[1.0] SukuIta

340 28 7
                                        

Apa kalian percaya jika kita mempunyai setidaknya 7 kembaran di dunia? Khusus Yuji Itadori, dia percaya akan hal itu. Karena saat ini dia sedang memandangi salah satu kembarannya. Bola kelereng coklat itu tidak melepaskan pandangannya sedetik pun. 

Nobara Kugisaki— teman Yuji, sadar apa yang dilakukan temannya. "Yuji... Yuji!!"

"Iya?" kepala Yuji menengok kepada sosok di sebrangnya.

"Kau ngapain? Baksomu sudah dingin tuh kamu abaikan. Cepat habiskan!" Yuji tidak dapat membantah perintah Nobara. Bisa dibilang dia itu 'ibunya' Yuji. Sambil mengunyah 1-2 buah bakso. Mata Yuji kembali sibuk mencari sosok siswa tadi. Namun, nihil. Yuji tidak menemukannya dimana pun.

'Nahkan ngilang anjir.'

Yuji menggerutu dalam hati. Yuji berpikir bagaimana bisa bertemu lagi dengannya. Nama bahkan kelasnya saja ia tidak tau. Ah! Kenapa tidak memanfaatkan koneksi temannya yang tersebar luas satu sekolah. "Noba-chan~"

"Kau mau apa?" tanya Nobara tanpa basa-basi. Kebiasaan Yuji tuh kalau mau sesuatu selalu menggunakan panggilan yang dia buat.

"Noba-chan kenal dengan dia?" sebenarnya Yuji tau aksi melihat sosok kembarannya telah kepergok oleh Nobara. Meskipun begitu, ia tetap tidak peduli. Memangnya tujuan mata diciptakan untuk apa?

"'Dia' siapa?" terbesit niatan untuk berbuat iseng terhadap Yuji. Sebab bagi Nobara, wajah kesal Yuji itu menggemaskan. Megumi Fushiguro, sosok lain yang hadir di meja mereka, memasang telinga baik-baik. Ia juga penasaran siapa yang dimaksud Yuji.

Yuji memutar bola matanya malas. "Ga usah pura-pura gak tau. Dia yang tadi itu loh." dia berusaha sabar mendengar Nobara terkikik. Punya temen kok usil bener.

Setelah puas tertawa, Nobara menatap langsung mata Yuji. "Ryomen Sukuna, lebih dikenal dengan Sang Iblis Terkutuk. Kelasnya berada di XI IPS 3. Hanya itu yang aku tau."

Yuji cuma mangut-mangut, sedangkan Megumi merasa asing dengan sosok tersebut. 'Siapa dah? Gak kenal, mana kakak kelas. Apa hubungan dia dengan Yuji?' Megumi terus memandang sahabat kesayangannya.

"Apa-apaan julukan itu. Aneh sekali. Bukankah dia manusia biasa?" Megumi tidak menerima apabila dia seorang yang tidak tau apa-apa.

"Entahlah, mungkin gara-gara tatonya. Tidak cuman di muka, katanya dia juga punya di sepanjang tubuhnya. Aku tidak bisa menyalahkan orang yang ketakutan sehingga memberikan julukan itu padanya. Soalnya aku sama seperti mereka." ujar Nobara enteng.

"Lalu, bagaimana dengan julukan depannya? Mengapa iblis?" sekarang gantian Yuji yang bertanya. Nobara berasa jadi wikipedianya mereka.

"Apalagi, dia anak berandalan." Yuji dan Megumi sama-sama mengerutkan dahi.

"Benarkah? Mukanya tampan begitu aku jadi tidak yakin dengan kebenaran informasimu."

"Terserah kamu, Yuji. Pabrik tua belakang sekolah adalah tempat tongkrongannya. Aku tidak akan mengantarmu kesana. Kau cari dan lihat sendiri. Anyway, kau punya rencana apa?"

Yuji tidak menjawab pertanyaan terakhir Nobara. Ia melainkan mendorong bangku kantin terlalu bersemangat. Megumi dan Nobara meminta maaf kepada siswa-siswi yang duduk di satu bangku yang sama. "Arigatou, Noba-chan."

Nobara menggelengkan kepala melihat tingkah Yuji. Memangku berat kepalanya pada tangan kanan. Senyuman Yuji sungguh yang paling menawan di dunia. Nobara segera menghentikan aktivitasnya kala ia tak sengaja melirik wajah lesu Megumi.

"Kau sedang sakit, Fushiguro?"

"Aku butuh pendapatmu." Nobara menaikkan alisnya, lalu meminum minuman isotonik yang ia beli. "Aku atau Sukuna senpai. Siapa yang lebih tampan?"

'delusion'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang