pelatih? Ahahaha..” ucap Seulhyeon sembari menunggu lelaki itu kembali mengumpulkan energi.

*Wae = Kenapa

Setelah merasa lebih baik, lelaki itu pun berjalan mendekati Seulhyeon yang sedang memandang pemandangan dari tepi rooftop.

“Aku dengar kau akan keluar.” Mendengarnya, senyum Seulhyeon perlahan memudar.

Beralih dari memandang awan, Seulhyeon menundukkan sedikit kepalanya menatap jalanan padat di bawah sana.

“Itu tidak benar, bukan? Aku tidak akan percaya sebelum mendengarnya langsung darimu.” Jikyoung tersenyum memastikan.

Seulhyeon pun merasa gugup dan bingung akan menjelaskannya dari mana. Awalnya ia berencana untuk memberitahukannya sendiri pada lelaki itu, tapi ternyata yang terjadi di luar dugaannya.

“Setiap orang.. pasti akan melanjutkan hidupnya masing-masing, Jikyoung-a..” Seulhyeon memberanikan diri menatap mata Jikyoung.

“Lalu?” Jikyoung merasa tidak ingin mengikuti naluri paham dari perkataan Seulhyeon. Ia sangat berharap firasatnya ini tidak benar.

“Maafkan aku..” Seulhyeon berhenti berkata dan menghembus nafas untuk sesaat lalu melanjutkan, “..aku rasa jalan kita berbeda.”

Jikyoung merasa tubuhnya seakan terhuyung ke belakang. Ia sampai mundur satu langkah menjauh dari Seulhyeon setelah mendengarnya. Ia terdiam mematung dengan cernaan pikirannya yang ternyata memang benar.

“Kenapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu? Kenapa tiba-tiba??” tanyanya terbawa emosi.

Itu wajar karena selama masa trainee, Jikyoung yang merupakan sosok yang penutup hanya memiliki Seulhyeon sebagai teman wanita yang paling dekat dengannya. Mereka berteman sudah cukup lama setidaknya dalam tiga tahun masa trainee ini. Jikyoung bahkan sudah menganggap Seulhyeon seperti saudara.

“Sebenarnya aku berencana ingin memberitahukanmu hari ini, tapi ternyata kau sudah dengar. Hehe.” Seulhyeon tertawa renyah, mencoba meringankankan suasana.

“Ahhh... kau sungguh mengejutkanku. Lalu bagaimana dengan janji kita yang akan debut bersama? Kau bilang akan berkolaborasi denganku suatu hari nanti..” ucapnya itu membuat Seulhyeon tertawa kecil, begitu juga dengannya.

Sebenarnya Jikyoung tak tahu harus berekspresi seperti apa sekarang. Yang pasti ia merasa kehilangan. Sahabat terdekatnya di masa trainee sekarang akan pergi.

Mianhae.. Akan kupastikan aku menontonmu saat hari debutmu tiba nanti. Kau jangan berhenti, kau sudah melakukan yang terbaik. Aku yakin kau akan menjadi idol yang hebat nanti.” Seulhyeon tersenyum menyemangati Jikyoung. Lelaki itu pun tersenyum dan mengangguk, merelakan dia yang akan pergi.

*Mianhae = Maaf

“Tapi.. Apa maksudmu kau tidak akan melanjutkannya di agensi lain? Kau benar-benar akan berhenti??” Jikyoung berhenti tersenyum begitu ingat akan hal itu. Ia mendengarnya tadi dari trainee lain.

Majja. Aku memutuskan untuk berhenti. Mian, aku tidak bisa memberitahumu apa alasannya.” Seulhyeon tetap mengulas senyum walau terasa canggung.

*Majja = Benar

Sebenarnya ia juga tak menginginkan akhir yang seperti ini. Tiga tahun masa latihan yang sudah ia lewati jadi terasa sia-sia sekarang karena ia berhenti. Jika Jikyoung tak datang tadi, mungkin ia sudah mengeluarkan tangis sedihnya.

Sementara Jikyoung kembali mengangguk-angguk. Ia mencoba memahami posisi Seulhyeon yang tidak bisa ia paksa juga. Ini urusan pribadinya. “Baiklah. Aku akan merindukanmu. Jaga dirimu!”

“Pasti. Wah, ini akan menjadi perpisahan yang sangat lama. Kau akan debut sebentar lagi dan menjadi bintang. Penggemarmu akan sangat banyak, sudah pasti kau akan melupakanku.” Sindir Seulhyeon yang langsung membuat Jikyoung membulat mata dan menggeleng.

“Tidak? Hei, aku yang akan menunggumu!”

“Bagaimana mungkin? Kau akan sangat sibuk pasti, sang superstar Lee Jikyoung~”

“Kau mengejekku? Aku berkata sungguh! Yaa, Im Seulhyeon kemarilah!”

*Yaa = Hei

Perpisahan dua sahabat itu berakhir dengan kejar-kejaran. Bercampur dengan rasa senang, tertawa, dan sedih, itu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi Seulhyeon. Untuk teman sekaligus sahabatnya, Lee Jikyoung.

☆☆☆

“Sampai jumpa, Lee Jikyoung.

.

.

.

Trailer 1

Trailer 2

Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang