papah

125 105 31
                                    

S T A R T

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"pah, maaf aku lemah"


ಠ︵ಠ



1 minggu kemudian.

"aca, kamu belajar yang giat ya papah tinggal sebentar ke kanada" papah.

"iya pah" aku mencium pipi kanan dan kiri lelaki itu.

"Lenzo, Reza tau tugas kalian, jaga istri saya supaya tidak kepincut duda lain dan jaga Aca"

"siap pah, nanti kalau butuh bantuan call aja" bang Reza.

"iya om, kali aja bang Reza sama Lenzo bisa bantu" Lenzo dan diangguki papah.

"hati-hati" ucap bunda sambil memeluk dan mencium papah.

"kira aku kita bisa bareng-bareng lebih lama lagi, baru juga 1 bulan di Indonesia kamu udah mau balik lagi" ucap bunda .

"sebentar ya, mas juga sebenernya mau di Indonesia lebih lama, tapi siapa yang bantuin daven disana, dirga juga lagi sibuk di Dubai " papah

"iya gapapa, hati hati mas jangan kepincut janda bule kanada"ledek bunda dan dapat satu kecupan di kening nya

...,

"ACA, BANGUN ITU UDAH BERAPA KALI ALARMNYA BUNYI KAMU GA MAU SEKOLAH?" teriak bunda yang berusaha membangunkan anak gadis nya untuk segera bangun dan berangkat kesekolahnya.

"ACA SEDIKIT LAGI JAM SETENGAH 7 BANGUN"

TOK TOK TOK

BRUK BRAK DUGH

"aww"

"ACA"

aku segera bangun dari lantai, dan berlari kearah pintu untuk membukanya.

"apa bun?" tanya ku sembari memegangi kepala

"lho? kamu kenapa? pusing? semalem minum obat gak? kalo pusing bunda izinin ke guru mu" pertanyaan panjang bunda, yang tadinya ingin memarahi ku tidak jadi, kareja bunda melihat aku memegangi kening ku.

"ngga bun, bunda tadi ngangetin aku jadi jatoh kepala nya ke jedot"

"yaudah, sana mandi" perintah bunda.

5 menit mandi dan berpakaian aku langsung melangkahkan kakiku ke meja makan, sarapan.

"pagi bun,abangku" sapa ku.

"pagi" ucap bunda, bang Reza dan Lenzo bersamaan"

tidak sampai 5 menit aku menyelesaikan sarapan ku, aku langsung berpamitan ke bunda dan bang Reza untuk berangkat ke sekolah.

hari ini Lenzo yang mengantarkan ku ke sekolah, biasa nya itu bang Reza atau papah.

bang Reza sedang ada jam kuliah pagi hari ini, jadi bang Lenzo yang bersedia mengantar ku.

mereka berdua satu kampus hanya saja lain tingkat dan lain jurusan.

sesampai di gerbang sekolah, aku berpamitan ke bang Lenzo, keluar dari mobil aku menjadi pusat perhatian banyak murid lain.

dengan raut wajah berbeda-beda, ada yang melihatku sambil tersenyum ada juga yang terlihat tidak suka.

mobil nya sudah jauh dari posisi ku sekarang, rasa trauma saat SMP kembali merasuki raga ku.

dengan langkah yang berat, aku melangkahkan kakiku.

sinar matahari pagi sangat panas, aku mempercepat langkah kakiku ketika aku sudah merasakan tubuhku akan terjatuh.

benar saja, baru beberapa langkah, tubuh ku tumbang, terjatuh ke bawah.

pandangan buram, aku dengar banyak langkah murid yang berlari ke arah ku, dan suara lelaki yang tidak asing.

....,

seorang gadis berseragam khas sekolah SMP  itu menangis saat ada ketiga gadis didepan nya yang membawa sesuatu yang sangat amat ia takuti.

rambut ditarik kencang, satu tamparan keras mendarat di pipi gadis malang itu.

"sakit ya?" tanya gadis yang baru saja menampar pipi ku.

"ouh, Araca sahla? nama kamu itu?" tanya satu gadis sembari menarik kerah baju sekolah ku.

aku mengangguk pasrah, mereka membanting ku hingga ke pojok tembok.

disini rumah lama, kosong tidak ada penghuni, tentu saja sia-sia kalau aku berteriak meminta tolong.

"raca? AHAHA nama lo terlalu busuk"

BYURRR

air berisi es batu disiram ke tubuhku, dingin.

"p-papah" ini sudah beberapa kali nya aku memanggil nama papah dengan nada yang pelan.

"dasar, gatau diri"

bughkk bughkk

dua pukulan yang keras didada ku dari perempuan yang berdiri dengan rasa tidak bersalah didepan ku.

"gua benci lo! kenapa lo gatel banget jadi cewe" ucap satu gadis yang sedari tadi diam saja, ia mulai melempari ku dengan terigu dan telur.

"Raca, lo jangan deketin dia ngerti gak si? apa lo tuli?" ia menarik rambut ku lagi, yang ku lihat dia menatap ku dengan penuh kebencian.

saat ingin melawan, aku ditarik dan dilempar kearah tangga.

ketiga gadis itu menendangi ku, rasa ingin melawan tapi aku sudah kehabisan tenaga, aku rasa jantung ku...





















































... berdetak kencang bersamaan dengan nafas ku yang tidak bisa terkendalikan.

FAREX | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang