N

134 17 2
                                    

Beberapa minggu yang lalu.

Sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela yang terbuka memaksa Chaewon untuk terbangun dari tidurnya. Keduanya matanya terasa agak perih ketika membuka mata membuat Chaewon harus mengedip beberapa kali untuk membiasakan diri dengan cahaya matahari pagi ini. Chaewon yang terbangun dalam posisi tengkurap akhirnya mulai menggeliat dan baru merasakan ada sesuatu benda yang menimpa punggungnya dan membuatnya sedikit kesulitan untuk bergerak.

Chaewon menoleh untuk menghindari cahaya matahari dan malah dikejutkan oleh sosok seorang pria yang tertidur di sampingnya. Membulatkan kedua matanya, Chaewon jelas terkejut melihat pria itu. Kali ini Chaewon menyembunyikan wajahnya ke dalam bantalnya, wanita itu mendadak merasa malu ketika mengingat apa yang mereka lakukan subuh tadi.

Sekarang Chaewon hanya bisa memikirkan bagaimana cara untuk meninggalkan tempat ini tanpa membangunkan pria itu, Chaewon tidak sanggup lagi untuk menanggung malu bila pria bernama Lee Joongi itu sampai terbangun dan melihat tubuh polosnya.

Ugh membayangkannya saja Chaewon sudah merasa malu, tanpa sadar kedua pipi wanita itu sudah memerah. Lupakan itu semua, sekarang Chaewon harus memikirkan bagaimana cara bergerak tanpa membangunkan pria itu. Perlahan-lahan Chaewon menyingkirkan tangan Joongi dari punggungnya, sesekali Chaewon juga menarik selimutnya sehingga tubuhnya tidak terekspose lebih banyak.

"Eunm"

Chaewon mendadak diam karena Joongi yang tiba-tiba bergerak, dalam hati Chaewon hanya berharap pria itu belum terbangun. Chaewon sampai tidak sadar sedang menahan napasnya menanti pria itu berhenti bergerak. Bukannya melepaskan Chaewon, pria itu justru bergerak semakin dekat dengan Chaewon dan wajah mereka nyaris saja menempel bila Chaewon tidak bergeser.

Ponsel Joongi mendadak saja berbunyi, nyaris saja membuat Chaewon mengumpat karena terkejut. Chaewon cepat-cepat menutup mata dan berpura-pura masih tertidur karena sepertinya pria itu kini sudah terbangun dan masih meraba nakas di sampingnya sambil tetap menutup kedua matanya.

"Eoh"

Suara Joongi terdengar serak khas seperti orang yang baru bangun tidur. Joongi akhirnya bergerak dan melepaskan Chaewon. Sepertinya pria itu kini sudah turun dari tempat tidur, Chaewon tidak berani mengintip dan hanya mengira-ira apa yang sedang dilakukan oleh pria itu.

"Aku akan berbicara lagi denganmu nanti. Eoh berikan aku waktu sepuluh menit untuk sampai ke sana".

Terdengar pintu kamar mandi terbuka dan tertutup, untuk sesaat akhirnya Chaewon bisa merasa lega dan langsung membuka kedua matanya. Tidak lama terdengar suara air mengalir dari kamar mandi dan Chaewon kembali memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari tempat ini.

Chaewon bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi malam tadi sampai akhirnya mereka bisa berakhir seperti ini.

Rencananya Chaewon hanya mampir untuk mengantarkan sisa barang-barang Joongi yang ada di rumahnya, tetapi siapa sangka pria itu akan menawarinya untuk mampir dan Chaewon juga menerima tawaran pria itu. Entah sial atau keberuntungan untuknya karena Wonwoo saat itu sedang pergi menemui ibunya.

Chaewon ingat dengan jelas semalam mereka hanya minum beberapa kaleng bir bersama dan puncaknya Joongi mengatakan masih mengharapkan mereka bisa untuk kembali bersama, Chaewon yang diam-diam masih mengharapkan hal yang sama hanya bisa diam. Merasa tidak ada penolakan maupun persetujuan dari Chaewon, Joongi mendekatkan tubuhnya pada Chaewon tapi siapa sangka gadis itu yang terlebih dahulu menciumnya, sehingga selanjutnya mereka berdua berakhir menghabiskan malam bersama.

Chaewon sendiri tidak menolak ketika Joongi sudah menariknya dan membimbingnya untuk menuju kamarnya.

"Aku pasti sudah sangat gila. Jam berapa sekarang, aku masih belum selesai merapikan semua barangku. Aku akan keluar setelah pria itu pergi saja, aku tidak sanggup lagi untuk bertemu dengannya".

UndecidedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang