Bukan Gw

636 107 4
                                    

Jadi sebelum mulai, iya ini chapter udah di up sebelumnya, tapi karena mulai revisi / rewrite ceritanya dari ending cerita ini, makanya cerita yang ini direupload. Sama ada pergantian usia ya, jadi di chapter ini Erika udah umur 7 tahun di chapter pertemuan pertama juga umurnya udah kuganti jadi 5 tahun

==================================================================

Dua tahun berlalu setelah kejadian itu dan hubungan Erika dengan Claude masih sama saja, sama sama gak peduli. Hari ini, Claude mengadakan pesta minum teh dengan Athy dan Erika. Loh, kenapa Erika ikut padahal hubungan ayah anak ini masih belom bagus? Ya karena dipaksa Athy, toh Erika juga kalau gak dipaksa Athy juga gak mau ikut.

Suasana di sekitar mereka menjadi awkward karena tidak ada yang mau memulai pembicaraan selain Athy. Sebenarnya Erika mau mengobrol dengan Athy, tapi dia tidak suka jika Claude mengawasinya terus. Mereka hanya diam diam begitu saja sampai sebuah suara batuk memecahkan keheningan tersebut. Semuanya pun menoleh kepada sumber suara yaitu Athy.

Erika POV

Suasananya bener bener gak enak, udah kek cepetan selesain ini pesta tehnya, mau ngobrol sama kak Athy. Eh bentar, yang mana nya Athy meluap itu kapan ya? Aduh, udah deket ya? Soalnya kak Athy udah ketemu sama si hitam sama si Lucas.

"Uhuk uhuk"

Deg

Jangan bilang sekarang

Aku pun menoleh ke arah kak Athy. Dan benar saja dugaanku, hari ini adalah hari di mana mana nya Athy meluap.

"Athy!"/ "Kakak!"

Karena aku duduk paling dekat dengan kak Athy, aku pun menahan tubuhnya agar tidak jatuh sekalian menyisipkan manaku untuk menetralkan luapan mananya.

Author POV

Duagh

Claude mendorong Erika ke tanah dan langsung menggendong Athy

"Felix"

"Iya, yang mulia?"

"Masukkan anak itu ke penjara bawah tanah dan rahasiakan kejadian ini, jangan sampai ada yang tahu" perintah Claude

"Ta-tapi yang mulia"

"Kau mau dihukum atas pemberontakkan Felix?"

Mendengar hal itu, mau tidak mau Felix membawa Erika ke penjara bawah tanah sesuai perintah Claude. Ia bingung apa yang harus ia katakan pada Eleanor dan Noah ketika mereka bertanya tentang Erika. Ia juga takut kalau Claude akan membunuh Eleanor dan Noah kalau mereka berani membela Erika.

Pikiran Felix benar benar kacau saat ini, di satu sisi ia merasa bersalah karena kelalaian nya dalam menjaga Athy sehingga Erika harus menanggung akibatnya. Sedangkan di sisi lain, ia mau tidak mau harus menjalankan semua perintah yang Claude berikan kepadanya.

Sesampainya di penjara bawah tanah, Felix memasukkan Erika ke sel penjara di bagian yang tidak bisa dimasukki sembarang orang.

"Maafkan saya tuan putri karena saya-"

"Jangan meminta maaf sir Robane, kau tidak salah apa apa" ucap Erika memotong pembicaraan Felix sambil duduk di pojok ruangan

"Tapi karena saya tuan putri jadi –"

"Sudah Eri bilang kan sil Robane, itu bukan salahmu, Eri juga akan baik baik saja kok di sini" ucap Erika sambil tersenyum untuk meyakinkan Felix

Di kamar Athy

"Pa papa jangan hukum Erika dulu ya pa" ucap Athanasia sambil menahan sakitnya

"Sudah diam, kau tidak usah memikirkan anak si*lan itu lagi" ucap Claude ketus

"Kalau papa mau hukum Eri papa harus cari tau dulu memang Eri yang melakukan atau bukan" ucap Athy takut ending Lovely Princess terjadi lebih awal

"Kalau papa menghukum Eri dan ternyata Eri tidak bersalah ma-maka Athy akan benci papa" lanjutnya

"Haaah... sudahlah tidur saja sana, kau berisik" ucap Claude lalu memasangkan sihir tidur kepada Athy

2 minggu pun berlalu sejak kejadian itu. Claude juga sudah mengetahui kalau yang menyebabkan Athy seperti itu adalah luapan mananya sendiri, bukan karena racun seperti yang Claude kira. Tetapi meskipun begitu, Claude masih yakin kalau Erika lah penyebab meluapnya mana Athanasia.

Di penjara bawah tanah

Felix sekarang sedang berjalan membawa nampan makanan bagi Erika. Langkah kaki nya itu terhenti di depan sel milik Erika. Matanya pun melihat tubuh kecil yang sudah dipenuhi oleh luka lebam dan sayatan bekas siksaan dari sang kaisar. Ia marah kepada dirinya sendiri karena membiarkan hal ini terjadi. Menurutnya Erika tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. Sudah jelas terbukti bahwa penyebab Athanasia seperti itu bukan Erika, melainkan mananya sendiri, tetapi Claude tetap saja menyalahkan Erika atas hal itu. Bahkan Claude juga mengungkit ngunkit tentang kematian Diana.

Tidak ingin membangunkan Erika, Felix pun membuka pintu sel dengan sangat pelan dan meletakkan nampan berisi makanan itu di tempat yang cukup jauh dari Erika. Menurut pengamatan Felix selama dua minggu ini, indra pendengaran Erika menjadi semakin tajam belakangan ini.

"Maafkan saya tuan putri" ucap Felix setelah keluar dari sel Erika lalu berjalan pergi.

Ingin sekali rasanya Felix berteriak di telinga Claude dan memberitahunya tentang semua hal yang Claude tidak tahu, atau mungkin lebih memilih untuk tidak memercayainya. Tapi ia takut kalau ia mengatakan hal itu maka keselamatan Erika akan semakin terancam.

Akhirnya Felix pun memutuskan untuk menghentikan drama keluarga kerajaan ini. Ia masuk ke ruangan kerja Claude dan berdiri di hapadan Claude

"Ada apa kau kemari Felix? Tidak lihat aku sedang sibuk!?" tanya Claude sambil mengerjakan dokumen dokumen

"Yang mulia, ada beberapa hal yang harus saya sampaikan kepada anda"

"Jika ini berhubungan dengan anak itu, aku tidak mau mendengarnya"

"Tapi yang mulia –"

"Bicara tentang anak itu sekali lagi dan kupatahkan lehernya" ucap Claude

Mendengar hal itu, nyali Felix pun ciut. Yang ia inginkan adalah drama keluarga ini untuk berhenti dan anak yang tidak bersalah itu bisa hidup bahagia dengan ayah dan kakaknya, bukan mayat sang putri dengan leher yang patah. Felix pun izin undur diri dan hanya bisa berharap bahwa temannya itu akan sadar sebelum semuanya terlambat, karena Felix tahu benar bahwa ketika kaisar sebelumnya marah besar, ia tidak akan segan segan menghancurkan suatu negara. Kenapa Felix bisa tau? Karena Anastacius memang pernah membumi ratakan sebuah negara hanya karena raja dari negara itu dengan sengaja menumpahkan teh di kepala Anastacius.

Malam harinya, Claude sedang minum di kamarnya lagi. Botol alkohol pun dapat terlihat berserakkan di sekitar sofa Claude. Ia terlalu mabuk sampai sampai tidak menyadari bahwa seseorang telah berada di kamarnya dan sedang berdiri depannya.

Claude ucap orang itu

Claude yang mengenali suara itu pun mendongak menatap orang itu

"Diana??"

Surviving in WMMAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang