"Halo Osamu-kun. Ada perlu apa kesini?"
Osamu membalikkan badan dan menemukan Sakusa di samping Motoya. 'Mitsuketa.'
"Aku punya keperluan dengan Sakusa-san." seseorang yang namanya disebut hanya melipat dahinya. Fiks, bau-bau dia tidak bisa pulang dengan keadaan tenang.
"Baiklah, aku pulang duluan. Sampai nanti Kiyoomi dan Osamu!"
Mereka berdua pindah ke tempat yang lebih sepi atas ajakan Miya. Osamu melirik kanan kiri sebelum membuka suara. "Sakusa-san, tolong berhenti menatapku dengan aura gelap. Aku merasa tidak nyaman." meskipun mulutnya berkata seperti itu. Namun, wajahnya menunjukkan raut muka datar kek triplek.
"Kau telah menganggu waktuku. Cepat katakan keperluan apa yang kau punya." pandangan mereka bertemu sesaat.
"Atsumu sakit."
Sebentar, Sakusa tidak mengerti sama sekali. "Hubungan aku dengan dia apa? Menurutmu Atsumu sakit gara-gara aku gitu? Lalu, kamu mau minta pertanggungjawaban dari aku?" ucap Sakusa tancap gas.
"Ternyata kau langsung paham niatanku. Ya sudah, mulai esok kau akan menjaga Atsumu sampai hari libur berakhir." yang berbicara bersikap tenang, sedangkan sang pendengar speechless.
"Ck, kenapa harus aku?"
"Orang yang kupikirkan hanya kau. Yah, karena itu juga sih."
Sakusa menyipit matanya ketika sadar ada sesuatu yang tidak beres. "Kau tau darimana?"
"Rahasia." cowok berambut ikal itu mendecih. Permintaan Osamu terlalu menyusahkan baginya. Padahal dia akan menghabiskan hari liburnya untuk mengasah kemampuannya bermain voli.
"Oke, aku turunin menjadi satu hari. Besok kau merawat Atsumu, kemudian lusa kamu bisa menikmati sisa hari liburmu. Asalkan kau menginap di rumah Miya."
Meskipun sudah dikurangi masa waktunya, tetap saja Sakusa ogah mengurus orang yang bernama Atsumu Miya. Namun, lawan bicaranya itu sama keras kepalanya dengan si setter Inarizaki.
"Aku setuju. Sudah kan?" dirasa urusannya telah terpenuhi, Sakusa beranjak dari hadapan Osamu.
ღཾ💊 ཿ༉ ༘
Pukul 10:39, seorang Sakusa Kiyoomi berdiri di depan pintu rumah keluarga Miya. Perasaan enggan memenuhi pikiran Sakusa. Tapi hati berkata lain, ia harus menepati perjanjian kemarin. Dia berpikir bagaimana menyambut pasangan Miya nanti.
Di tengah ia memutar otak, tiba-tiba sekelebat memori terekam ulang.
"Aku ikut keluarga pergi holiday. Jadi Atsumu sendirian di rumah. Anggap saja rumah itu milikmu. Kamu bisa menggunakan kamar tamu di lantai dua samping kamar mandi. Jangan macam-macam terhadap Tsumu kalau mau 'rahasia kecil' mu masih tersimpan baik-baik."
'Ha, saudara macam apa dia yang masih bisa bersenang-senang padahal kembarannya sedang sakit. Dan menyerahkan tugas itu kepada orang asing. Dasar sampah.'
Sakusa siap menarik pintu depan, setelahnya ia menginjak kaki di dalam rumah Miya. 'Oh, ada sepasang sepatu. Apa Atsumu habis keluar?'
Sakusa memasuki rumah Miya lebih jauh hingga mencapai dapur. Dia melihat siluet seseorang berambut putih. 'Kakek Miya kah?' setelah mendekati objek, ia dapat mengetahui siapa orang tersebut.
"Rupanya Sakusa-san yang datang." Shinsuke tersenyum ramah. Namun bagi Sakusa malah sebaliknya. Tangannya yang memegang pisau membuat Shinsuke tampak seorang pembunuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
'delusion'
Short StorySekumpulan cerita ringan dari hasil imajinasi liarku. Hanya menulis pair BxB yang kusuka. Jenis karakter: 2D+manhwa/anime. Ada perubahan informasi mengenai karakter demi kepentingan cerita. Bagi yang tidak suka silahkan pergi dan jangan membuat m...