22:20

715 139 9
                                    

Sudah lima menit film yang diputar berlangsung, kini Jesse tak lagi memperhatikan sekitarnya, seluruh fokusnya sekarang hanya tertuju pada film yang ia tunggu selama satu tahun belakangan ini, memang terkesan berlebihan, tapi Jesse lebih memilih berkencan dengan film daripada lelaki.

Berbagai jeritan, ada yang tertahan, bahkan ada yang langsung berteriak tak membuat Jesse, sedikitpun mengalihkan pandangannya, ia sendiri sedari tadi hanya meremas ujung bajunya, biasanya jika ada Mandy ia akan memukul temannya itu, mungkin sebab itulah Mandy membatalkan janjinya pada Jesse.

Jesse menoleh kaget ke arah lelaki berparas timur tengah tersebut, bukan! bukan karena Jesse mengagumi ketampannya, tetapi, ia terisak, ia terisak di tengah film mengerikan ini? oh Tuhan, yang benar saja, bagian mana yang membuat lelaki ini menangis?

Isakannya tidak terlalu terdengar, tetapi karena Jesse berada tepat di sebelahnya Jesse dapat mendengar jelas, untuk sesaat Jesse merasa terganggu dan juga kesal, tapi di sisi lain ia penasaran, apa yang membuat lelaki ini menangis?

"Hey, kau baik saja?" lelaki berparas timur tengah itu menoleh ke arah Jesse, beberapa bekas air mata di sudut matanya cepat-cepat ia hapuskan, matanya yang cantik dengan bulu mata lentik menatap Jesse tajam, "aku baik saja."

"Yah," Jesse mengangguk, mengalihkan pandangan, "baik-baik saja di tengah film menyeramkan menangis, jelaskan padaku tuan, bagian mana yang membuat anda menangis? barangkali aku bisa menemanimu menangis."

Sebenarnya Jesse tidak tega mengeluarkan sifat yang selama ini selalu ia kurung, ia terlalu kesal, Kesal sekali jika ada orang yang sebenarnya sedih, tetapi berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, iya deh, Jesse memang suka ikut campur urusan orang.

"Aku, Zayn. Zayn malik."

Late Midnight; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang