'Ayah, kita pisah mulai sekarang! Bunda cape terus terusan jadi yang paling deket sama Ayah, tapi justru Ayah kegoda dengan wanita lain' Teriak Bunda histeris yang tidak sengaja di dengar oleh Shandy, Anak pertama dari 3 bersaudara dikeluarga yang sedang diujung tanduk ini.
'Bun? Apa maksud bunda ngomong kayak tadi? Yah? Ayah jelasin sama Shandy apa maksud dari omongan Bunda?' tanya Shandy berapi-api kepada kedua orang tua nya. Tatapan Shandy kosong melihat kedua orang tua nya yang sudah saling tidak mempertahankan.
'Shan .. bunda minta sama kamu. mulai sekarang kamu kuliah yang bener ya. jaga adik adik kamu, Gilang dan Bira. kamu anak yang kuat. bunda yakin Shandy ngerti apa yang bunda bilang' ucap bunda sambil memegang kedua bahu Shandy. Shandy hanya terdiam dan menatap bunda nya dengan mata yang berkaca kaca. Beban nya kali ini benar benar terasa saat bunda bicara bahwa Shandy harus menjaga kedua adik nya. walaupun sudah besar, tapi adik tetaplah adik dimata Shandy.
Shandy melepaskan tangan bunda dari bahu nya. Shandy teriak frustasi. sangat frustasi.
'Arghhhh, kenapa Shandy sih harus ada diposisi ini? dari sekian banyak anak pertama di dunia ini, kenapa Shandy bun? yah? KENAPA SHANDY?' teriak frustasi Shandy sambil terus terusan menjambak rambut nya sendiri. Bunda yang tak kuasa melihat tangis histeris anak sulung nya langsung pergi dari hadapan Shandy. dan ayah, Ayah memeluk Shandy sambil berbisik
'Shan .. kelak kamu lebih dewasa dari ini, kamu bakal ngerti apa yang terjadi hari ini. maafin Ayah dan Bunda yang ga bisa mempertahankan keluarga kita. Ayah titip Gilang sama Bira ya. percaya sama ayah suatu saat kita bakal ketemu lagi, dan tetap menjadi keluarga' Ayah menepuk bahu Shandy lalu pergi entah kemana tujuan nya. Shandy hanya terdiam frustasi di ruang keluarga setelah dia menyaksikan langsung kedua orang tua nya pergi dan hilang tanggung jawab untuk menjaga anak anak nya. kini hanya Shandy yang menjadi harapan untuk adik adik nya.
• • • •
'Assalammualaii.. kum' salam Bira yang terputus karna syok melihat keadaan rumah yang sangat berantakan. Bira memang syok, tapi dia terbiasa. dia sudah menduga bahwa ini ulah kedua orang tua nya yang bertengkar lagi.
'bang shan? banggg?' Bira mencari abang pertama nya yang hari ini memang tidak ada jadwal kuliah. mencari ke ruang tv, ke halaman belakang, ke kolam renang, bahkan ke pojok rumah tempat biasa abang nya santai siang siang pun tetap saja, Bira tidak menemukan nya. sampai akhirnya Bira ke kamar abang nya itu, tapi dikunci. ga biasa nya bangsen ngunci kamar pikiran Bira yang langsung heran kenapa kamar abang nya itu terkunci.
'bang shan? abang ada didalem kan? banggg?' panggil Bira sambil mengetuk pintu kamar Shandy. bangsen kenapa lagi sih ini? Bira terus bertanya tanya. Apalagi dengan keadaan rumah yang berantakan.
'bang .. u okay? abang kenapa bang?' tanya bira kepada abang nya itu yang keluar kamar dengan mata sembab, muka kusut, rambut berantakan, tangan penuh cakaran, dan jari jari yang merah bahkan berdarah. Bira yakin abang nya sedari tadi menonjokan tangan nya ke tembok.
'bang? ini tangan bangsen kenapa? astaghfirullah, berdarah bang, Bira obatin ya bang' tanya tanya Bira histeris. tanpa aba aba, abang pertama Bira itu langsung memeluk Bira. sangat erat. tangis nya pecah saat memeluk adik perempuan nya itu.
'Bir ... mulai hari ini gue janji, gue bakal jadi abang sekaligus ayah dan bunda buat lo. lo jangan khawatir gue hilang ya' bisik Shandy kepada Bira, dengan isakan tangis yang sesak dirasa nya. Bira tak mengerti apa maksud dari abang nya itu. jadi ayah sekaligus bunda? apa maksud nya? kan ayah ada ayah. bunda juga ada. kenapa bangsen ngomong gt ya pertanyaan lain pun mengelilingi otak Bira. Shandy akhirnya melepaskan pelukan nya, dia melihat tatapan Bira yang meminta penjelasan lebih.
'Ayah sama Bunda udah pisah Bir, dan mereka sama sama angkat kaki dari rumah ini. ayah sama bunda cuma nitipin lo sama Gilang ke gue'. Bira syok lagi mendengar tiap kata yang keluar dari mulut abang nya
'bang? ayah sama bunda ninggalin bira? ninggalin kita?' ucap Bira dengan mata yang sudah tidak kuat menahan air mata.
'iya, Bir.' jawab Shandy sambil menatap adik nya yang pasti akan merasakan sakit lebih sakit dari yang dia rasakan.
Bira hanya diam, ditemani air mata yang terus mengalir deras diatas pipi nya. dalam hitungan detik, Bira pingsan.
• • • •
'Birr, dek, bangun dek! Shan, apasi yang sebenernya terjadi dirumah ini? kenapa jadi kayak gini' Gilang syok karna tiba tiba disuruh pulang oleh abang nya. Shandy bingung menjelaskan nya bagaimana ke adik nya yang satu ini. mengingat, adik laki laki nya ini sangat emosian sama seperti dirinya.
'Lang, sekarang cuma lo sama gue yang bakal nemenin masa remaja dan puber Bira' Shandy menatap gilang teduh. seakan gilang saat ini adalah partner hidup nya. berbeda seperti biasa nya yang dimana mereka selalu saja bertengkar'hah? ngomong apa si lu? ga jelas tau ga' ketus gilang menjawab pernyataan dari Shandy. Shandy bingung harus menjelaskan secara detail seperti apa kepada gilang.
'Ayah sama bunda lang, mereka sekarang pisah. akhir dari perdebatan mereka selama ini diakhiri sebuah perceraian' penjelasan singkat Shandy yang dia harap bisa langsung dimengerti oleh adik nya yang ini.
Gilang hanya terdiam setelah mendengar itu. dia paham dan mengerti apa yang disampaikan abang nya itu.
'jadi maksud lo, sekarang kita yang bakal jadi orang tua buat bira?' sambil menatap redup ke adik perempuan mereka yang sangat mereka sayangi.
'Iya, gue juga bakal jadi orang tua buat lo, lang. dan lo sama Bira, bakal jadi penyemangat gue setiap hari nya. mulai saat ini, gue harap kita bakal baik baik terus buat sama sama jaga bira' ucap Shandy seraya mengusap kepala Bira dengan lembut.
Gilang hanya mengangguk dan menggenggam erat tangan adik nya itu
segini dulu ya gais!
karna baru pertama kali publish cerita ketikan aku kayak gini hehe, semoga sampe ya feel nya 🤗
especially for the best fandom, YouN1T 🤍oiya, kyk nya baru up lagi seminggu kedepan.
stay tune yaaa 🤗
Happy reading, Buddy!• • • •
KAMU SEDANG MEMBACA
don't leave me, again!
Short Storysetelah atap rumah nya hancur. tiga bersaudara ini hanya tinggal dengan pondasi yang tersisa. saling menguatkan dengan penyemangat masing masing. tapi Bira, satu per satu hingga semakin banyak orang yang hilang & pergi dari hidup nya.