18. Teman (친구)

40 10 2
                                    

Sampai di tempat tujuan, Sia yang dari tadi hanya menatap kedua tangan yang saling ia usap untuk menahan gugup pun menghela nafas berat. Seperti biasa, Sia memejam mata dan menguatkan hati serta kepercayaan dirinya. Semua akan berjalan dengan baik. Jikyoung juga menambah semangatnya saat pria itu memberi senyum dan memegang tangannya. Sia membalas senyuman itu juga dengan senyuman dan anggukan.

 Sia membalas senyuman itu juga dengan senyuman dan anggukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau tidak sendirian. Ingat masih ada aku, member-membermu, Seulhyeon, Minjae, dan Seulwoo juga.” Senyum Sia melebar tipis mendengarnya.

Ia sudah dengar kemungkinan yang dipikirkan oleh Seulhyeon dan juga Yuka tentang perasaan Areum padanya. Keputusannya sendiri yang ingin bicara empat mata dengan Areum. Untuk meluruskan semua kesalahpahaman ini, dan juga jalan keluar dari masalah. Sia ingin menghilangkan sisa rasa bersalah yang selalu ia simpan jauh dalam lubuk hatinya.

 Sia ingin menghilangkan sisa rasa bersalah yang selalu ia simpan jauh dalam lubuk hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gomawo.” Ucap Sia sebelum keluar dari mobil Jikyoung.

Bel di atas pintu kafe terdengar begitu Sia masuk. Terlihat Areum di sana yang sedang bekerja paruh waktu sebagai barista. Gadis itu nampak terkejut melihat Sia datang sendiri dan menatapnya. Seakan ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

Yaa, apa yang kau lakukan? Sambut pelanggannya!” bisik rekan kerjanya itu membuat lamunan Areum tersadar dan langsung menyambut Sia selayaknya pelanggan lainnya.

“Selamat datang, kakak mau pesan—”

Areum-a, boleh aku meminta waktumu sebentar? Aku ingin bicara denganmu..” sebenarnya Sia ragu untuk mengatakan itu. Kemungkinan besar pasti dia akan menolak, namun setidaknya ia harus mencoba dari peluang paling kecil.

Wae?” balas Areum yang seketika suaranya terdengar dingin.

Geunyang.. aku pikir obrolan kita kemarin, belum selesai?”

Areum yang mendengar itu langsung berdecak kecil membuang wajah dan menurunkan tatapannya ke bawah. Dia nampak sedang berpikir. Semoga saja Areum setuju, harap Sia.

Yaa! Kim Juhwan, jaga kasir sebentar.” Seru Areum dengan melepas celemek baristanya ke meja.

Juhwan tak bisa menolak, mau tak mau. Kalau sudah satu shift kerja dengan Areum memang selalu gadis itu yang mengambil alih paling mudah. Bahkan dia kerja saat ada waktu saja. Kalau sekalinya marah, sepertinya dia bisa memberantakkan seisi kafe. Lebih baik dituruti, kan? Entah kenapa bos kafe ini masih betah memperkerjakan dia. Selain karena cantik.

Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang