Two

11.7K 1.1K 42
                                    

Tidak memerlukan banyak waktu bagi Orion untuk sampai disini. Begitu ia dapat kabar dari Langit mengenai Aletta, Orion langsung meminta anak buahnya menyiapkan jet pribadinya untuk terbang menuju Bali malam itu juga. Dan disinilah Orion berada sekarang tanpa mengganti bajunya terlebih dulu Orion sudah ada di depan kediaman Aletta.

Hati Orion cukup tersayat ketika melihat tempat tinggal Aletta dan anak anaknya. Aletta tinggal di sebuah gedung yang tidak terlalu tinggi, hanya ada beberapa lantai. Anak anaknya layak mendapatkan rumah yang jauh dari besar dari ini. Orion berjanji bukan cuman rumah tapi dia akan memberikan semua yang anak anaknya mau demi menebus rasa bersalahnya.

Orion mengeluarkan foto dari sakunya. Mengusap pelan wajah kedua anak tersebut lalu beralih ke foto perempuan yang sedang ikut tersenyum ke arah kedua anaknya, dalam foto itu Aletta terlihat sedikit berbeda dengan rambut pendek sebahunya. Bibir Orion mendekat ke arah foto itu dan mengecupnya cukup lama.Orion sangat merindukan Aletta selama tiga tahun ini ia tidak pernah sama sekali melupakan Aletta bahkan hampir setiap malam Orion selalu memimpikan wanitanya itu.

Air matanya kembali menetes, Orion buru buru menghapus air matanya. Bukan waktunya menangis tapi sekarang adalah waktunya bertemu dengan Aletta. Setelah itu tidak akan ada air mata lagi yang akan menetes darinya dan juga dari Aletta.

Orion beranjak pergi menuju tempat Aletta dan mengetuk pintu yang bertuliskan nomor 005 sama seperti informasi yang diberikan Langit. Walaupun sedikit gugup tapi Orion memberanikan diri mengetuk pintu tersebut

Tokkk...tokkkk..tokk.

Aletta yang sedang sibuk memasukan semua perlengkapan anaknya ke sekolah, menoleh sekejap mendengar kembali buntu tersebut ia takut salah mendengar masalahnya rumahnya ini jarang sekali ada tamu.

Tokk.. Tokk.. Tokkk..

Kali ini Orion mengetuk pintunya cukup keras karena sebelumnya tidak ada balasan sama sekali.

"Sayang bisa tolong buka pintunya, kayanya itu papah Leon deh." Titah Aletta sedikit teriak.

Ana berjalan penuh semangat pasalnya dia sangat merindukan seseorang yang di panggil papah itu diikuti oleh Liam yang sama sama bersemangat. Mereka berdua meraih pegangan pintu dan mencoba membukanya bersama sama walau mereka harus berjinjit.

"Papah.. " Ucap mereka bersama samaan.

Orion benar benar di buat terkejut begitu pintu dibuka bukanlah sosok Aletta tetapi dua anak kecil yang sama seperti di foto, yang membuat Orion tambah terkejut adalah kedua anak tersebut membukakan pintu sambil mengucapkan papah seperti tahu bahwa itu adalah Orion.

Air mata Orion menetes keluar, dia merasa bersalah seharusnya dia ada di saat saat kedua anak itu lahir. Orion berjongkok mensejajarkan tubuhnya. Tangan Orion terjulur ingin menyentuh pipi anak anak itu. Tapi sayang belum juga tangan Orion sampai Aletta tiba tiba datang.

"ANA LIAM." Teriaknya kaget lalu segera mengambil kedua anaknya menjauh dari sosok yang ia tidak duga sebelumnya.

Aletta tidak menduga pertemuannya dengan Orion yang notabene nya adalah mantan bos sekaligus mantan kekasihnya bisa secepat ini.

"Aletta.. " Ucap Orion lirih sambil menilik setiap inci dari Aletta.

Ternyata Aletta banyak berubah. Jika dulu wajah Aletta cenderung manis dan gemas berbeda dengan sekarang yang lebih menyiratkan ke dewasaan. Badannya pun terlihat lebih berisi dari sebelumnya. Rambut panjangnya pun sudah berubah menjadi pendek.

Tatapan Orion terlihat sayu bahkan bibirnya saja sedikit bergetar ketika menyebutkan nama itu. Orion masih tidak percaya bahwa dia berhasil menemukan Aletta. Air matanya kembali berjatuhan menunjukan bahwa dia benar benar merindukan wanita itu.

The Opportunity [Reupload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang