01 | Leo dan Lemari

285 61 378
                                    

Kisah tentang seseorang yang tiba-tiba hilang, lalu aku sendirian dengan beribu kenangan singkat yang usang.


Ingat ceritaku dengan Kak Jay? Nahh sekarang mau tahu bagaimana kabar hubunganku dengan dia? Maka dari itu aku membuat cerita ini hanya ingin berbagi kisah kelabu ku dengan seseorang bernama Jay Gentala Saputra, namun di cerita ini akan ku ganti d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingat ceritaku dengan Kak Jay? Nahh sekarang mau tahu bagaimana kabar hubunganku dengan dia? Maka dari itu aku membuat cerita ini hanya ingin berbagi kisah kelabu ku dengan seseorang bernama Jay Gentala Saputra, namun di cerita ini akan ku ganti dengan nama Mada Anjaya Saputra.

Kenapa ku ganti? Karena aku tidak ingin berpacu pada satu tokoh yang tiba-tiba hilang, karena ia sudah hilang maka harus di ganti dengan sesuatu yang baru. Tapi walaupun sudah hilang, kenangan yang singkat masih begitu melekat.

Setelah penantian ku selama kurang lebih Dua Bulan lamanya aku menunggu room chat yang tadinya centang satu berubah menjadi centang biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah penantian ku selama kurang lebih Dua Bulan lamanya aku menunggu room chat yang tadinya centang satu berubah menjadi centang biru.

Kukira dia benar-benar kehilangan komunikasi denganku, namun nyatanya dia sengaja melepas komunikasi denganku dengan alasan dia ingin fokus pada cita-citanya.

Awalnya aku ragu untuk mengirim pesan lewat DM Instagram, tapi karena rasa penasaran sekaligus penantian yang tidak tau sampai kapan ini, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim pesan lewat Instagram.

Selama dua hari aku menunggu balasan darinya tapi tak kunjung ada. Aku masih berusaha sabar, dan di hari ketiga dia membalas pesanku. Tak sesuai ekspektasi, respond nya begitu dingin, kaku, tak hangat seperti dulu.

Aku merasa asing baginya, jikalau kalian ingin tau bagaimana balasan pesanya silahkan baca cerita sebelumnya yaitu "Hilang." Baca part menuju terakhir, disitu kalian akan menemukan jawaban pesan yang tak sehangat dulu.

Aku berusaha melupakan dia, sampai pada suatu ketika ada seorang lelaki yang menarik perhatianku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berusaha melupakan dia, sampai pada suatu ketika ada seorang lelaki yang menarik perhatianku. Dia satu-satunya orang yang melarangku masuk ke lemari hanya untuk menangis.

Waktu itu aku dan teman-teman kelasku sedang nongkrong di Cafe, dan kebetulan waktu itu kita sedang ada project dengan adik kelas dan secara kebetulan kita akrab dan ya nongkrong bareng.

Suatu ketika aku sedang ada masalah di rumah yang tidak bisa diceritakan namun itu sangat menyakitkan. Aku tidak betah di rumah alhasil aku mengajak mereka ke Cafe tersebut lalu mereka mau.

Singkat cerita kita sudah di cafe dan bermain game UNO, namun lepas ingin pulang kita breafing dulu sebentar, memberi saran untuk adik kelas.

Namun alih-alih memberi saran aku malah bicara tak jelas, melantur, tidak tau mau bicara apa, lupa akan kata-kata yang sudah tersusun di otak. Aku bingung, lalu temanku bicara seperti ini. "Udahlah Na, kamu itu gabisa nyelesein masalah orang karena kamu punya masalah sendiri. Udah gausah maksain buat ngasih saran."

Dan hal berikutnya yang aku lakukan yaitu menangis. Baru kali ini aku menangis di depan banyak orang, apalagi ini adik kelas. Aku tidak pernah sebelumnya.

Dia yang kusebut Leo menepuk punggung ku dengan lembut. "Tenang." Katanya.

Seolah tak terjadi apa-apa, aku kembali tersenyum. Karena hari sudah sore teman-teman ku pulang, tapi aku dan adik kelas belum pulang. Kenapa belum pulang? Karena aku mau mendengarkan cerita Leo dengan perempuan bernama Niola yang pernah ada masalah tragedi berdarah katanya.

Akhirnya dia menceritakan semuanya dan aku tidak bisa menceritakan disini karena aku belum ijin padanya jadi cukup coba imajinasi kan sendiri saja ya.

Karena sudah malam aku pulang, aku naik motor sendiri jadi yasudah aku tidak perlu menunggu siapapun. Tapi aku dan Leo rumahnya searah jadi kita pulang bareng walau naik motor sendiri.

Waktu aku mau belok di gang rumahku dia bilang begini. "Jangan masuk lemari lagi, gak baik." Katanya. Dan aku hanya bisa tersenyum sambil jawab, "Iya, duluan ya." Lalu kita 'pun pulang kerumah masing-masing.

Dari situ aku berharap banyak padanya, berharap bahwa dia bisa mengobati segala rasa sakit yang aku rasakan. Dan yeah, dia bersedia dengan sendirinya untuk menyembuhkan aku.

Dan aku sudah tergantung padanya. Setiap malam selalu sleepcall hanya untuk menghalau agar aku tidak menangis katanya. Tiap aku ada masalah dirumah aku ajak dia keluar dan dia selalu bersedia.

Aku menyukainya dengan sangat sederhana, orang yang selalu ada untukku walau tidak seperti pria lainnya. Dia tidak tampan namun aku menyukainya dengan hati yang terluka.

-To Be Continued-

Mada Anjaya Saputra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mada Anjaya Saputra

Mada Anjaya Saputra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leonel Ramadhan

Leonel Ramadhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


| Novita Nanda Safitri |

[✓] Mesin Waktu [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang