Prolog

273 85 113
                                    

"TOLONG!!!"

Seorang gadis cantik berteriak kuat-kuat, dengan kaki dan tangannya yang terikat tali. Ia duduk diatas kursi tua, di sebuah ruangan dengan cahaya lampu temaram. Mulutnya tidak lagi tertutup kain, karena seseorang telah melepasnya. Membuat gadis itu sedikit leluasa untuk berteriak meminta pertolongan.

Mencoba untuk melepaskan ikatan itu, namun sulit. Hal itu akan semakin melukai tangannya sendiri akibat bergesekkan dengan tali bertekstur kasar. Sudah berjam-jam waktu yang ia habiskan dengan terus berteriak meminta pertolongan. Namun, tidak ada satupun tanda kehadiran seseorang disana.

Merasa usahanya tersebut sia-sia, ia pun kini memilih untuk kembali diam sambil terus berharap ada seseorang yang mengetahui keberadaannya ditempat ini.

Tak berselang lama gadis itu mendongak karena mendengar suara langkah kaki yang mendekat, lebih tepatnya seperti berlari. Dan benar saja, dalam cahaya lampu yang redup itu, ia melihat bayangan seseorang tengah berlari ke arahnya dengan napas tersenggal-senggal.

"Moria, kau kah itu?" ucapnya tidak percaya.

"Akhirnya, aku berhasil menemukanmu," ucap gadis bernama Moria setelah tiba dihadapan temannya yang kini dalam keadaan terikat. Karena itu, ia pun segera melepas semua tali yang mengikat temannya itu.

"Bagaimana kau menemukanku?'

"Ada yang mengirimkanku pesan, yang mengatakan kau dalam bahaya, dan aku diharus datang ketempat ini seorang diri, jika ingin kau selamat." Jelas Moria. "Tapi, kau baik-baik saja kan? Apa kau terluka?"

Gadis itu menggeleng, "Aku baik-baik saja. Terima kasih kau sudah datang menyelamatkanku."

"Tentu saja, kenapa tidak? Lagipula, kau ini temanku." Ucap Moria dengan tersenyum. "Sekarang ayo pergi, sebelum ada yang datang."

Moria menarik tangan temannya itu untuk mengajaknya pergi dari sana. Namun, bukannya mengikuti, gadis itu malah menahan langkahnya dengan posisi wajah menunduk dan membuat Moria mengernyit heran.

"Kenapa kau diam saja?? Ayo kita pergi.." ajak Moria lagi. Gadis itu masih diam dengan posisi menunduknya tanpa beranjak sedikit pun sesuai ajakan temannya itu.

"Hei! Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu??" tanya Moria bingung. Ia yang sedari tadi menunduk tiba-tiba menengadah dengan seringai misterius di wajahnya, membuat Moria yang tadinya bingung menjadi sedikit takut melihat ekspresi itu.

"Kau memang sangat baik. Dan terima kasih sudah datang menolongku.." ucapnya seraya tersenyum smirk. "Tapi maaf, karena aku harus melakukan ini." Sambungnya membuat gadis bernama Moria itu semakin bingung dibuatnya.

"A-apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti, apa maksudmu??" gadis itu tidak menjawab pertanyaan dari Moria. Namun dengan sekali gerakan gadis itu mencengkram leher Moria dengan kedua tangannya dan mencekiknya dengan sekuat tenaga membuat Moria terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas.

"A-apa.. uhuk.. uhuk.. yang uhuk.. ka-kau laku- uhuk.. kan?!!" ucapnya tercekat karena dicekik.

Sang pelaku menyeringai sambil terus mencekik Moria dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang satu kini mengeluarkan sebuah pisau dari balik bajunya.

Rasa gugup, takut dan kecewa bercampur menjadi satu karena merasa di khianati. Moria menggeleng kuat saat teman yang tadinya ia tolong itu mulai membelai wajah mulusnya yang sudah berlinang air mata dengan sebuah pisau tajam. Lalu si pelaku memandang dengan bola mata tajam dan tersenyum miring.

"Terima kasih, karena kau sudah mau menjadi temanku selama ini, Moria. Kau sangat baik dan selalu ada untukku." Ucapnya.

Kini, hanya ada rasa takut yang menyelimuti dirinya. Ingin bicara pun rasanya sulit, tubuhnya bahkan mulai lemas karena hampir kehabisan napas.

Si pelaku mendekat pada telinga temannya itu dan membisikkan sesuatu. "Maafkan aku, sebenarnya aku tidak tega melakukan ini. Tapi, agar rahasiaku aman ..." bisiknya dengan suara serak, kemudian menjauh dan kembali menatap tajam temannya itu.

"I HAVE TO ELIMINATE YOU!!!"

------------

Hai semuaaa...

Selamat datang di @chrisytells story. Semoga suka ya,, Happy Reading😇

















CLEO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang