22:30

760 132 8
                                    

"Kau mau?" Jesse menawarkan kentang gorengnya yang sisa setengah kepada pemuda berparas timur tengah yang mengaku bernama Zayn ini, "tidak tidak usah sebelum ke sini aku sudah, hum, makan terlebih dahulu."

Jesse mengangguk, lalu kembali terfokus kepada film yang ia tonton, sebenarnya dia tidak ingin mengikut campuri urusan orang asing di sebelahnya ini, tetapi, entah kenapa sorot matanya seperti orang putus asa.

"Siapa namamu?"

Jesse menoleh, mengangkat kedua alisnya dengan raut wajah bingung. "Maaf, aku tidak mendengarmu, kau tadi bertanya apa?"

"Aku bilang, siapa namamu?"

"Oh," Jesse tertawa kecil, mentertawakan kebodohannya, Zayn menyerengit menatap gadis ini dengan pandangan aneh, sekaligus ingin tertawa, tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk tertawa bersama gadis asing super judes ini, "aku Jessalyn Thomas, kau bisa memanggilku Jesse saja."

"Kau sudah bekerja?" Zayn mengangguk mendengar pertanyaan Jesse, "Yeah, aku sudah bekerja, tetapi aku masih kuliah, bisa dibilang aku kuliah sambil bekerja, kau sendiri? sepertinya kau masih sekolah?"

Jesse mengenggeleng, lalu meminum sedikit air mineralnya. "Tidak, aku sama sepertimu, kuliah, tapi tidak bekerja, orang tuaku tidak memperbolehkanku, padahal, aku ingin sekali bekerja, yah, siapa tau aku bisa tahu rasanya menghemat."

Zayn tersenyum, tidak lebar seperti miliknya, tetapi sangat-sangat-sangat menawan, entah apa yang membuat Jesse terdiam seketika. Ah sial, ayolah Jesse, bahkan pemuda berwajah orang timur ini tidak lebih atraktif dari Harry. Sekali lagi, sial.

"apakah kau pernah merasakan perasaan menyesal yang amat teramat?" Jesse menoleh ke arah Zayn, titik fokus pada kedua bola mata coklat terang itu tak menentu, tapi tak sedikitpun ada keinginan memandang Jesse, "a-aku, aku merasakannya Jesse, ak-aku takut."

Late Midnight; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang