Boruo's POV start
Siang ini aku ada janji dengan temanku untuk membahas tentang tugas proyek kampus. Sekitar pukul 11.10 A.M aku berangkat dari rumah menggunakan transportasi umum. Ada sekitar 15 menit lebih jarak yang ditempuh karna memang tempat temanku cukup jauh. Haah sejujurnya aku hanya ingin berada di kos ku dan bersantai sambil menikmati pemandangan alam yang ditampilkan oleh salah satu channel tv. Ya, seperti liburan virtual. Bagai pungguk merindukan bulan, mungkin ini peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaanku.
.
.
.
Pukul 11.30 A.M aku sampai di gapura depan sebuah perumahan yang cukup elit, mayoritas rumahnya berukuran besar dengan gaya yang elegant tidak lupa dengan pilar dan teras rumah yang luas. Ah temanku ini memang anak dari keluarga yang sangat berkecukupan atau mungkin lebih.
Berjalan dan berjalan namun akhirnya aku malah tersesat. Asal kalian tahu tepat di tangan kanan ku ponsel berwarna hitam ini sedang menampilkan no dan nama blok di perumahan ini namun sia-sia. Perumahan ini terlalu besar untuk dijelajahi dengan jalan kaki. Sampai beberapa saat kemudian aku berhenti di sebuah persimpangan, mencoba untuk menelpon temanku dan sialnya butuh waktu sekitar 4 menit untuk dia menjawab panggilanku dengan beberapa panggilan telepon tak terjawab. Berniat untuk memintanya menjemputku di tempat saat ini aku menginjakan kaki. Tapi sayangnya dia menolak. Memang teman sialan.
Boruto's POV end
Boruto's typing on his phone
"Shik, rumah lu bloc apa?"_boruto
"Bloc Tulip no 7"_Shikadai
"Lu bisa g kasih gua acuan?"_Boruto
"Lu sekarang di mana?"_Shikadai
"Gua di perempatan deket toko kecil"_Boruto
"Udah deket itu, tinggal belok kiri, lu jalan kira-kira 20 meter ntar ada tuh bloc Tulip terus cari rumah no 7"_Shikadai
"Kay"_Boruto
Sekitar dua putaran lagu aku baru sampai di depan gerbang rumahnya dan benar saja rumahnya besar bahkan halamannya saja tipe-tipe rumah eropa. Untuk memastikan apakah benar ini rumah temanku atau bukan, ku lihat no rumah dan nama bloc nya. Yap, akhirnya aku sampai.
Boruto's typing on his phone
"Shik, keluar. Gw udah di depan."_Boruto
Tanpa perlu membalas pesan dari Boruto, Shikadai langsung berdiri dan berjalan menuju gerbang rumah. Tak perlu waktu lama sekitar 30 detik ia sudah sampai di depan gerbang.
"Rumah lu jauh ya dari gapura depan, tau gini gua pake mobil sendiri." Percakapan yang diawali dengan rajukan Boruto yang protes tentang jarak rumah Shikadai.
"Yee~ ntar kalau gw bilang gitu yang ada lu yang minta jemput njing." Elak Shikadai yang memang alasannya cukup masuk akal.
"Ngeles mulu ya lu mentang-mentang IQ sodaraan ama Einstein." Ucapan Boruto yang hanya dibalas dengan cengiran oleh Shikadai.
Gerbang terbuka tanpa babibu lagi Boruto masuk meninggalkan Shikamaru untuk menutup gerbang. Tanpa merasa sungkan Boruto yang sudah sampai duluan di depan pintu rumah menyuruh Shikamaru untuk cepat menyuruhnya masuk.
"Buruan ela lama banget lu jalan Shik."
"Sabar anying jangan sampe gw usir ya lu." Entah kenapa Shikadai yang biasanya tidak menanggapi ucapan yang tidak berguna selalu menjawab jika itu Boruto yang mengucapkan.
---
Waktu berjalan dengan damai. Dua bocah tadi masih serius dengan tugasnya menciptakan sebuah replika jembatan dengan segala detail yang ingin dimanja olehnya. Sekitar dua jam telah berlalu. Kini jam menunjukan pukul 2 p.m perut mereka mulai bergumam menyampaikan pada otak untuk segera menguyah sesuatu.
"Bor, laper kagak? Lu mau makan apa?" dua buah pertanyaan dari Shikadai menyimpulkan bahwa mereka perlu jeda untuk istirahat barangkali hanya sekedar es susu yang tadi dibuatkan oleh Ino, ibu dari shikadai.
"Hooh, siang-siang gini gw jadi pingin soto bening nih Shik. Ada yang jual kagak ya deket sini?"
"Ngidam lu? Ok deh, gopood ae kali yaa."
Siang itu setelah memesan dan menyantap makanannya. Waktu mereka dihabiskan utnuk menyelesaikan tugas dari dosen mengingat tenggat waktu yang tak lama lagi sampai.
to be continue ya gengs hehe
see you

KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth
Fanfiction"You know Boruto why we can't live together? its because neither of us can be honest to one and other. And most importantly is none of us try."_Sarada "You know Sarada, I'm just afraid that you might be scare of me and doesn't want to love me anymor...